° XIII. Elheims °

523 85 10
                                    

1st Person POV

"Ini. Pakai ini saja dulu, (Y/N)," Jorge menyerahkan sebuah pedang hitam panjang dengan gagang putih berbentuk kepala elang di ujungnya.

"Eh...?" Aku memandangi pedang tersebut, kebingungan.

"Ini adalah pedangku yang kupinjamkan untuk sementara. Toh, aku juga jarang bertarung menggunakan senjata seperti ini. Pedang barumu yang kujanjikan itu masih dalam proses pembuatan. Lama, karena memang spesial. Ada satu bahan, mineral yang cukup langka dan tidak bisa ditemukan di sekitar Olvia. Ditambah, harus ada suatu proses penstabilan energi juga sampai pedang tersebut siap dipakai olehmu." Jelas Jorge panjang. "Aku akan langsung menghubungimu jika sudah benar-benar 100% jadi. Harap bersabar, ya."

"Oooh, begitu... baiklah. Terima kasih, Jorge," aku mengangguk, tersenyum sambil menerima pedang tersebut.

Tap tap tap...

Suara tapak kaki kuda terdengar mendekat ke arah kami yang sudah siap di pintu gerbang Olvia. Kami menoleh, dan mendapati sang raja berada di atas kuda coklat gagah yang digiring oleh Panglima Mabros.

"Woi?! Apa-apaan kamu naik kuda, hah?!" Sahut Samsul protes dan langsung disikut oleh Genah.

"Sul, perhatikan bicaramu!" Tegur laki-laki itu setengah berbisik, namun 'anak'-nya yang satu itu mengerucutkan bibir.

"Tapi, ini nggak adil banget! Masa kita jalan kaki, sih?!"

"Aku sudah tua, tidak mungkin berjalan kaki dan cepat-cepat sampai di Elheims," timpal Raja GM sambil menatap Samsul datar. "Ya sudah, karena semuanya sudah siap, waktunya kita berangkat."

"Jaga diri Anda, Yang Mulia," Mabros dan Jorge kompak menunduk, lalu melepas kepergian kami.

Senja telah menjelang dan kami berlarian masuk ke dalam Hutan Birch berbatang kecil. Sang raja memimpin rombongan di depan.

"Katanya Elheims itu ada di tengah laut, kan? Bagaimana kita akan menyebrang ke sana? Pakai perahu siapa?" Tanyaku langsung secara mendetail.

"Aku memiliki sebuah kapal di pelabuhan yang akan kita tuju sekarang. Seharusnya sudah disiapkan sejak tadi siang dan cukup untuk kita berlima." Jawab sang raja.

"Oh..."

"(Y/N), tadi... Mona ada menitipkan sesuatu padaku untuk diserahkan padamu," tiba-tiba Genah berada di sampingku. "Tapi, tidak enak kalau kuserahkan sambil lari-larian gini."

"Ya, tentu saja," aku tertawa pahit di akhir kalimat itu.

Hampir dua jam kami berlari. Untunglah derap kaki kuda sang raja diperlambat, mungkin karena dia menyadari deru napas kami yang tak karuan. Hanya karena suara perut seseorang yang keroncongan, kami akhirnya berhenti sejenak untuk makan malam dan beristirahat. Sinar bulan, dedaunan yang tertiup angin, hingga suara serangga atau hewan-hewan kecil menjadi teman yang baik malam ini.

Genah duduk di sampingku, merogoh sakunya, lalu menunjukkan sebuah bola berwarna abu-abu kepadaku. Aku mengambilnya sambil bertanya-tanya. Bola ini cukup kecil, kira-kira berdiameter 40-50 cm. Padat di dalam, namun terbilang cukup ringan, dan... bisa mengambang?! Aku berseru tertahan begitu bola tersebut bergeming di depan wajahku dan mengeluarkan cahaya remang, lalu berubah warna menjadi warna langit malam saat ini. Raja GM yang turut melihatku tertawa.

"Bola Kosmos, salah satu alat dalam Ilmu Astrologi yang terbilang paling sederhana. Ia hanya menyala pada waktu malam hari seperti ini dan dapat digunakan untuk meramal nasib seseorang."

"Ooh... tapi, gimana cara kerjanya sebenarnya?" Aku mencoba meraih bola tersebut, yang terasa hangat begitu menyentuh kulitku.

"Ah, kamu harusnya belajar Bahasa Bintang terlebih dahulu, (Y/N). Tapi, aku bisa memberitahu sebuah cara gampang meramal nasib menggunakan Bola Kosmos ini, bahkan manusia biasa yang tidak bisa menggunakan sihir pun bisa melakukannya." Sang raja mendekat ke arahku. "Bayangkan saja seseorang, kemudian konstelasi bintangnya akan muncul sendiri di Bola Kosmos ini. Kemudian, ia akan mengeluarkan cahaya atau warna-warna tertentu, seperti misalnya jika cahayanya terang, maka orang tersebut akan mendapatkan nasib baik. Kemudian, warna cahayanya akan menentukan hal yang lebih spesifik dari nasib baik tersebut."

"𝘼𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙍𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙒𝙖𝙠𝙩𝙪" || 𝑉𝑖𝑣𝑎 𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦 (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang