Brian akhir-akhir ini jadi sering terbangun pukul tiga dini hari. Setiap bangun dia akan selalu melihat winnie sedang membuat coklat hangat di dapur.
Winnie juga seolah paham jika Brian sering ikut terbangun ketika dirinya bangun. Setiap kali terbangun,maka dia akan mengaduk dua gelas coklat hangat di jam tiga dini hari.Dan kegiatan berjalan subuh subuh berdua seakan menjadi rutinitas barunya bersama kopi kalengan kesukaan Brian
Pemandangan lalu lalang orang yang beraktivitas di pagi hari menjadi hal yang membuat Brian suka.Selain karna jalanan masih sepi, dia jadi bisa menghirup udara pagi yang bersih.
Kadang ke duanya juga mampir untuk membeli sesuatu di market dua puluh empat jam.
Dan Brian tak pernah lupa perihal es kopi.Seoul di pagi hari memang menyenangkan.
"Kak sesuka itu ya sama kopi?"
Suatu pagi Wiinie berceletuk, dia menoleh pada Brian yang begitu suka dengan minuman hitam itu, dan tak pernah absen mengunjungi market dua puluh empat jam untuk membeli ice black kopi.
"Banget, soalnya selain kopi ga ada yang begitu ku suka"
Padahal kalau bahasa Brian begitu, konteksnya tidak sekedar berputar pada kesukaannya pada kopi
Seolah rasa suka yang lain.Dan baru dia sadari Brian tidak lagi menyebut dirinya dengan kata 'saya' ketika berbicara. Itu membuatnya tersenyum.
"Kamu memang ga suka kopi?"
Pertanyaan itu berganti padanya.
Winnie tampak berpikir."Dulu aku sih sempat suka kopi kak, tapi sekarang tidak lagi"
"Kenapa?"
"Lambung hehe"
"Kok bisa? Kebanyakan kali"
Brian berjalan beriringan, kali ini memelankan langkah kaki sebab ingin lebih lama bercengkrama.
"Kan aku dulu sempat part time di resto ayam pedas kecil kak, kadang suka ngantuk karna kipas angin selalu nyala jadi aku mulai minum kopi.-"
"- kopinya enak, karna suka aku jadi minum itu setiap hari. Tapi beberapa hari kemudian perutku sakit jadi aku mulai berhenti"
Padahal waktu itu sedang suka sukanya.
"Padahal kopi itu enak dan di sukai banyak orang "
"Ya tapi kan tetap ga bisa kak, ada hal lain yang harus di pertimbangkan selain rasa suka"
Putus Winnie akhirnya.
"Dulu memang suka kopi apa?"
"Ice black"
Mendengarnya Brian sontak melirik kaleng kopi yang sedang dia minum.
"Oh iya kak,omong omong makasih ya ponselnya"
Winnie kembali berceletuk, sesekali mengusap kedua telapak tangan mencari hangat
Remaja yang di balut jaket warna sky blu dan topi putih itu ternyata masih merasa dingin."Ngapain makasih ke aku? kan yang kasih bunda"
Brian masih tidak mau mengaku
"Ya gak papa. Biar double ,kakak kan anaknya bunda"
Gadis dengan lesung pipi itu tebar senyum manis yang bikin Brian meneguk kopinya sekali lagi.
Katanya cowok kalo gugup suka minum ya?
"Ga jelas"
Brian melengos, berjalan lebih dulu. Membiarkan yang lebih muda tertinggal beberapa langkah di belakang.
Gadis itu kemudian berlari kecil menyusul langkahnya yang tertinggal."Kok aku di tinggal kak?"
Winnie protes kecil begitu sampai di samping Brian
"Mana ada, aku kan cari tempat sampah"
Kaleng kopinya yang habis dia remat dan buang pada tempat sampah di dekatnya
Ih kan Winnie jadi malu,merasa terlalu percaya diri begitu aja.
"Kak bubur yuk" ajaknya tiba-tiba. Pikir Brian anak ini memang random sekali.
Manik cantik remaja sekolah menengah itu berbinar begitu menemukan kedai Dak- Juk yang hampir buka."Mana?"
Brian bertanya dan arah pandangnya mengikuti jemari Winnie yang menunjuk pada kedai Dak- juk yang pagi pagi sudah bersiap untuk buka.
"Wih Gilak jam segini udah laper?"
Brian lirik jam tangan yang masih setengah lima kurang.
"Iya, yuk"
Entah sadar atau tidak, sengaja atau tidak sengaja, Winnie menggandeng lengan Brian dan bersemangat mengajaknya menuju kedai.
Ketika yang lebih muda bersemangat , maka yang lebih tua justru khawatir. Takut di usir.
Mereka mendekat pada kaca kedai-, ralat, hanya Winnie yang mendekat, pengintip di jendela penuh harap.
Hal itu jelas terlihat oleh pemilik resto dak juk.Membuat bibi dengan celemek merah itu membuka pintu yang bahkan tulisan close nya belum di ganti menjadi open.
Menampilkan senyum ramah dia tersenyum pada Winnie.
Keduanya memilih untuk mengunjungi ibu penjual bubur , meskipun harus menunggu sebab keduanya menjadi pembeli pertama.
Memang dua manusia itu beneran morning person.
" Ini buburnya, silahkan di makan. "
Dua mangkuk bubur tersodor pada keduanya, uap hangat mengepul , baunya harum. Ada tambahan daun bawang di atasnya.
Karna keduanya orang pertama yang membeli jadinya mereka dapat tambahan extra ayam suwir
Waktu brian terima mangkuk buburnya,winnue otomatis ngelirik cara cowok itu makan.
Di aduk
"Di aduk kak?"
Winnie mengeryit, alisnya sampai mengerut lucu diotaknya membayangkan sesuatu.
"Iya, kenapa? kamu tim bubur ga di aduk?"
"Iya,"
"Mau nyicip? mau punya kakak?"
Win lirik bubur Brian yang udah ga berbentuk , gadis itu menolak halus bubur yang tersodor.
"Engga deh kak,makan aja aku ada sendiri hehe"
Win kemudian mulai makan bubur dia sambil meminum sebentar teh Hijau yang di sediakan.
Di suapan pertama senyum terbit karna perutnya terasa hangat."Pasti kamu ga selera liat punya kakak,"
Brian berceletuk setelah menyuap beberapa sendok.
"Eh engga kok kak"
Anak itu buru buru telan bubur hangatnya
"Bilang aja kamu ngebayangin muntahan bayi pas liat bubur kakak"
Brian iseng banget kayaknya ,winnie jadi beneran ngebayangin muntahan bayi di mangkuknya Brian
Trus secara sadar liat mangkuk punya dia sendiri.
Kok gak selera?
:)
.
.
..
.Dak-juk adalah bubur ayamnya orang Korea Selatan. Ayam tersebut disuwir-suwir sama seperti bubur
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Kita [TELAH TERBIT]
RomancePertemuan, perpisahan jatuh cinta, dan patah hari adalah sebauh siklus yang semesta ridak bisa ikut campur terlalu dalam. bertemu dan berpisah adalah siklus manusianya. perihal menetap atau sebaliknya adalah sebuah pilihan. karna tidak semua yang si...