Rasanya di cocoklogikan oleh teman-teman nya itu tidak enak, walaupun sempat tumbuh rasa tapi dia tidak mungkin bisa bersanding dengan Fabian yang jelas-jelas dekat dengan banyak wanita bahkan salah satunya adalah sahabat dia sendiri.
kepribadian ny...
Hallo semuanya, menjelang buka mari membaca yang mani-manis kaya Fabian Hehhe
-----
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Gimana nih rasanya?"
" Rasa apaan?" Amaya balik bertanya kepada cowok jangkung yang berdiri di sampingnya itu.
" Dihukum bareng Lee min ho, Lo kan ngefans sama gue."
Seolah jijik, Amaya memperagakan seolah olah memuntahkan sesuatu ke arah lain." Amit-amit, mana ada lee minho kaya gini."
" Gue terlalu ganteng ya kalau dibandingin sama lee Minho? Ayo, lo mau fotbar gak? " Fabian menyisir rambutnya ke belakang, tentu tanpa menggerakkan tangan nya yang sedang hormat.
Dug!
" Akh!"
Fabian meringis kesakitan saat kakinya yang memang sudah terasa kram mendapat benturan bola cukup keras hingga akhirnya dia terjatuh.
" Heh! Kenapa kamu gak hormat? Berdiri!"
" Pak, dia kesakitan itu! Masa disuruh berdiri sih?" Amaya jelas marah, apa Angga tidak melihat Fabian sampai memejamkan matanya karena menahan sakit.
" Kenapa kamu jadi marah sama saya? Kamu pacarnya?" Pak Angga berkata demikian seraya menatap penuh selidik.
" Bukan soal itu, saya masih punya rasa kemanusiaan. Temen saya kesakitan masa saya diemin? Bapak harusnya bertindak tegas dong!" Balas Amaya kian berani melawan Angga.
" Yasudah! Bawa dia ke UKS" katanya sambil menujuk Fabian," dan kamu gantikan hukuman dia, hormat sampai jam istirahat pertama."
" Lho?! Ko jadi double?" Amaya mengacak rambutnya, menyesal sudah dia menolong Fabian jika ujung ujungnya dia juga yang dirugikan.
Pak Angga tidak lagi menghiraukan Amaya, dia mengumumkan kepada siswa lain yang ada disana bahwa hukuman sudah selesai.
Fabian sudah berada di uks tapi kondisinya tidak membaik, melainkan semakin memburuk dimana dia mengatakan kakinya kebas dan tidak bisa digerakan. Tentu saja petugas pmr mendiagnosa bahwa ini luka yang cukup serius, alhasil Fabian harus dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai.
" Pak-pak! Kaki saya gak bisa digerakin, aduh." Fabian meringis kesakitan saat Pak Angga menyentuh bagian kaki sebelah kirinya.
" Kak Fabian ngerasa kaya gimana? Kram?" Tanya petugas pmr itu secara bertubi-tubi, memastikan kaki Fabian hanya kram, bukan patah.
" Gak kerasa apa-apa, tapi sebelah sini sakit." Katanya sambil menunjuk lutut sebagai batas bagian yang terasa sakit dan yang baik-baik saja.
" Masih kuat jalan?" Pak Angga kini mulai ikutan panik, sampai Fabian terlihat ingin menangis.
Fabian menggeleng dan pasrah, mau menangis tapi dia malu, tidak menangis tapi sakit " Enggak, saya gerakin aja sakit."
Sedangkan perempuan yang beberapa menit sebelum kejadian sempat bercanda dengan nya datang dengan wajah panik, dia datang dengan Jefian. Setibanya dia disana hal pertama yang Amaya lakukan adalah mengecek dahi Fabian.