Pagi telah menyising dengan matahari yang sudah berada tepat di atas kepala manusia dan Taeyong mulai mengerjapkan matanya pelan, tubuhnya terasa sangat sakit dan remuk semuanya terutama bagian vital utamanya.
Sekelebat bayangan ceonya menidurinya, mendadak memenuhi seluruh memorinya hingga Taeyong langsung bangun seketika, mengabaikan tatapan datar dan dingin dari seorang pria yang tak lain dan buka Jaehyun yang begitu memperhatikannya.
"Kau sudah bangun? Baguslah, aku kira kau tidak akan bisa bernapas lagi." ucap Jaehyun santai, dia bahkan sudah berpakian rapi dan menyesap menikmati kopinya.
"Kenapa tuan melakukannya padaku?" tanya Taeyong dengan mata berkaca-kaca, hatinya cukup retak melihat dirinya yang sudah tidak suci lagi.
"Maaf aku tidak bisa mencegahnya, aku mengalami rut tadi malam dan kau muncul tiba-tiba, aku tidak bisa menahan hasratku untuk menyentuhmu terlebih Jayden menyukai aromamu. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa mencium pheromonemu." jawab Jaehyun dengan santai. "Sekarang pakai pakianmu, lupakan kejadian semalam. Kau hanya seorang omega resesif kau tidak perlu khawatir akan hamil."
Ucapan Jaehyun sungguh menampar dirinya dan membuat Taeyong menangis dalam diamnya ini bukan soal dia omega resesif ataupun bukan tapi ini soal harga dirinya, betapa mudah bosnya itu berbicara seperti itu tanpa peduli jika kata-kata itu menyakiti perasaannya. Dia juga tidak tahu mengapa dia begitu mudah dan bisa terjebak dalam malam panas itu, dia sangat menyesali mengapa malam itu dia datang ke toilet itu dan bertemu dengan Jaehyun.
Tanpa banyak bicara Taeyong memunguti semua pakaiannya lalu memakainya cepat di depan Jaehyun tidak peduli jika Alpha itu begitu memperhatikan kemolekan tubuhnya, ataupun rasa sakit yang diderita akibat pergumulan semalam yang begitu panas. Dia hanya ingin pulang cepat dan menangis di rumah.
"Kau menyakiti perasaannya dengan berbicara seperti itu bodoh! " ucap Jayden yang tiba-tiba muncul dan memindlik, Jaehyun.
"Aku hanya berbicara sebuah fakta jika dia tidak perlu khawatir soal kehamilan, sekalipun aku mengeluarkan seluruh spremaku dalam tubuhnya, dia tidak akan hamil. Dan dia adalah omega, sudah sepantasnya melayani seorang alpha." jawab Jaehyun santai.
"Bukan itu bodoh, kau seharusnya meminta maaf dengan baik Jaehyun. Kau melukai harga dirinya. Aku tidak suka, terlebih lagi...lihat dia menangis." geram Jayden yang di mana Jaehyun masih juga tidak memahami maksudnya.
"Aku tidak paham maksud ucapanmu Jayden, tapi mengapa kau tiba-tiba jadi peduli dengan omega resesif itu, ingat dia tidak memiliki wolf kau tidak bisa jatuh cinta dengannya, kau tidak bisa mating dengannya jika kau menjatuhkan hatimu padanya. Ingat matemu." Jaehyun menyadarkan Jayden yang dia rasa telah jatuh hati pada omega resesif itu.
"Persetan dengan mate, wolf ataupun mating jika hatiku menginginkan dia maka kau juga harus menginginkannya. Aku tidak tahu apa yang membuatku berubah tapi aroma lavender dan mawar dari tubuhnya sangat terasa mengusik penciumanku dan membuatku candu Jaehyun." jawab Jayden dengan serius dan melolongkan suaranya.
Setelah itu Jaehyun memutuskan mindlink lalu menatap Taeyong yang sudah bersiap untuk pergi. "Ku antar pulang."
"Tidak perlu tuan Jaehyun, aku akan pulang sendiri." ucap Taeyong dengan wajah lusuh, serta air mata yang menetes lalu pergi begitu saja dari ruangan Jaehyun.
Sedangkan Jaehyun sendiri, mendadak pikiran dan hatinya terasa kalut hanya karena wajah manis itu menangis. Ditambah ucapan Jayden juga yang semakin membuat perasaannya terasa bimbang.
"Sialan, aku kenapa?" gumamnya kesal.
Taeyong memutuskan untuk berjalan kaki dengan pandangannya yang sedikit memburam karena kacamatanya ada di ruangan Jaehyun. Orang-orang menatapnya dengan tatapan yang tidak suka dan menghindarinya terutama saat mereka mencium aroma alpha yang sangat kuat membaluri tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna Is Omega Resesif
FanfictionTaeyong hanyalah omega resesif yang sama sekali dalam hidupnya tidak pernah menginginkan untuk memiliki mate ataupun pasangan. Dia lemah, tidak memiliki perofome ataupun wolf, semuanya terasa sangat hambar. Tapi naas malam itu dirinya ditarik oleh...