tujuh

64 6 0
                                    

Disinilah mereka sekarang. Menikmati dinginnya hotel tanpa keluar kemana mana. Karena Haruto yg sibuk dengan pekerjaan kantornya dan Hana dengan drama koreanya.

"To"

"Hm?

"Hp gue lowbet nih, pinjem hp lo dong"

"Sebelah lo"

Hana menoleh dan segera mencharger ponselnya, mengganti dengan milik Haruto. Sebenarnya dia enggan memakai ponsel milik orang lain. Tapi dia harus menyelesaikan drama yg baru saja dia mulai di pesawat tadi. Kalau tidak dia tidak akan bisa melakukan semua aktivitasnya dengan tenang, termasuk tidur nyenyak.

"Apa pass,"

"Ga ada password"

"Kalo ilang?" Ucapnya sambil menggeser setiap menu.

Haruto adalah tipe pria yg simple, bahkan di menu ponselnya saja hanya tersimpan aplikasi yg memang sudah ada disana. Sisanya mungkin hanya aplikasi tambahan, dan sebuah game yg Hana yakini itu tidak pernah Haruto sentuh.

Coba lihat sekarang? Pria itu bahkan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan saat sudah sampai Jepang untuk berlibur. Pria itu bahkan rela membawa laptopnya terbang sampai negri orang.

"Beli lagi, lagian siapa yg mau ngambil hp gue"

"Dih sok kaya lo"

"Emang kaya"

"Hp ngga ada isinya gini mending buat gue"

"Bawa kalo lo mau"

"Eh? Serius?"

"Iya" Hana membuka galeri, hanya ada banyaknya sektiar 30 foto, terdiri dari 20 foto lama dan 10 foto baru.

"Iya" Hana membuka galeri, hanya ada banyaknya sektiar 30 foto, terdiri dari 20 foto lama dan 10 foto baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue kira ngga ada isinya" Hana menunjukkan pada Haruto. Gadis itu sebenarnya bisa menunjukkan 10 foto dipernikahan mereka, tapi foto ini jauh lebih menonjol dari yg lain pikir Hana.

Haruto menoleh "oh" lantas kembali bekerja lagi.

"Cuma oh?"

"Emang lo peduli? Lo butuh validasi gue atas foto itu? Engga kan?"

"Ya engga juga sih, tapi cantik ya dia? Kapan terakhir ketemu?"

"Kuliah semester 3 kayanya, waktu gue balik ke Indo"

Bukannya melanjutkan menonton, gadis itu malah meliat setiap foto itu dengan teliti. Bahkan Haruto saja sampai fokus dengan pekerjaannya karena Hana tidak menimbulkan suara apapun.

"Ngapain sih?"

Haruto mendegus, menutup laptopnya. Dia memilih merebahkan tubuhnya karena seharian hanya duduk, entah di pesawat ataupun hotel.

"Liatin ini, ini temen lo pada?"

"Mashiho, Yoshi, Asahi"

"Asahi? Gue kaya pernah liat ni anak deh"

Haruto terkekeh "itu kan sekertaris bokap lo"

"Lah, iya" kali ini Hana yg tergelak. Menyaksikan wajah Asahi yg datar, berbeda sekali dengan saat pertama kali mereka bertemu. Pria itu lebih cerita saat menyambutnya di kantor.

"Itu gue sama Yoshi emang sering buat lagu bareng,"

"Huh? Serius?"

Haruto mengangguk "dia emang punya band, sebenarnya ngajakin gue juga, tapi ya gitu lah"

Hana hanya melirik.

"Kalo dia suka banget ilang ilangan, susah di ajak ketemuan karena terlalu sibuk ngurusin bisnis bokapnya di Jepang"

"Disini?"

"Iya, nanti kita ketemu dia"

"Boleh, ey bentar"

Haruto melirik, menatap layar yg juga di tatap Hana dengan jeli.

"Ini cewek yg tadi kan?"

Haruto mengangguk.

"Nara bukan?"

"Lo kenal?"

"Lo kenal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Travis"

Hana dan Haruto menoleh saat seorang wanita baru saja datang menghampirinya. Hana tidak salah lagi, dia kembali melihat Nara di tempat yg sama sekali tidak dia duga.

"Dia?"

"Salam kenal, Nara" Hana melepas maskernya, membuat gadis yg baru saja dia jabat tangannya terkejut bukan main.

Mungkin dia bertanya tanya dengan keberadaan Hana sekarang. Tapi Hana tidak peduli itu, yg dia pedulikan, kenapa gadis itu selalu ada di kehidupannya?

"Gue Watanabe Hana"

Haruto sedikit membuka matanya lebar. Kali pertama dia melihat Hana mengucapkan marganya secara frontal didepan namanya. Memang pantas? Tapi Haruto juga tidak bisa mengelak, karena memang Hana sudah resmi menjadi istrinya.

"Ah, gue turut berduka atas kematian Junkyu" ucapnya gugup sekaligus pelan.

Harusnya dia tidak bersikap apapun sekarang. Karena dari dulu dia memang tidak terlibat apapun di hubungannya bersama Junkyu. Lalu kenapa sekarang terlihat sangat aneh? Padahal Hana hanya memperkenalkan diri sebagai suami Haruto.

"Iya"

"Lo disini juga?"

"Iya, nemenin temen gue buat beli roti"

Haruto mengangguk pelan.

"Ngga mau gabung?" Tawar Hana.

"Ngga usah, gue cuma lihat Haruto aja tadi makannya nyamperin bentar. Gue pamit ya kalo gitu"

Hana menatap punggung Nara yg menjauh.

"Travis?"

Haruto melirik, menyeruput kopi yg masih saja panas padahal dia sudah menunggunya lama untuk dingin.

"My english name and she's like it"

Hana terkekeh "ex?"

"Yeah"

"Kalian cocok, kenapa ngga nikah aja?"

"She's can't move on with her passed and,"

Hana menghela napas "lo juga, terus kenapa malah nikah sama gue? Katanya she's the one only, itu artinya lo ngga bisa move on kan dari dia?"

"Sok tau banget sih lo"

"Tau gue, gue juga bisa jawab jawaban dari pertanyaan gue sendiri kok"

"..."

"Karena kepepet dan lo ngga punya waktu buat move on dari dia, makannya lo manfaatin yg ada. Kalo bisa gue bilang, kita simbiosis mutualisme"

"Apa untungnya di gue?"

"Move on dari dia, lo tau ngga siapa yg lo sebut her passed?"

Haruto hanya diam menatap Hana.

"Kim Junkyu"

𝑻𝒓𝒂𝒗𝒊𝒔 - Haruto (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang