06. hukuman

148 30 13
                                    

Hallo, Amaya dan kawan-kawan bakal update jam 5 sore ya. Menemani ngabuburit kalian.

Vote dan komen nya dulu ya

“ mana si farel? Belum datang juga?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mana si farel? Belum datang juga?”

Fabian mengerdikan bahunya, lagi pula jika Farel ada disana pasti sudah terlihat. “ belum datang, udah gue bilang dia mah ngaret!”

“ kenapa kemarin gak Lo aja yang bawa? Udah tau temen Lo tukang ngaret.”  kata Amaya seraya berkacak pinggang di ambang pintu kelas.

Sudah hampir mendekati bel masuk dan pasti pagar sudah akan ditutup oleh satpam, bisa gawat jika Farel dan Tian belum sampai dalam waktu 5 menit lagi. Besar resiko yang Amaya ambil dengan memilih tidak ikut upacara dan menunggu teman satu kelompoknya di depan gerbang.

" Gue mau kedepan, Lo upacara aja."

Fabian yang melihat itu menjadi ragu untuk ikut berbaris, masa iya dia yang juga anggota kelompok 2 itu malah diam melihat kekacauan kelompoknya sendiri.

" Anjir banget si farel!" Ujarnya sambil berlari mengejar Amaya yang sudah jauh di depan nya.

“ gue ikut.” ucap Fabn ketika sudah berhasil menyusul langkah Amaya.

Dua orang yang kini terlihat seperti komplotan maling yang berusaha menyelinap mencari jalan keluar dari kerumunan orang-orang, Amaya dan Fabian melihat keadaan sekeliling dan memastikan tidak ada guru piket yang melihat mereka berjalan di jalan sempit antara Laboratorium dan ruang kepala sekolah.

" Lo liat coba, takut ada pak Angga." Tutur Amaya.

Fabian mengintip keluar dan kejutan ada di depan mata, bukan hanya pak Angga yang ada disana melainkan ada guru lainnya yang ikut berjaga dan merazia siswa yang tidak memakai atribut lengkap.

Sial, kali ini Fabian juga tidak memakai pin sekolah.

" Duh! Ada guru piket, gue gak pake pin." Fabian panik, membuat situasi di tempat sempit itu terasa sesak.

" Bian! Shuuut–"

Amaya menempelkan telunjuknya pada bibir Fabian, menyuruh orang itu untuk diam dan tidak bersuara. Bisa-bisa pak Angga yang mempunyai Indra pendengarannya sangat bagus itu mendengar suara mereka dan menangkap basah aksi gila ini.

" Jangan berisik, " bisiknya tepat di telinga Fabian, posisi mereka sudah bukan dekat lagi. Mau tidak mau mereka harus berdiri berhadapan agar tidak terlihat, bahkan Amaya dapat mendengar jelas degup jantung Fabian.

Love Zone - I'm To SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang