Hari ketika Brian sedang di Landa sedih itu mulai berlalu, dia sudah merasa sedikit lebih baik. Semuanya baik-baik saja kecuali satu fakta bahwa Ane memang sedang memperbaiki hubungan mereka. Bukan sebagai kekasih, gadis itu telah menyadari bahwa mereka tidak bisa untuk bersama sama lagi. Ane hanya sedang memperbaiki hubungan mereka yang dingin sebagai seorang teman di tempat kerja yang sama.
Iya benar ke duanya memang dalam satu kantor.
Jalan subuh seperti biasanya antara Brian dan Winnie mulai jarang di lakukan sebab gadis sekolah menengah itu sibuk dengan pelajaran tambahan sampai olimpiade di lakukan.
Dia jadi sering pulang sedikit terlambat dan kelelahan sehingga tidak lagi bisa bangun subuh. Sejak saat itu juga coklat panas di ruang tamu hanya berakhir segelas sebab Brian membuatnya sendiri. Tapi tentu tidak seenak Buatan Winnie.Di sisi lain Sekolah tampak ramai di jam istirahat. Para murid berbondong bondong memenuhi kantin atau hanya memakan bekal di kelas.
Sedangkan Winnie malah berakhir di ruang wali kelas. Ruangan kecil itu tampak tenang sebab Winnie tengah sibuk dengan selembaran di tangan."Pak ini benar ya? tidak salah?"
Winnie bertanya memastikan, tidak percaya ketika namanya tercantum pada juara satu olimpiade.
"Iya benar ,ini namamu kok nak,selamat ya"
Wali kelas kembali memberikan selamat,senang karna anak didiknya bisa melampaui beberapa pesaing dari sekolah lain, juga senang karna winnie bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah di fakultas ternama.
Tapi berbeda dengan wali kelas yang di balut rasa senang. Winnie justru merasa sedikit tidak senang.
Bahkan ketika kembali ke kelas pun,dia menjadi tidak bersemangat seperti biasanya,walaupun teman temannya bahkan memberi selamat juga berbagai makanan ringan. Dian bahkan repot repot membeli susu juga ciki rasa keju kesukaan Winnie
Euphoria itu terasa singkat,karna semua kembali tertib ketika guru jam berikutnya memasuki kelas.Dia bahkan sedikit tidak fokus,berakhir buku tulis yang ia coret coret kecil di pinggirnya untuk mengusir suntuk.meski itu tidak meringankan kegundahannya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Brian terbangun Pukul tiga dini hari, lagi.
Terlalu terbiasa bangun bersama winnie dia jadi tidak mengantuk sama sekali padahal semalam dia tidur cukup larut.
Biasanya dia akan meminum coklat hangat buatan anak itu sebelum jalan jalan pagi seperti biasanya.Tapi pagi ini, ketika keluar kamar dia sama sekali tidak menemukan atensi yang lebih muda di dapurnya.
Tidak ada denting sendok yang beradu dengan gelas untuk se-mug cokkat hangat seperti biasanya.
Dia celingukan diliriknya kamar win yang masih tertutup rapat.
Lalu diliriknya sepatu yang ada di rak dekat pintu.
Sepatu biru win yang biasanya anak itu gunakan untuk lari kini masih tersimpan rapi di sana, padahal beberapa detik yang lalu dia berpikir win mungkin saja jalan jalan pagi seorang diri.
Melangkah ke arah kamar win pelan,dia buka pintu itu sedikit lalu melihat ke dalam kamar,ada gundukan di balik selimut.
Win masih disana,tidur dengan pulas."Mungkin dia kelelahan."
Ditutupnya lagi pintu kamar win,akhirnya dia beranjak ke dapur sendirian untuk membuat susu hangat, menghabiskannya sambil duduk di sofa lalu pergi jalan seorang diri.
.
..
Brian membawa kantung berisi bubur hangat dalam sterofom , dia meletakkan sepatu pada tempatnya.
Begitu masuk rumah, pintu kamar win sudah terbuka , gadis itu terlihat menata keperluan sekolahnya kedalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Kita [TELAH TERBIT]
RomantizmPertemuan, perpisahan jatuh cinta, dan patah hari adalah sebauh siklus yang semesta ridak bisa ikut campur terlalu dalam. bertemu dan berpisah adalah siklus manusianya. perihal menetap atau sebaliknya adalah sebuah pilihan. karna tidak semua yang si...