7. Hah?

3.2K 370 62
                                    

Renjun menghentikan laju langkahnya. Duduk di bawah pohon, menyender di sana sambil menatapi rawa yang memantulkan cahaya bintang-bintang. Tempat perkemahan mereka ini bukan hutan belantara. Hanya semacam hutan kota yang dekat dengan pemukiman, jadi keamanannya terjamin.

Bahkan saat seseorang duduk di sampingnya saja, Renjun seakan tak terganggu. Ia masih fokus menatap cahaya-cahaya yang muncul di permukaan air.

"Hey, Injun kenapa? " Bisa kalian tebak dia siapa?.

Donghyuck, memangnya siapa lagi yang memanggil Renjun dengan nama Injun selain dia?.

Renjun masih diam tak ingin menjawab.

"Injun marah ya? Marah sama siapa? Sama Donghyuck kah? " Tanya Donghyuck begitu hati-hati, takut membuat mood sahabatnya ini memburuk.

"Pergi deh hyuck" Ucap Renjun akhirnya.

"Injun... "

"Gue pengen sendiri, lo ngerti ga? " Alis Renjun menukik, nada bicaranya tajam.

"Gak mau. Mau di sini" Kata Donghyuck tak mau mengalah kali ini.

"Fine. Gue yang pergi! " Balas Renjun dengan kesal. Ia berdiri, namun saat baru saja akan melangkah, lengannya ditarik oleh Donghyuck. Membuat bocah lelaki itu terhuyung, jatuh terduduk di atas pangkuan Donghyuck.

Keduanya sama-sama melebarkan mata, tak memperkirakan hal ini terjadi. Donghyuck menatap kaget Renjun yang juga memandang ke arahnya dengan tak kalah kagetnya.

Renjun berniat menyingkir, namun Donghyuck dengan cepat menahannya lagi. Kali ini adalah tindakan sadarnya.

"Bilang dulu. Lo kenapa marah? " Tanya Donghyuck menuntut.

Renjun berusaha memberontak, ia ingin kabur sekarang juga. Namun gagal. Ia jadi terkejut sendiri menyadari sesuatu, sejak kapan Donghyuck jadi sekuat ini?.

"Ck. Jawab dulu" Tegas Donghyuck. Kali ini benar-benar tak mau didiamkan.

Renjun melengos, pandangan Donghyuck terlihat menakutkan. Sudah lama rasanya tak melihat sisi Donghyuck yang begini.

"Injun! "

"Ck. Gue mau pergi! " Kata Renjun tak peduli. Dirinya masih tetap berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Donghyuck pada pinggangnya. Selain karena dirinya marah, ia juga tak mau kelepasan mencium Donghyuck. Donghyuck terlihat sangat tampan saat ini, Renjun bisa gila.

Donghyuck menggeram kesal. Ia menarik pinggang Renjun agar semakin mendekat membuat lelaki kecil itu agak terperanjat.

"Lo marah sama gue? " Tanya Donghyuck lagi.

Renjun mengalihkan pandangannya lagi, mendengus keras karena mau tak mau harus bicara. Donghyuck tak mungkin melepaskannya sebelum ia bicara.

"Iya" Jawabnya singkat.

"Kenapa? "

"Lo nyebelin"

Donghyuck mendesis geram, tak suka melihat Renjun terus-terusan memalingkan wajah saat berbicara dengannya. Ia raih wajah Renjun agak kasar agar menatapnya. Dapat Donghyuck lihat bagaimana mata rubah itu melotot dengan kaget, sedikit menghibur baginya.

"Jawab yang bener! "

Renjun mendecak, ia menatap marah pada Donghyuck kali ini. Benar-benar tajam. Emosinya terpancing. "Maksud lo apa kaya gitu?! Tiba-tiba minta tidur di tenda Bang Mark, kan lo harusnya tidur di tenda bareng gue?!. Lo gak mau sama gue? Lo gak-"

"Cuma karena itu? " Tanya Donghyuck memotong kata-kata Renjun yang pekat akan amarah.

Renjun tertawa miris, ia memukul bahu Donghyuck dengan kencang sampai pria itu mengaduh. Sorot matanya berubah sendu.

WHAT IF I SAY? || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang