duabelas

56 7 0
                                    

"Jam berapa sih?! Kok baru,"

"..."

"Eunna?!"

Gadis munggil itu berlari ke arah Hana. Meminta agar dia membopong Eunna, sudah terhitung seminggu mereka tidak bertemu, di mall selepas menjemput Airi dari sekolah. Rasanya Hana senang, begitu juga dengan Eunna. Gadis itu bahkan berulang kali mengucap kata rindu saat Hana membawanya ke ruang tengah.

"Eunna mau makan apa?"

"Spaghetti!"

"Oke! Kita buat sekarang!" Serunya.

Haruto yg sembari tadi memperhatikan kedua manusia itu hanya sesekali tersenyum. Namun selang beberapa saat Pria itu segera beranjak mandi, untuk bisa bergabung makan malam.

"Uncle!"

"Eo?"

"Nenek mana?"

"Dirumah dong, mulai hari ini Eunna tinggal sama aunty ya?"

"Sama uncle juga?"

Haruto mengangguk.

"Serius?!" Seru Hana dengan penuh senyum.

"Eunna mau sama nenek aja, boleh?"

Hana menghilangkan senyumannya. Haruto yg melihat itu hanya bisa diam, dia tidak bisa memberi jawaban apapun pada Eunna atau memberi pembelaan pada Hana.

"Nanti semua mainannya dibawa kesini, Eunna bisa nemenin aunty,"

"Eunna mau pulang, uncle" ucapnya sambil mengaduk aduk spaghetti di piringnya.

"Oke! Aunty anter Eunna pulang ya habis ini?"

Lagi? Hana berubah lagi? Jadi sebenarnya ada apa sih dengan gadis satu ini? Haruto merasa bersalah tapi disisi lain dia juga kesal dengan perubahan mendadak dari Hana. Bukankah itu tidak pantas?

"Besok, Eunna malam ini tidur sama uncle" ucapnya berat.

"Oke!"

Hana menoleh, bagaimana bisa gadis mungil itu menyetujui ucapan Haruto yg bisa dibilang adalah ancaman?

"Kalau gitu habisin dulu makanannya, abis itu kita tidur ya?"

"Eunna mau tidur sama uncle"

"Boleh"

"Aunty mana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aunty mana?"

Haruto menoleh, melihat ke arah Eunna yg sudah berbaring di tengah ranjang.

"Tidur sama uncle kan sama aja tidur sama aunty"

"Tarraaa!"

Hana muncul dari balik pintu, memakai piyama kesukaannya.

"Aunty disini" ucap Eunna sambil menunjuk tempat yg biasa Haruto gunakan untuk tidur.

"Tapi itu tempat uncle"

"Uncle disini!" Seru Eunna.

Haruto menghela napas panjang. Dari pada membuat keributan malam ini, lebih baik dia menuruti kemauan Eunna.

"Disini, uncle" Eunna menarik tangan Haruto untuk mengusap rambutnya. Gadis ini tidak pernah berubah, selalu saja menggunakan trik lama untuk bisa segera tidur. Bahkan hanya hitungan menit sampai Hana menyadari itu.

"Eo?"

Haruto terkekeh.

"Gue pindah deh kalo gitu"

"Mau kemana?"

"Kamar gue"

"Disini aja, bahaya kalo tiba tiba bangun dan lo ngga ada"

Seperti baru saja di sihir, Hana kembali ke tempatnya semula. Gadis itu menatap wajah Eunna yg damai. Sambil sesekali mengusap pipinya dengan lembut.

"Lo ngga papa kan di tolak Eunna?"

"Sakit hati dikit"

"..."

"Tapi oke kok, lagi pula dia udah nyaman sama bunda daripada gue kan? Jadi wajarlah"

"Lain kali pasti dia mau kok"

"Gemes banget, jadi pengen punya anak"

Haruto melirik.

"Ngga usah geer" sindir Hana.

"Lagi pula ngga masalah kalo lo pengen"

"Dih?"

"Gue cuma menawarkan, atas dasar mau sama mau"

"Maksud lo?!" Hana mendongak.

"Ngga mungkin ngga sih bokap nyokap kita ngga berharap soal itu sama lo?"

"Mungkin, lagian mereka kan udah ada cucu dari bang Hyunsuk"

"Beda"

"Apanya yg beda sih? Sama sama cucu dari anaknya kan? Bedanya ya cuma kalo di kita guenya yg bunting, emang lo mau bunting? Kagak kan?"

Haruto menyentil jidat Hana pelan.

"Aw!"

"Bisa ngga usah crewet ngga?"

"Ya maap"

"Gue malah ngga yakin lo bisa jadi ibu"

"Maksud lo?!"

"Coba liat kelakuan lo, diluar cool pas sama gue kaya macan kelaperan lo"

"Kurang ajar, Travis!"

Haruto terkekeh.

"Pelan pelan, nanti bangun Eunna nya"

Hana menutup mulutnya dengan tangan.

"Eunna aja sampe ngga mau serumah sama lo"

"Dih?!"

"Lagian independent woman juga mau punya anak?"

Hana kali ini melirik "jadi menurut lo independent woman bukan wanita sejati?"

Haruto terkekeh.

"Lo mikir apa soal itu?"

"Apapun yg orang lain pikirin"

"Lo tu salah tau ngga, sebagian makhluk dimuka bumi ini tuh salah mikirnya independent women tuh sebenernya kaya gimana"

"Emang gimana?"

"Kita tuh cuma di tuntut mandiri, ngerjain apa apa sendiri. Bukan berarti ngga butuh bantuan orang lain, kita mau kok di bantuin cuman gengsi aja"

"Gengsi?"

Hana menoleh lagi "lebih tepatnya, kita suka kalo orang lain inisiatif ngebantuin kita, bukan kita yg minta bantuan ke mereka"

"..."

"Kalo lo mikir kita ngga mau punya anak lo tuh salah besar, gini gini juga manusia yg masih punya rasa kasih sayang. Gue bisa kalik ngurusin anak kecil, di Belanda gue suka ke panti buat main sama anak anak disana"

"..."

"Ah gue jadi kangen sama mereka" ucapnya sambil senyum.

"Jadi jangan beranggapan seolah olah independent woman tuh alien!"

Hana menatap Haruto bingung. Pria itu membeku sambil tersenyum tipis ke arah Hana. Memang ada yg salah dengan Hana? Atau dengan perkataannya barusan? Atau ucapan Hana terlalu belibet?

"Woi!"

"Bagus"

"Gue ngga minta pendapat lo!"

"Jadi lo pengen punya anak?"

"Pengen"

"Yuk?"

"Huh?!"

𝑻𝒓𝒂𝒗𝒊𝒔 - Haruto (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang