° VI. Kejayaan Yang Jatuh °

593 100 2
                                    

1st Person POV

"Guys, guys! Itu desa kita, guys!" Seru Marvel girang sambil berlari duluan melewati jembatan menuju pintu masuk satu-satunya desa ini. "Paa! Papa di mana? Pa!!"

Anak itu langsung sibuk mencari Genah. Gizan kelihatannya lebih tertarik dengan penampakan desa ini. Aku menuju ke arah danau bersama Marvel dan melihat Azre tengah memancing.

"Kak Azre!" Panggil kami bersamaan.

"Eh, kalian! Kalian ke mana aja, dua harian ngilang? Papa kalian cariin sampe khawatir banget, lho!" Laki-laki itu langsung berdiri dan menghampiri kami.

"Ma, maaf, kak..." Marvel menunduk.

Azre menghela napas, kemudian menoleh ke arahku. "Mereka ngikutin kamu, (Y/N)?"

Aku meneguk ludah atas pertanyaan itu. "Se, sebenarnya..."

"Azre, ada siapa?" Genah tiba-tiba muncul dan menarik perhatian kami semua.

"Papaa!!" Marvel segera melompat ke arah 'ayah'-nya itu.

"Ka, kalian?! Astaga, dari mana saja kemaren?!" Seru Genah.

"Maaf, Pa... ka, kami bertiga diam-diam ikut sama (Y/N) ke Vermillion..."

"Sebenarnya, aku yang 'menyeludupkan' mereka sampai keluar dari desa..." Aku langsung menyambung cerita dan menunduk dalam-dalam. "Aku yang bertanggung jawab, Gen. Maaf..."

Genah menghela napas panjang, kemudian memperhatikan ketiga anaknya yang tertunduk menyesal secara bergantian. "Ya sudah, yang penting kalian kembali dengan selamat. Beristirahatlah di dalam."

"Eh? Papa nggak marah?" Gumam Marvel pelan.

"Nggak... eh, sebentar Marvel... mana kalungmu?" Genah menunjuk leher anak itu.

"Yang nyelamatin kami suruh aku lepas kalungnya, Pa. Aku juga nggak tahu kenapa." Jawab Marvel sambil mengeluarkan kalung amulet dengan batu hijau itu dari dalam sakunya.

"Oh, begitu... ya sudah, kalian segera masuk sana!"

"Baik, Pa!" Marvel dan Samsul duluan berjalan, sementara Peppey berhenti sejenak di depan 'ayah'-nya itu.

"Kamu bawa siapa?" Tanya lelaki itu sambil memperhatikan Ren.

"Namanya Ren, Pa! Kami ketemu sama dia di tengah hutan. Boleh ya, dia tinggal di sini sama kita?" Pinta Peppey sedikit memelas.

Genah diam sebentar, masih memperhatikan gadis berjubah coklat itu. "Hm... baiklah,"

"Yes! Makasih, Pa!" Anak itu pun menarik Ren menyusul kedua saudaranya.

Kemudian, perhatian Genah beralih kepada Gizan.

"Kamu pasti yang menolong mereka sampai sini, ya... Terima kasih," dia menunduk sedikit.

"Tidak usah dipikirkan. Tapi... apakah kalung anakmu itu..." Gizan sedikit menyipitkan matanya ke arah keempat anak yang sedang asyik bercengkrama di atas tangga.

"Ya... itu kalung yang sama seperti dugaanmu," jawab Genah langsung dengan suara rendah.

"Eh?" Aku refleks bersuara dan keduanya langsung menoleh ke arahku.

"Ah, (Y/N), apakah kamu ingin istirahat sebentar di sini untuk malam ini?" Tawar Genah mengalihkan topik pembicaraan.

"Ng..." aku sudah memikirkan hal ini, tinggal bertanya langsung kepadanya. Aku melihat ke arah Gizan terlebih dahulu. "Gizan, kau mau ke mana setelah ini?"

"Tentu aku akan melanjutkan mencari kerajaanku. Kenapa, kau mau ikut?" Tanyanya balik dan aku langsung mengangguk, membuatnya menaikkan alis. "Sungguh?"

"𝘼𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙍𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙣 𝙒𝙖𝙠𝙩𝙪" || 𝑉𝑖𝑣𝑎 𝐹𝑎𝑛𝑡𝑎𝑠𝑦 (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang