"Wah akhirnya anak bunda ga jomblo lagi!"
Bunda berseru heboh yang di mata Bri terlihat agak berlebihan."Habisnya bunda kira kamu bakal jadi perjaka tua!"
Bri sendiri cuma merengut sambil tangannya tetap mencuci piring kotor bekas makan siang bersama bunda dan win.
Hari ini memang Bri dan win memilih pulang kampung untuk mengunjungi bunda,kebetulan ayah juga pulang,sayangnya mereka tidak benar benar pulang kampung berdua.
Tapi entah kenapa Jeff,anak muda kaya raya yang menjabat sebagai bos nya di kantor itu mendadak ingin ikut.dia juga baru tau jika Jeff adalah teman win.yang secara teknis Jeff dan win adalah adik tingkatnya."Memang kak Bri ini apa tidak pernah pacaran ya te?dia kan wajahnya lumayan masa tidak ada mantan satu pun"
Ini Jeff bukan win yang bertanya,entah kenapa bunda dan Jeff begitu akrab dan cocok ,benar benar seperti sepasang trouble maker yang sukses membuat Bri sakit kepala,juga entah sejak kapan keduanya akrab,benar benar seperti teman lama yang baru saja berjumpa.
Jeff memutuskan memanggil Brian kakak,karna katanya di luar kantor Brian terhitung sebagai kakak tingkat yang lebih tua.
"Brian ini memang tampan seperti papanya,tapi sayang sekali sifatnya benar benar seperti kulkas tujuh pintu,memangnya gadis mana yang mau dengannya,galak begitu,belum apa apa juga mereka yang suka takut"
Bunda tertawa kemudian ,win cuma tersenyum kecil lalu melirik Brian yang baru saja datang dadi mencuci piring.
"Bukan begitu Bun,kan Brian sukanya win"
Duh:)
Brian benar benar baru saja sebentar mengucapkannya ,tapi wajah bunda sudah mengejek ke arahnya.
"Halah,dulu padahal waktu bunda kabari Kalau win datang sok sok menolak,sok ga mau repot dengan anak orang,ternyata cinta juga sekarang"
Win cuma diam mendengarkan."Tapi omong omong,kok kamu bisa suka juga sih win sama Brian anak ini kan kolot sekali soal cinta"
Bunda bertanya,,Brian benar benar menjadi bahan bualan bundanya .
Anak itu kemudian melirik ayah yang cuma diam,ini ga ada niatan bantuin Brian gitu?"Kalo win sih kayaknya suka duluan sama kak Brian,habisnya dia lucu,depannya saja galak tapi dia aslinya baik sekali kok Bun"
Win tertawa ketika mengingat semua tingkah Brian
"Masa sih"
"Iya Bun,masa ya,waktu itu kan win sempat sering lupa makan karna belajar,tapi suka minum kopi supaya tidak ngantuk,eh tau tau besoknya kak Brian isi semua kulkasnya dengan tiga dus susu"
Bunda menatap Brian tak percaya ketika win bercerita dengan semangat.anak ini ternyata benar benar kecebong ayahnya
Mirip sekali heran."Trus ya,waktu itu win lagi suka sukanya sama ciki pedas rasa udang,waktu win kasih dia ga mau,katanya ga enak dan pedas,trus win kan disuruh beli ayam ,eh tau tau cikinya sudah raib ke perut kak Brian,lalu di rumah tiba tiba saja ada satu rak penuh ciki dan jajan jajan di kamar win,katanya biar win ga jajan sembarangan hehe"
"Hilih"
Bunda memasang wajah mengejekSedangkan Brian akhirnya melipir sambil mengajak win ke kamarnya,meninggalkan bunda yang masih mengejek karna sifatnya sama persis dengan ayah waktu muda.
Ya gimana Bun kan Brian telurnya ayah.
..
.
.
.
.
.
."Kakak malu yaaa???"
Brian tidak menjawab,tapi malah mendorong win sampai jatuh ke kasur empuk miliknya,dan mendekap erat anak itu.
Kakinya bahkan di naikkan melingkari pinggang win
"Ini win cosplay jadi guling ya kak?"
"Jangan panggil kakak"
"Lho kenapa,kan biasanya begitu.memang kakak mau di panggil apa?"
Win bingung karna Brian diam saja menatapnya,pacarnya ini kenapa sih
Lalu bagian mengejutkannya adalah ketika Brian menariknya lebih dekat, mempersempit jarak sampai win benar benar menempel dengan dadanya ,ini sih yang win rasakan lebih banyak romantisnya padahal sesak.tapi karna win gugup dan suka jadi tak apa deh.
"Maunya di panggil sayang, kan kamu pacarku sekarang "
Ohh....
Win tersipu malu setelahnya.
Iya kan pacar:)
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Kita [TELAH TERBIT]
RomancePertemuan, perpisahan jatuh cinta, dan patah hari adalah sebauh siklus yang semesta ridak bisa ikut campur terlalu dalam. bertemu dan berpisah adalah siklus manusianya. perihal menetap atau sebaliknya adalah sebuah pilihan. karna tidak semua yang si...