Seoul sedikit lebih dingin malam itu, mendekati musim dingin yang akan tiba beberapa Minggu lagi, membuat udara mulai turun dan menjadi berkali lipat lebih dingin.
Brian juga turut merasakannya. Jemarinya memutih, dingin membuat dia mengantri untuk mendapatkan kopi di salah satu kedai yang ramai karna orang orang juga memilih minuman hitam itu untuk menghangatkan diri.
Dia memesan kopi latte juga satu kotak macaroon warna warni berbagai rasa.
Hari ini sepulang kerja dia tidak langsung kembali ke kontrakan, dia menyempatkan diri mampir pada resto penjual ayam goreng. Setelah itu mampir sejenak pada pusat perbelanjaan.
Kaki jenjangnya melangkah dengan tegas menuju pada store yang menjual sepatu dengan merk terkenal.
Memilih sejenak, namun atensinya jatuh pada dua sepatu yang menurutnya bagus.Satu bewarna purple muda dan putih dengan detail abu yang Simple.
Berdiri pada etalase yang sama untuk beberapa waktu membuat dia di hampiri oleh seorang pramuniaga yang menyapa dengan ramah. Menanyakan perihal Brian membutuhkan bantuan atau tidak."Bisa tolong pilihkan sepatu untuk seorang gadis?"
"Kekasih anda tuan?"
"Ya"
Pramuniaga wanita itu mengulum senyum ramah, oh pantas berdiri lama ternyata memang sedang memilihkan untuk kekasih.
"Apa kekasih anda menyukai salah satu dari warna ini?"
"Aku tidak tau warna kesukaannya, tapi dia tampak cocok menggunakan apa pun. Ini untuk hadiah kelulusannya bisa kamu tolong pilihkan warna yang pas?"
Pramuniaga itu tampak berpikir sejenak.
"Saya rasa yang ini lebih baik, tampak cantik. "
Pramuniaga itu menunjuk sepatu putih
Dengan detail abu abu."Terima kasih, bungkus kan itu untukku"
"Baik , silahkan di tunggu sebentar dan melakukan pembayaran di sebelah sana tuan"
Membawa sepatu itu dan mengarahkan Brian pada staff kasir tak jauh dari sana.
***
"Pantas di depan sepi sekali ternyata semua berkumpul di sini?"
Brian muncul di ambang pintu kamar Win, memperhatikan ada Nenek dan Bunda yang malam ini membantu Winnie menata baju dan barang keperluan Winnie untuk berangkat besok.
" Kok kamu pulangnya telat ko?"
"Mampir beli ayam sama macaroon bentar Bun"
"Trus ayamnya mana?"
"Di meja makan,"
"Oh ya udah"
Bunda menganggukkan kepala singkat, sebelum menatap lagi Brian yang kini masih di posisi semula."Kamu ngapain masih di sini?"
"Gak boleh?"
"Enggak lah, pulang kerja tuh mandi dulu sana. Baumu sampe sini"
"Brian ga bau ya enak aja wangi kok"
Dia menyaut tidak terima , mengendus tubuhnya yang memang masih wangi parfume yang dia kenakan saja wanginya masih tercium meskipun samar
"Trus memang kalau masih wangi kamu tidak mau mandi? Dasar jorok! Bunda bilang Ayah ya"
"CK, iya iya dasar tukang Cepu"
Kepergian Brian dari sana membuat tawa Winnie dan nenek mengudara. Rasanya lucu melihat Bunda memang suka sekali menggoda anaknya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Kita [TELAH TERBIT]
RomancePertemuan, perpisahan jatuh cinta, dan patah hari adalah sebauh siklus yang semesta ridak bisa ikut campur terlalu dalam. bertemu dan berpisah adalah siklus manusianya. perihal menetap atau sebaliknya adalah sebuah pilihan. karna tidak semua yang si...