° X. Bintang Jatuh °

561 85 6
                                    

1st Person POV

Panglima bernama Jorge itu menceritakan bahwa Raja GM akan melatih Marvel mengendalikan sihir hitamnya jika Marvel berhasil dalam sebuah ujian, yaitu membunuh sang raja. Aku terkejut mendengarnya, apalagi atas betapa entengnya Jorge mengatakan hal itu. Namun, aku bernapas lega begitu Jorge menjelaskan soal sihir Manipulasi Ruang dan Waktu milik sang raja.

"Bagaimana dengan Samsul dan Peppey?"

Pertanyaanku langsung dijawab begitu sampai di tempat latihan yang dimaksud Jorge. Terlihat kedua anak itu bersama dengan dua orang lagi, satu mengenakan jubah sementara satunya lagi juga kulihat kemarin di aula singgasana sang raja.

"Yo, (Y/N)! Lu kemana aja semalem?" Samsul langsung melambaikan tangannya dan bertanya kepadaku.

"Perpustakaan," jawabku singkat. "Ngg, apakah kita bertiga akan berlatih bersama lagi?"

"Yup! Kita kan, nggak boleh kalah sama si Marvel!" Sahutnya, membuatku tertawa pelan.

"Lalu... apakah mereka ini akan menjadi guru kita?"

"Yah, biar aku menjelaskan," laki-laki yang kulihat di aula singgasana kemarin itu maju selangkah. "Namaku Mabros, salah satu panglima kerajaan ini juga bersama dengan Jorge. Yang di sana adalah Tapac, guru sihir terbaik yang pernah dimiliki Olvia. Clover berkata tentang kemampuan sihir kalian, oleh karena itu Yang Mulia Raja GM berpesan kepada kami untuk melatih kalian. Karena sihirku adalah api, maka aku akan fokus melatih Peppey; sihir Tapac adalah petir, maka dia akan melatih Samsul; sementara sihir Jorge adalah tanah-"

"Tunggu, tapi bukannya sihirnya (Y/N) angin, ya? Kok, dilatihnya sama pengguna sihir tanah?" Sela Peppey cukup mewakiliku.

"Yang Mulia Raja juga memiliki sihir elemen tanah, ditambah sihir api pula. Tidak usah heran melihat seseorang yang memiliki dua sihir elemental sekaligus. Yang Mulia Ratu juga memilikinya." Jawab Jorge dengan sabar. "Mungkin selama ini (Y/N) memang menggunakan sihir angin, namun dia sesungguhnya memiliki potensi untuk menguasai elemen lain seperti tanah. Tugasku adalah untuk membantunya dalam hal itu."

"Ooohh...." kami bertiga menyahut bersamaan.

"Ng, aku punya satu pertanyaan dulu. Mungkin sepele, sih..." aku mengangkat tangan.

"Apa itu?"

"Dari mana kalian tahu nama kami?"

"Clover yang memberitahunya. Kemarin dia berhasil membujukku untuk menitipkan pesan kepada Yang Mulia Raja, lalu respon dari Yang Mulia adalah ketetapan sepeti ini," jelas Mabros.

"Oooh..." aku mengangguk paham.

"Ya sudah, tidak usah berlama-lama lagi. Bagaimana kalau kita mulai sekarang?" Sahut Tapac yang dari tadi menyimak.

"Kita nggak bakal dites dulu kayak Marvel, kan?" Tanya Samsul polos.

"Tergantung," lelaki berjubah itu tersenyum penuh makna terselubung.

"(Y/N), ikut aku ke sini," ajak Jorge.

Aku mengangguk dan segera mengikutinya ke sebuah sudut.

"Sihir tanah ini juga bisa disebut dengan sihir 'Manipulasi Tanah dan Batu'. Artinya, kamu bahkan bisa mengendalikan batu-batu yang ada di bawah tanah. Sihir ini akan beresonasi dengan baik dalam diri seseorang yang memiliki tekad yang kuat, pekerja keras, dan berani mengambil resiko. Apakah menurutmu kamu sudah memenuhi kriteria tersebut?"

Hmm... aku memiliki tekad yang kuat untuk mencari kakakku dan kebenaran tentang Tanah Viva ini. Aku berlatih dengan giat setiap sore selama di Desa Spadia dan terus berusaha mencari kebenaran tentang Tanah Viva ini. Aku berhadapan langsung dengan Herobrine dengan harapan mendapat informasi tentang kebenaran Tanah Viva ini. Jadi...

"𝘼𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙍𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙒𝙖𝙠𝙩𝙪" || 𝑉𝑖𝑣𝑎 𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦 (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang