14. The other side

2.9K 326 195
                                    

Mark memijit dahinya perlahan, merasa pusing setelah mendengar cerita Donghyuck. Menahan diri untuk tidak memukul anak ini dengan membabi buta di rumah Donghyuck sendiri.

Jeno memejamkan mata, menghela napas dalam. Batinnya tiada henti mengumpati Donghyuck.

"Terus sekarang lo mau gimana? " Tanya Mark lelah.

"Mau injun"

Jeno menoyor kepala Donghyuck dengan kencang. Gemas bukan main. "Lo mau minta maaf terus temenan atau mau perjuangin dia goblok? "

"Gue mau ngelakuin apapun. I will do everything to keep him by my side" Jawab Donghyuck dengan tegas.

"Perasaan lo ke dia gimana?. Lo suka sama dia? " Tanya Mark lebih serius.

"Gak tahu"

"Lo beneran mau gue tonjok ya? " Ancam Jeno dengan mengepalkan tangannya di depan Donghyuck.

"Lo harus tau dulu perasaan lo" Kata Mark.

"Gue cuma gak mau kehilangan dia bang. Lo ngerti gak si?. Kalau emang dia suka sama gue, ya gue bakal ngajak dia pacaran. Pokoknya apapun biar dia balik sama gue! "

Duagh

"Lo kenapa mukul gue?! " Bentak Donghyuck dengan emasi ke arah Jeno yang menatapnya dengan datar.

"Gue gak akan biarin lo pacaran sama renjun, kalau lo sendiri belom tau gimana perasaan lo ya bajingan. Lo mau nyakitin renjun sejauh apa lagi sih?! " Balas Jeno.

"Bener hyuck. Lo harus tau dulu gimana perasaan lo ke renjun. Gue juga gak akan biarin lo macem-macem lagi sama dia, gue gak akan biarin lo sakitin dia lagi" Mark menambahi.

"Gue gak tahu. Yang gue tahu, gue bisa gila kalau dia pergi dari hidup gue. Bang, dia sepenting itu buat gue. Gue gak mau kehilangan dia. " Jawab Donghyuck lagi.

"Lo kayaknya masih belum paham ya? " Kata Jeno tiba-tiba.

"Lo udah buat hati renjun sehancur itu. Lo gak inget dia sampe mikir kalo lo cuma gunain dia sebagai pemuas napsu lo? Lo gak inget dia anggap rendah dirinya sendiri gara-gara lo? "

Donghyuck terdiam. Benar. Dia menyakiti Renjun sejauh itu.

"Lo mau gimana hyuck? . Gue akan dukung selama itu gak nyakitin renjun lagi" Kata Mark.

"Gak tahu"

Mark dan Jeno sama-sama menghela napas. Merasa sulit membawa akal Donghyuck kembali ke tempatnya.

"Lo sendiri sama ayana gimana? " Tanya Jeno tiba-tiba.

Donghyuck tertegun, seolah baru saja tersadar. Menjawab dengan pelan. "Gue pacaran sama dia."

Mark dan Jeno melotot.

"Maksud lo gimana anjing??!! " Todong Jeno sambil mencengkeram kerah baju Donghyuck.

"Sejak kapan hyuck? " Tanya Mark tajam. Tak memperdulikan Jeno yang seakan berambisi memukuli Donghyuck.

Donghyuck diam, tak berani menjawab.

"Jawab anjing!! "

"Gak tau, gue lupa" Jawabnya teramat pelan.

"Bangsat donghyuck! " Umpat Jeno yang lalu memukuli sahabatnya itu.

Mark melengos. Sejak kapan Donghyuck jadi brengsek seperti ini?.

"Jen udah jen. JENO! "

Jeno menghempaskan tubuh itu dengan kasar.

"Ah, sial. Tai lo. Brengsek" Umpat Jeno dengan kesal.

"Waktu lo pacaran sama ayana, lo masih sering cium-cium renjun?. Lo pacaran sebelum kalian ke pantai itu? " Tanya Mark

Donghyuck mengangguk lemah. Ia sedang berusaha bangkit. Tubuhnya terasa sakit karena dipukuli.

"Brengsek. Dude, for real?! "

Donghyuck tak lagi menjawab. Hanya melengos.

Mark mendecak keras. Ia menatap tajam pada Donghyuck yang kini terus menunduk. Mengusap kasar wajahnya.

"Gue capek. Lo nyakitin banyak orang hyuck. Renjun, ayana, chenle, jisung, jaemin, jeno, gue. Lo nyakitin semua orang. Lo nyakitin orang yang udah gue anggep adek sendiri bangsat" Kata Mark dengan lelah.

Jeno memandang lurus ke arah Donghyuck. "Gue udah berusaha sabar hyuck. Gue kira, lo gak sebrengsek ini. Gue kira seenggaknya lo bisa perjuangin renjun. Tapi kayaknya otak lo aja gak kepake anjing?. Lo bisa-bisanya jadiin renjun selingkuhan lo? Bisa-bisanya lo perlakuin dia seolah dia gak punya harga diri kaya gitu?. Bersikap seenaknya seolah lo raja. Gue udah sesabar ini hadapin lo karena lo temen gue. Karena lo sosok yang disukain sama cowok yang gue suka"

Donghyuck menatap kaget ke arah Jeno, tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Iya, gue suka sama renjun. Lo bayangin gimana gue harus nahan buat gak pukulin lo sampe mati. Gue awalnya mau ngalah karena renjun suka sama lo. Tapi kalau lo kaya gini, lo pikir gue bakal ikhlas? "

"Jen... "

Jeno melengos, muak rasanya melihat wajah Donghyuck sekarang. Ia berdiri, pergi dari kamar Donghyuck tanpa mendengarkan panggilan-panggilan dari Mark.

Mark mengela napas dengan berat. Ia menatap lelah pada Donghyuck yang seolah tersesat di pikirannya sendiri.

"Lo harus pastiin perasaan lo dulu. Lo cinta sama siapa?. Ayana atau renjun?. Pastiin dulu, pikirin semuanya." Jelas Mark.

"Baaang" Kata Donghyuck agak merengek.

"Gue cuma mau yang terbaik buat kalian semua. Kalian udah kaya adek gue sendiri. Gue bakal bantu lo nanti, juga bantu yang lain. Gue mau lindungin kalian semua. Mau jagain kalian semua. Jadi tolong ya donghyuck, ringanin tugas gue. Pastiin perasaan lo dulu, baru abis itu bertindak. Lo gak sendiri, ada gue. Bakal gue bantu" Ucap Mark sebelum meninggalkan kamar Donghyuck setelah menyempatkan diri menepuk pelan kepala sahabatnya itu.

Sekarang harus gimana? Jeno suka sama Renjun. Gimana kalau Jaemin sama Mark juga suka sama renjun?. Gimana kalau gue gak bisa bareng lagi sama renjun?

Gak bisa. Gak bisa kaya gini.

Renjun harus bareng gue!. Dia harus sama gue!

Entah bahagia atau enggak. Dia harus sama gue!

Gak ada yang bisa ambil dia seenaknya dari gue!

Renjun punya gue! Cuma punya gue!

Dia suka sama gue, dia gak akan nolak gue!

Iya kan?.

Dia punya gue!

Dia harus balik sama gue! Dia harus sadar posisinya!

Donghyuck sibuk dengan lamunannya sendiri. Dengan jalan pikirnya sendiri. Ia menatap keluar balkon kamarnya dengan pandangan tajam sambil menggigiti kukunya dengan panik. Dia akan melakukan apapun. Yang penting Renjun bisa kembali. Apapun!.

Kalut!.

Otaknya kalut. Kepalanya begitu berisik.

Tbc.

Halooo
Apa kabar kalian?
Semoga baik yaa, hehehe
Semoga suka sama chapter ini deh ya...

Sampai jumpaa lagiiii....

WHAT IF I SAY? || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang