Jaehyun keluar dan menatap semua rogue yang mengelilinginya, jumlahnya sekitar dua puluh lalu Johnny dan Ten sudah berada di dekatnya.
"Kak Ten, kau masuk ke dalam mobil dan temani Taeyong. Biarkan aku dan kak Johnny yang membereskan semuanya." perintah Jaehyun dengan serius, aroma alphanya begitu kuat hingga rasanya Ten tidak sanggup untuk menahannya.
"Tapi Jae...."
"Sayang turuti apa kata Jaehyun, jaga Taeyong saat ini dia tengah hamil. Aku juga tidak ingin membuatmu terluka, apalagi jika kau merasakan tekanan pheromone peperangan kecil ini." Johnny berbicara sangat lembut dan mau tidak mau membuat Ten menurut.
"Baiklah, kalian berdua hati-hati." Ten pasrah lalu Jaehyun memberikan kunci mobilnya dan Ten masuk ke dalam.
Para rogue liar itu semua berdiri tepat di depan Johnny dan Jaehyun sekarang.
Jaehyun maju ke depan, matanya berubah menjadi emerald pertanda Jayden mengambil ahli tubuhnya. Pheromone alpha dominannya menguar begitu kuat dan menekan semua yang ada di sana terlebih saat ini mereka berada di jalan yang sepi.
"Katakan apa mau kalian, hingga mengganggu perjalananku?" tanya Jayden serius, pheromone kuat terasa sangat menekan semua rogue yang berada di sana.
"Kau banyak bicara alpha, kami hanya ingin mengambil omega yang berhasil kau buahi." jawab salah satu rogue itu dengan terkekeh. "Tuan kami menginginkan omega itu."
"Sialan, aku tidak akan memberikan omega itu pada kalian ataupun tuan kalian!" Jayden sangat marah dan kuku-kukunya mulai memanjang.
"Maka kami yang akan merebutnya darimu secara paksa." ucap Rogue itu.
"Jangan pernah sekalipun memancing emosiku!" Jayden terlihat marah dan bersiap melayangkan serangannya, mereka merubah shift menjadi wolf sedangkan Jaehyun tetap dengan wujud manusianya dia belum berubah.
Para rogue itu segera menyerangnya dan Jaehyun dengan senang hati meladeni semua serangan yang tertuju padanya, dia menghadapi semuanya sendiri sedangkan Johnny hanya berdiri diam di sekitar mobil dia akan melindungi dua omega itu dan dia yakin Jaehyun bisa mengatasi semua rogue itu sendirian terlebih emosi Jaehyun dalam fase yang tidak stabil jadi dia tidak bisa diganggu dalam melancarkan serangannya.
Jaehyun masih dengan tubuh manusianya, dia belum melakukan shift dengan wujud wolfnya hanya mengandalkan kukunya yang berubah runcing dan tajam, serta gigi taring yang tajam saja tapi gerakannya sangat cepat untuk menghadang semua yang ingin mendekati mobil di belakangnya, cengkramannya juga sangat kuat dia mencekik, mengoyak, mencakar dan mematahkan semua leher rogue yang melancarkan serangan padanya dalam sekali pukulan, sudah banyak rogue liar itu mati mengenaskan.
Bagi Jaehyun mereka masih terlalu lemah untuk menghadapinya jadi bagi Jaehyun terasa sangat mudah, tidak ada alpha rogue yang memiliki kekuatan tinggi seperti saat mengintai keberadaan Taeyong di rumah sakit.
Cara dia melihat situasi dan juga serangan sangat cepat bahkan para rogue itu sama sekali tidak bisa membuatnya terluka, dalam pikiran Jayden dan juga Jaehyun mereka hanya ingin melindungi omeganya, Taeyong serta bayi dalam kandungannya yang tak lain darah daging mereka. Bagaikan sosok ayah yang melindungi keluarga kecilnya saat merasa terdapat ancaman yang membahayakan nyawa keduanya.
"Katakan siapa tuanmu!" geraman marah terdengar sangat jelas, Jayden mencengkram kuat lehernya, pheromonenya menguar kuat menusuk mengancam untuk membuat musuhnya tunduk di bawah kakinya. "Cepat katakan selagi aku berbaik hati."
Rogue lain tidak bisa mendekati Jaehyun setelah merasakan pheromonenya yang mengguar kuat, menekan.
"Aku tidak akan mengatakan, tapi aku yakin tidak lama kau akan tahu!" kekehnya di tengah nyawanya di ujung tanduk.
Jaehyun dan Jayden menyelesaikannya dengan cepat, mayat dan darah segera mengotori semua jalanan.
Taeyong yang melihat peristiwa itu terlihat terkejut bukan main melihat peperangan kecil itu dan Jaehyun berhasil membantai semuanya dengan sendirian, Jaehyun yang berada di luar terlihat sangat liar dan brutal entah mengapa hal itu juga membuatnya takut, dia memang tahu jika alpha itu bisa berubah jadi kejam tapi dia tidak pernah melihat seorang alpha dominan serta pemimpin pack membantai semua musuhnya dalam sekejam mata, sendirian serta secara langsung di depan matanya.
Tatapan Jayden menolah ke belakang tetap menatap Taeyong dan Taeyong yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya, dia terpaku namun juga kagum meskipun pandangannya membayang dia tidak bisa melihat wajah Jaehyun secara jelas tapi dia tahu tatapan mata itu untuknya.
Sedangkan Jaehyun sendiri dia berusaha menenangkan dirinya dan saat matanya bertatap dengan Taeyong entah mengapa hatinya merasa tenang, berangsur-angsur emosinya menjadi stabil.
Jayden pergi dan mengembalikan kesadaran Jaehyun. "Tenangkan Taeyong mungkin dia syok setelah melihat kejadian ini. Sebenarnya aku ingin menemaninya, tapi aku tidak akan seserakah itu hingga menghabiskan semua waktu Taeyong denganku, kau juga berhak alpha Jae. Sampaikan salamku, jika aku sangat menyanyanginya."
Jaehyun berjalan mendekati mobil lalu Johnny menelpon seseorang untuk membereskan semua kekacauan yang disebabkan Jaehyun saat ini.
Jaehyun berjalan ke arah pintu mobil, lalu membukanya dan melihat Taeyong yang terlihat terkejut. "Kau baik-baik saja?"
"Aku baik, tapi alpha Jae, bagaimana keadaanmu?" tanya Taeyong dengan cemas.
"Dia tidak akan mati semudah itu Taeyong." celetuk Ten dan Jaehyun hanya tersenyum tipis.
"Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir oke." Jaehyun sangat lembut dan Taeyong mengangguk mengerti. "Kak Ten ingin di mobilku atau kembali ke mobil kak Johnny?"
"Tentu aku dengan suamiku saja daripada di sini dan menjadi obat nyamuk kalian, Jaehyun jaga sahabatku oke." ucap Ten dengan serius.
"Oh iya Jae, kau akan membawa Taeyong ke mana? Tidak mungkin bukan membawanya kembali ke apartemen di saat situasinya sudah seperti ini, dia diincar sekarang" tanya Johnny dengan serius dan semua menatap ke arahnya.
"Akanku bawa ke mansion pack, dia akan aman di sana." jawab Jaehyun dengan serius. "Aku akan menjelaskan semuanya pada tetua, tidak peduli mereka akan suka ataupun benci, tapi keselamatan Taeyong serta anakku yang terpenting sekarang."
"Aku setuju denganmu, dari belakang aku akan mengikutimu." Johnny tersenyum tipis dan menepuk pundak Jaehyun. "Satu lagi aku akan selalu mendukung keputusanmu."
Jaehyun mengulas senyum tipisnya lalu datang beberapa orang dari pack yang segera membersihkan kekacauan yang dibuat oleh alpha mereka, mereka sedikit terkejut melihat Jaehyun yang mereka duga sangat mengamuk dan brutal, Johnny mengawasi mereka.
"Taeyongie dengan Jaehyun ya, percaya saja dia akan melindungimu. Kau tidak perlu takut." ucap Ten dengan lembut dan Taeyong mengangguk mengerti.
Setelah itu mobil kembali melaju membelah jalanan, di dalam mobil terlihat Jaehyun dan Taeyong yang sama-sama tenggelam di dalam pikiran masing-masing.
Beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya Taeyong memasuki sebuah area pack dengan sebuah mansion utama yang cukup besar layaknya sebuah istana.
"Apakah ini pack DarkMoon? Aku tidak menyangka bisa masuk ke dalam area ini." Taeyong menatap penuh rasa kagum, melihat kemegahan dan keindahaan mansion itu yang tetap tidak meninggalkan kesan jika umur mansion itu memang sudah termakan oleh waktu, sangat tua.
"Anggap ini sebagai mimpi yang indah, jika kau menyukai tempat ini." jawab Jaehyun dengan senyum tipisnya, lalu membawa Taeyong masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas serta di penuhi oleh beberapa orang dan mengajaknya untuk bertemu dengan semua tetua.
Saat semua mata memandang ke arahnya Taeyong segera menyembunyikan dirinya di belakang Jaehyun, dia jadi ketakutan dan tidak nyaman meskipun pandangannya memburam tidak bisa melihat mereka semua dengan jelas.
"Siapa dia?"
"Dia...."
TbC
Maafkan typo dan lainnya.
Maaf lama up, aku sedang terdampar di akun sebelah hehehe.
Oh ya temen-temen apakah kalian ada saran untuk nama para tetuanya Jaehyun, aku gak punya ide nama dan gak tahu harus pakai siapa yang cocok jadi tetua Jaehyun, adakah kalian yang bisa memberiku saran🥺🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna Is Omega Resesif
FanfictionTaeyong hanyalah omega resesif yang sama sekali dalam hidupnya tidak pernah menginginkan untuk memiliki mate ataupun pasangan. Dia lemah, tidak memiliki perofome ataupun wolf, semuanya terasa sangat hambar. Tapi naas malam itu dirinya ditarik oleh...