12. Meledak

2.9K 336 56
                                    

Menjauh.

Itu hal yang Renjun lakukan beberapa hari ini. Selalu menghindar dari Donghyuck yang berkali-kali mencoba menemuinya.

Bahkan Renjun tidak akan berpikir dia kali untuk berputar arah saat melihat Donghyuck dari jarak yang jauh. Renjun seolah menyingkir dari perkumpulan sahabat-sahabatnya juga. Benar-benar tak mau melihat Donghyuck.

Ia sungguh berterimakasih pada Chenle dan Jisung yang selalu membantunya agar terhindar dari Donghyuck. Juga kondisi yang ada, karena mereka tengah melaksanakan Ujian Akhir, yang Artinya Renjun, Jeno, Jaemin dan Donghyuck hanya tinggal menunggu masa-masa lulus sekolah.

Sempat Renjun dengar dari Chenle kemarin saat anak itu bercerita bahwa ia mengobrol panjang lebar dengan Ayana yang mengatakan bahwa Donghyuck memang sedang dekat dengan gadis itu. Renjun marah, sungguh ia sangat marah pada Donghyuck. Namun, ia juga lebih marah pada dirinya sendiri yang membuatnya terjebak perasaan semacam ini dengan sahabatnya sedari kecil.

"Jun" Panggil Jeno saat mendatangi kelas Renjun.

Jeno menatap khawatir pada sahabatnya. "Lo kenapa sih akhir-akhir ini kaya ngejauh?. Kita ada salah ya sama lo? "

Renjun menggeleng singkat. "Gue cuma perlu waktu sendiri. Lagi acak-acakan aja rasanya hidup gue" Ungkap Renjun.

"Mau cerita? "

Renjung kembali menggeleng. Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja, memejamkan mata. Tak mau kembali bicara membuat Jeno menatap Renjun dengan sendu.

Donghyuck muncul, masuk ke dalam kelas Renjun saat lelaki itu memutuskan untuk terlelap.

"Tidur jen? " Tanya Donghyuck pada Jeno.

"Lo sejak kapan di sini? " Tanya Jeno dengan penasaran, karena ia tak menyadari kehadiran lelaki tan itu sama sekali.

"Em, baru aja kok" Balas Donghyuck agak sedikit canggung. "Dah yuk, kantin aja. Biarin dia tidur, kayaknya capek" Ajaknya pada Jeno.

Jeno memandang ke arah Renjun sekilas, lalu akhirnya mengangguk menuruti Donghyuck.

Donghyuck mengelus kepala Renjun dengan lembut, lalu meninggalkan sebuah roti dan juga susu untuk Renjun yang memang sudah ia bawa sebelumnya. Donghyuck menggeret lengan Jeno agar lekas meninggalkan kelas Renjun.

Tanpa mereka tahu, Renjun sama sekali tak tertidur. Ia pura-pura tidur saat tak sengaja melihat Donghyuck yang terlihat mengintip di balik pintu kelasnya. Netra rubahnya basah, bertemu dengan Donghyuck rasanya masih terlalu berat untuk ia atasi.

Renjun menatap lurus pada makanan pemberian donghyuck, mengulas sebuah kekehan sinis. Ia meremat roti itu dengan tak berperasaan, lalu ia bawa keluar. Melemparkan roti dan susu itu ke dalam tong sampah.

Mood-nya memburuk. Ia berjalan menuju wastafel di depan kelasnya. Membasuh tangannya seperti penggila kebersihan. Berkali-kali ia akan menambahkan sabun pada tangannya. Rasanya bahkan tak sudi ia memegang pemberian Donghyuck. Sakit hati dan segala pikirannya menambah buruk sosok Donghyuck di matanya.

"KAK! " Chenle memanggil Renjun dengan keras membuat beberapa orang menaruh perhatian pada mereka. Renjun sendiri terperanjat, baru keluar dari lamunannya.

Chenle mematikan keran air yang dipakai Renjun, menarik Renjun kembali menuju kelas kakaknya. Ia menatap ngeri pada telapak tangan kakaknya yang tampak sangat kering juga beberapa lecet yang timbul di sana. Padahal tadi pagi ia masih baik-baik saja.

"Lo kenapa? " Tanya Chenle begitu pelan.

Renjun hanya menggeleng saja. Membuat Chenle menghela napas.

WHAT IF I SAY? || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang