Beberapa menit kemudian akhirnya Taeyong bangun dan menemukan Ten yang memandangnya dengan tersenyum lembut.
"Ten...."
"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Ten dengan lembut memotong ucapan Taeyong.
"Aku baik." Taeyong berusaha untuk bangun dan Ten segera membantunya. "Terima kasih, Ten aku ingin pulang ke rumah."
"Tunggu kondisimu benar-benar membaik ya. Tapi kata dokter Doyoung kau bisa pulang jika keadaanmu tetap stabil." Ten tersenyum lembut dan mengusap pelan kepala Taeyong.
Taeyong mengangguk mengerti lalu menatap sekitar dan tidak menemukan Jaehyun ataupun Johnny.
"Jaehyun dan Johnny kembali ke kantor ada beberapa urusan yang harus mereka selesaikan. Tapi nanti malam mereka akan kembali ke sini dan menjagamu." Ten sepertinya tahu jika Taeyong mencari keberadaan Jaehyun dan Johnny.
Taeyong mengangguk mengerti lalu menundukkan wajahnya. "Ten, maafkan ucapanku saat aku mencoba bunuh diri di rooftop yang mengatakan kau tidak tahu apapun tentang diriku padahal aku sangat tahu hanya dirimu yang paling mengerti aku. Kemarin aku terlalu terbawa emosi hingga berbicara sangat kasar padamu, aku minta maaf."
"Iya tidak apa, jangan dipikirkan lagi ya yang terpenting kau harus menjaga kesehatanmu dan juga janin dalam kandunganmu." ucap Ten dengan tersenyum tulus. "Oh ya anak dalam kandung tidak hanya ada satu tapi sepasang janin kembar."
Ucapan Ten membuat Taeyong seketika itu juga tersentak terkejut, dia terlihat tidak percaya. "Apa dua janin? Aku akan memiliki anak kembar?"
"Iya Taeyong, karena itu kau harus menjaga kesehatanmu dengan baik. Aku, Johnny dan Jaehyun akan menjagamu." jawab Ten dengan senyum bahagianya.
"Apa aku bisa bertahan Ten? Aku tahu, aku omega resesif hamil anak kembar bukanlah suatu hal yang baik, bagaimana jika aku tidak bisa bertahan karena tubuhku yang lemah ini." lirih Taeyong dengan wajahnya yang sedih.
"Apa yang kau katakan Tae? Kau harus percaya pada dirimu sendirian, aku yakin Jaehyun tidak akan tinggal diam membiarkanmu dan juga calon anaknya dalam keadaan bahaya. Dia pasti akan sangat menjagamu, jadi jangan berpikir buruk seperti itu." ucap Ten dengan lembut dan Taeyong mengangguk pelan dengan tangan yang terus mengusap lembut perutnya.
"Baiklah sekarang ayo makan tadi aku membawakan sarapan untukmu." Ten membuka kotak makan dan semerbak harum makanan rumah tampak menggugah selera Taeyong. "Aku akan menyuapimu ya."
Taeyong mengangguk senang dan Ten segera menyuapinya, awalnya semua baik-baik saja tapi disuapin ke enam, Taeyong terlihat mual dan ingin muntah lagi membuat Ten akhirnya menyudahi menyuapi Taeyong makan. "Baiklah cukup lima suap saja, biar nanti Jaehyun saja yang menguapimu makan."
Ten memberikan air minum yang langsung Taeyong minum hingga habis."Terima kasih Ten."
Ten tersenyum manis dan mulai mengajak Taeyong mengobrol banyak hal tentang hubungannya, dia yang tidak sabar dipanggil uncle dan masih banyak lagi, Taeyong lagi-lagi tersenyum dan tertawa. Lalu di siang harinya Doyoung memeriksa keadaannya yang cukup stabil, besok pagi dia sudah boleh pulang.
Taeyong sangat senang mendengarnya, siang itu Taeyong mencoba makan sendiri tapi tetap saja dia yang terus mual dan tidak bisa menghabiskan semua makanannya, Ten sangat bingung dan kasihan melihat temannya yang tidak bisa makan dengan nyaman tapi dia juga tidak tahu harus melakukan apa, Doyoung sudah memberikan obat anti mual tapi Taeyong tetap saja mual.
Di malam harinya Ten masih menjaga Taeyong hingga Taeyong tertidur barulah Jaehyun dan Johnny datang.
"Baby maafkan aku ya, kita lama untuk datang." ucap Johnny dengan lembut dan merasa bersalah.
"Tidak apa sayang, aku sama sekali tidak keberatan untuk menjaga Taeyong sampai pagi pun, aku tidak masalah." ucap Ten dengan tawa kecilnya.
Johnny memeluknya erat, "Terima kasih sayang."
"Sama-sama John." ucap Ten dengan tersenyum lembut.
Sedangkan Jaehyun sendiri dia terlihat begitu memperhatikan Taeyong, dia bahkan juga menggenggam tangan Taeyong serta memberikan energinya agar anaknya bisa terselamatkan begitu pun dengan Taeyong.
"Kak Ten dan kak Johnny pulang saja, biarkan aku yang menjaga Taeyong malam ini dan besok dia sudah boleh pulang." ucap Jaehyun dengan menatap kedua orang itu, Doyoung sudah memberitahunya soal kepulangan Taeyong besok pagi.
"Tapi Jae...."
"Tidak apa kak Ten, kakak harus istirahat kakak pasti lelah seharian menjaga Taeyong sendirian. Biarkan kak Johnny mengantar kakak pulang, besok pagi kakak bisa ke sini dan menjemput Taeyong untuk pulang." Jaehyun tersenyum tipis.
"Apa yang dikatakan Jaehyun itu benar sayang, kau juga harus istirahat jika Taeyong tahu kau tidak mau istirahat dia pasti akan sedih dan marah denganmu, jadi ayo kita pulang dan istirahat ya. Biarkan Jaehyun yang menjaga Taeyong kali ini, aku yakin dia akan aman dengan Jaehyun." bujuk Johnny dengan lembut.
Ten akhirnya pasrah dan menuruti ucapan kedua Alpha itu. "Baiklah jaga Taeyong ya, untukku."
Jaehyun mengangguk mengerti, lalu Ten dan Johnny segera pergi, Jaehyun mengusap lembut pipi Taeyong lalu tangannya beranjak mengusap perut Taeyong yang sedikit buncit.
"Tetaplah kuat anak-anak daddy, daddy ada di sini untuk kalian." Jaehyun sangat lembut.
Merasa cukup dia memberikan energi untuk Taeyong, dia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Jaehyun membasuh wajahnya dengan santai tapi tiba-tiba saja dia mencium aroma lain yang memasuki kamar rawat inap Taeyong lalu Jayden langsung mengambil alih tubuhnya dan keluar dari kamar mandi.
Netra hijau emeraldnya tampak menatap seorang wanita yang menghirup aroma tubuh Taeyong terutama di area perutnya, lalu dia tersenyum miring, Jayden dengan gerakan cepat langsung mencekik lehernya begitu kuat.
"Brengsek, sialan berani sekali kau menyentuh milikku!" geraman terdengar kuat memekakan telinganya.
"Alpha Jung Jaehyun Alexander!" ucapnya dengan memekik kesakitan dan memberontak. "Lepaskan aku!"
"Aku tidak akan melepaskan mahluk rendahan penyihir busuk sepertimu lepas dari genggamanku, setelah kau mencoba menyentuh milikku!" Jaehyun mencengkram kuat penyihir itu, seolah ingin menghancurkannya dengan kekuatan penuhnya yang berelement api hingga tak lama penyihir wanita itu menghilang begitu saja tapi Jayden tidak senang.
"Sialan, dia kabur!" Jayden marah karena penyihir wanita itu bisa kabur, dia menduga kekuatannya cukup tinggi hingga bisa melepaskan diri dari cengkramannya.
"Mulai saat ini aku akan lebih menjaga Taeyong serta anakku." ucap Jayden dengan serius. "Tapi siapa yang mengirimnya, dari mana dia tahu tentang Taeyong?"
Baik Jayden serta Jaehyun bertanya-tanya dalam hati mengenai kedatangan penyihir wanita itu.
Jaehyun benar-benar menjaga Taeyong bahkan matanya sama sekali tidak menutup, dia hanya menatap Taeyong yang terlelap dengan nyaman.
Jaehyun mulai mengeluarkan tabletnya dan mengerjakan semua pekerjaannya sembari menjaga Taeyong, dia takut ada makhluk lainnya yang mencoba mendekati Taeyong lagi.
Tapi tak lama mata Jaehyun juga akhirnya tidak kuat dia tertidur dengan menggenggam tangan Taeyong serta memberikan segel perlindungan agar tidak ada siapapun yang bisa menyentuhnya di saat dia jatuh terlelap.
TbC
Maafkan typo dan lainnya.
Maaf juga klau sedikit aneh😭🙏
Maaf lama upnya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna Is Omega Resesif
FanfictionTaeyong hanyalah omega resesif yang sama sekali dalam hidupnya tidak pernah menginginkan untuk memiliki mate ataupun pasangan. Dia lemah, tidak memiliki perofome ataupun wolf, semuanya terasa sangat hambar. Tapi naas malam itu dirinya ditarik oleh...