17.Something Wrong

194 37 1
                                    

Sudah sejak beberapa bulan yang lalu winnie  sangat antusias tentang fakultas kedokteran. Setidaknya itu menurut Brian.

Lalu kebiasaan tentang bekal yang meskipun hanya berakhir pada sosis gosong atau telur setengah matang yang selalu Brian buatkan setiap pagi. Juga sekotak buah mini market yang sering Brian kirim untuk Winnie makan di jam tambahan sekolah menjadi kebiasaan yang menurut gadis itu  manis.

Kebiasaan jalan jalan pagi juga beberapa kali masih keduanya lakukan. Termasuk menghabiskan susu karna Brian melarang Winnie meminum kopi karna anak itu bahkan sering kali lupa untuk makan.

"Selamat ya,akhirnya kamu bisa masuk Hanyang  Yeay"
Dian berseru senang, beberapa kali menepuk nepuk pundak win tidak santai.
Keduanya berada di depan papan Mading, dimana selebaran dengan foto win terpampang, Murid yang membanggakan sekolah

"Ah tidak mau tau traktir aku makanan yang enak hari ini"

Winnie hanya terkekeh senang,keduanya berlalu menuju kantin
Menghabiskan makan siang bersama.
Tentu dengan bekal kiriman dari Brian
.
.
.
.
.

Winnie pulang dengan perasaan campur aduk, senang sekaligus kaget juga sedih.
Tidak menyangka dia lolos menjadi peserta yang menerima beasiswa.
Makin terkejut lagi ketika pulang ternyata di rumah sudah ada bunda dan nenek.

Kata Brian bunda sudah mendengar tentang pengumuman Winnie  yang sudah di terima di universitas ternama dari wali kelas yang kebetulan Teman bunda semasa kuliah, di kabari sore begitu si Bunda mengajak nenek untuk pergi ke Seoul di antar oleh ayah.
Bunda bahkan memasak ayam merah, membawa banyak makanan untuk pesta kecil kecilan yang sudah di rencanakan bunda.
Sedangkan nenek menangis haru dan sedih  karna akan di tinggal cucu semata wayangnya lebih jauh lagi

Keduanya memilih menginap setelah menghabiskan makan malam dan sedikit bercengkrama.

"Jadinya kamu berangkat Minggu depan?"
Pertanyaan bri mengambang di udara.Keduanya berada di kamar winnie karna kamar Brian di pakai bunda dan nenek.

"Iya kak, kenapa?"

"Gak papa"

"Padahal aku sudah penasaran "

Nada win yang lirih itu sukses membuat Bri menoleh pada yang lebih muda.

"Kenapa? Kamu mikir sesuatu tentang kakak?" Tanya Brian yang sekarang malah ikut penasaran.

"Kirain bakal kangen"

"Ya jelas kangen lah"

"Kirain engga"

"Kangen lah Pooh, aku bakal kangen nanti ga ada yang nungguin aku pulang. Ga ada yang aku ajak jalan jalan subuh, ga ada yang bikinin aku coklat panas kayak biasa."

"Coklat panas buatanku enak ya?"

"Iya"

"Itu, coklatnya dua sendok dan susunya sedikit saja tambah sirup kopi sedikit saja"

"Tapi kalau itu bukan buatan kamu rasanya akan beda, resepnya sama tapi rasanya jadi beda nantinya"

Hening sejenak, Bri sedang merangkai kalimat di kepala begitupun Winnie yang kini menatap sayu pada udara hampa.

"Nanti kamu kalau sudah di sana jangan lupa kabarin kakak ya. Kalau liburan bilang biar kakak Jemput"

Sejauh Brian berceloteh win hanya iya iya saja Sampai pada kalimat 'jemput'

"Kak,win bisa balik sendiri"

"Gak papa, bilang aja nanti kakak jemput, atau kalau mau biar kakak yang kesana terus nginep"

Detak Kita [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang