Hari ini Hana baru saja menyelesaikan pekerjaan yg dia minta dari ayahnya. Gadis itu sampai bingung mau melakukan apa lagi. Karena tidak ada hal menarik untuk bisa dia lakukan akhir akhir ini. Menurutnya, waktu berputar hanya untuk tidur dan makan saja.
Genap satu bulan setelah Haruto pergi ke Belanda. Pria itu sibuk mengurus pekerjaannya disana sebelum akhirnya nanti akan kembali lagi. Genap satu bulan juga Hana sendirian dirumah. Bukan rindu, bahkan gadis itu sama sekali tidak merasakan suatu kebahagiaan mendengar kabar Haruto sudah ada di penerbangan.
Dia memilih menganti jaketnya untuk menjemput suaminya di bandara. Bahkan gadis itu sampai tidak sempat memikirkan mandi hari ini, karena kesibukan yg dia buat sendiri. Memohon pada ayahnya agar diberi pekerjaan.
Ah, bodoh!
Tapi menjemput Haruto di bandara adalah hal yg lebih bodoh lagi. Gadis itu sudah tiba limabelas menit sebelum pesawat mendarat. Itu artinya dia sudah menunggu terlalu lama kan?
Sampai akhirnya pria berjaket denim dengan jeans itu datang. Aura bangun tidur khas Haruto dan jangan lupakan kacamata hitam yg dia gunakan untuk menutup mata sembabnya.
Hana ingin tertawa saat semua gadis yg dia lewati justru kagum dengannya.
"Kenapa?"
"Coba lihat mereka, naksir sama gembel kaya lo"
"Enak aja lo!" Haruto melepas kacamatanya, lantas mengusap rambutnya kebelakang.
Sejak kapan pria itu memiliki rambut sepanjang ini? Bahkan Hana baru sadar jika pria berkaus putih ini benar benar memiliki tubuh yg sama dengan Junkyu.
Lagi?
Hana menggeleng pelan, menarik tas yg ada di lengan Haruto. Gadis itu berniat membantunya, bukan mencari perhatian gadis gadis yg sembari tadi tidak mengalihkan pandangan mereka dari Haruto.
"Lo sendirian?"
Hana dan Haruto berjalan beriringan.
"Sekertaris gue udah pulang duluan kemarin, emang sengaja"
"Kenapa?"
"Ada urusan mendadak, lagian gue masih bisa handle sendiri"
Hana menunjuk salah satu restoran. Berhubung uang kembali dan Hana belum makan dari pagi. Jadi mari makan banyak hari ini!
"Gue udah kenyang"
Hana menepuk perut Haruto "ngga ada isinya gini! Ayo makan lagi"
"Ini namanya sixpack! Emang punya lo buncit, luh liat rahang lo lemak semua!"
"Enak aja, ini investasi masa depan tauk!"
Haruto terkekeh "sejak kapan lemak jadi investasi" pria itu hanya mengikuti kemauan istrinya. Sebenarnya Haruto merindukan Hana, lebih tepatnya kecrewetannya itu.
Sebulan dibelanda serasa hidup di gua, sehari saja tanpa suara Hana dunia Haruto seperti sedang di rundung kesunyian. Bahkan seperti hari Haruto hanya diperuntukkan untuk bekerja saja. Padahal jika dia di sini, Haruto masih bisa menetralkan pikirannya diluar pekerjaan dengan kehadiran Hana.
Seperti saat ini. Rasanya Haruto menemukan dunianya kembali, dia bahkan bisa bernapas lega tanpa sesak yg sudah hampir satu bulan dia tahan.
"Kali ini gue traktir"
"Gue emang ngga bawa duit"
Haruto terkekeh mengusap puncak kepala Hana.
"Mbak, paket 2"
"Ada tambahannya lagi, Kak?"
"Buk, dia udah nikah, mbak" ucap Haruto dibalas lirikan sinis dari Hana.