"Travis"
Bisikan Hana mengalihakan Haruto dari pekerjaannya. Tak biasanya, tapi kali ini Haruto menutup laptopnya sebentar untuk menatap Hana yg mendekatinya.
"Kenapa, sayang?"
"Selamat ya"
"For what?" Haruto mengerenyitkan dahinya, menatap Hana yg menyodorkan sebuah kotak.
"Tapi, aku ngga ulang tahun"
"Kamu bakal jadi ayah!"
"Wait what? Really?"
Hana tersenyum mengusap pipi Haruto. Pria itu membuka kotak berisi testpeck putih. Tersenyum lebar saat Hana mendaratkan kecupan singkat di pipi kanannya.
"Not really, tapi sukses deh buat usaha kamu bikin aku ngga tidur tiap malem"
Haruto terkekeh, menarik tubuh Hana kepelukannya.
"Aku bakal jadi daddy dan bakal ada Watanabe junior di rumah ini!"
Hana tersenyum. Sementara Haruto menarik tengkuk wanita itu, menautkan bibir mereka satu sama lain.
Kalau ada pertanyaan apa hal yg membuat Haruto akhir akhir ini. Jawabannya adalah Hana. Wanita yg mau jatuh cinta dengannya dengan menggemaskan. Kehadiran Hana yg selalu ingin terus mempelajari apa itu cinta yg sebenarnya. Jatuh cinta setiap malam dengan istrinya dan jatuh cinta tanpa beban setiap waktu.
"Makasih ya"
Hana mengusap pipi Haruto, lantas bermain dengan poni pria itu "Menurut kamu cowok atau cewek?"
"Boy"
"Tapi aku maunya girl, ayang"
Hana mendegus "bagusan juga boy, kamu bisa ajak main ps atau bola!"
"Ngga bisa, kalo girl aku lebih gampang ngasuhnya, sayang"
"Ngga mau, pokoknya boy"
"Girl"
"Boy!"
Haruto mendegus "gimana kalo kita taruhan?"
"Oke!"
"Kalo cowok aku bakal nurutin apapun yg kamu mau,"
"Kalo cewek?"
"Nanti deh aku pikirin sambil jalan"
"Dih!"
"Kenapa, sayang?"
Haruto masih sibuk berkutat dengan laptopnya. Hari ini dia pergi ke kantor seperti biasanya, hanya berbeda karena Hana akhir akhir ini suka meneleponnya kapanpun dan apapun keadaan Haruto.
"Aku pengen sushi deh"
"Boleh, mau aku beliin sekarang?" Suara lembut Haruto justru membuat Keita yg sedang sibuk duduk di sofa melirik. Pria itu tengah mencari beberapa berkas yg terselip. Dan tak biasanya dia melihat bosnya berbicara manis seperti saat ini.
"Enggak deh, nanti aja kalo kamu pulang"
"Oke, ada lagi?"
"Mau mie hitam"
"Kamu kan ngga suka kedelai hitam, kenapa tiba tiba?"
"Ngga tau, tapi pengen aja"
"Mau Jjajangmyeon? Oke sayang, nanti aku beli ya"
"Thank you, sayang"
Haruto menutup telfonnya, melanjutkan pekerjaannya tanpa sedikitpun terganggu dengan telfon Hana barusan.
"Mau saya pesankan, pak?" Ucap Keita.
"Boleh, kamu sudah selesai mencari berkasnya?"
"Sudah, pak" Keita meletakkan berkas berkas itu di meja. Lantas beranjak memesan makanan yg baru saja Hana inginkan. Selain membantu pekerjaan, sekretaris Haruto juga membantunya mengerjakan hal lain. Sudah lama semenjak Keita bersama Haruto, hanya dia yg Haruto percaya sejauh ini.
Tidak butuh waktu lama, pria itu menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari dugaannya sendiri. Haruto menegak teh hangat yg ada di sudut mejanya, lantas menutup laptop sebelum bersandar sejenak pada punggung kursi.
"Makanannya sudah siap, pak. Atau mau saya bawa sekarang?"
"Sebentar," Haruto mengangkat ponselnya yg berdering.
"Kamu tolong bawa ke rumah saya ya, saya ada client" Haruto membereskan beberapa barang yg akan dia bawa. Pria itu terlihat sedikit terburu buru.
"Tapi ngga papa, pak?" Heran Keita.
"Ngga papa, kamu sudah tau Hana kan?"
Keita mengangguk "tapi saya juga harus temani bapak, ini kan,"
"Tidak perlu, untuk kali ini saya bisa sendiri"
Keita hanya mengikuti apa yg di suruh. Pria itu segera menuju rumah Haruto untuk memberikan pesanan Hana siang ini.
Rumah masih sama saja sepinya saat dia terakhir kali datang. Hanya ada Hana yg sepertinya sedang sibuk membersihkan rumah.
"Ada apa?"
"Buk, bapak minta saya nganter makanan"
Hana mengerenyit sambil menerima pemberian Keita dengan tenang. Wanita itu sesekali mengamati sekitar yg sepi. Hanya ada pengguna jalan yg lewat dan beberapa mobil di jalanan. Sisanya dia tidak menemukan Haruto disana.
"Bapak kemana?"
"Bapak ada acara mendadak, Buk"
"Ya udah, makasih ya"
"Kalau begitu saya pamit, Buk"
Hana tersenyum. Setelah melihat sekertaris Haruto menjauh, wanita itu segera masuk. Mengambil ponselnya yg tergeletak di ranjang dan segera menghubunginya. Namun sepertinya Hana belum kalah cepat dengan bunda.
"Hana?"
"Iya, Bun?"
"Kamu lagi pengen apa? Buar bunda bawa ke rumah"
Hana sejenak diam, menatap jam dinding yg berdetak lebih lama dari biasanya.
"Engga, Hana udah minta sama Haruto kok"
"Ya udah, tapi besok bunda tetep kesana ya"
"Iya"
"Oke, see you sayang"