Pagi harinya Doyoung sudah datang memeriksa lagi dan akhirnya mengatakan jika Taeyong sudah boleh pulang, Taeyong sangat senang.
"Tapi ingat jangan melakukan tindakan yang membayakan nyawa kalian lagi." peringatan Doyoung.
"Aku akan menjaganya, memastikan dia akan aman dan baik-baik saja." Jaehyun sangat serius. Taeyong terdiam, Doyoung mengangguk mengerti, lalu pamit untuk undur diri terlebih dia juga sudah melepaskan selang infus Taeyong yang sudah habis.
Tak lama Johnny serta Ten datang dan akan menjemput Taeyong untuk pulang.
"Bisa jaga Taeyong sebentar, aku akan mengambil kursi roda." pinta Jaehyun pada kakaknya.
"Tidak perlu tuan Jaehyun, aku bisa berjalan baik dan tubuhku tidak sakit." tolak Taeyong cepat.
"Tapi aku tidak mau kau kelelahan." Jaehyun tidak suka dibantah, dia memperlihatkan wajah dinginnya.
"Aku ingin jalan, tidak mau duduk di kursi roda." Taeyong tetap kekeh menolak ide Jaehyun yang ingin membawa kursi roda.
Jaehyun menghembuskan napas kasar lalu mengangguk pelan, Johnny dan Ten tersenyum melihat interaksi keduanya.
"Tapi Taeyong kau tidak memakai alas kaki, lantai rumah sakit dingin sepertinya benar apa kata Jaehyun lebih baik pakai kursi roda saja." Ten terlihat tidak setuju dengan keinginan Taeyong saat dia mengingat jika Taeyong sama sekali tidak memakai sandal saat pergi ke rumah sakit.
Taeyong cemberut dan tetap tidak mau duduk di kursi roda, dia mau jalan kaki. "Aku akan bertelanjang kaki, aku ingin jalan sepertinya anakku yang menginginkannya."
Mendengar ucapan Taeyong membuat mereka bertiga akhirnya menuruti Taeyong dan berjalan keluar dari ruang rawat.
"Pakai sepatuku saja ya." Ten menawari sepatu yang dia pakai, sungguh dia tidak tega tapi Taeyong menggelengkan kepalanya. "Tapi nanti kakimu kedinginan."
"Tidak apa aku ingin jalan kaki." Taeyong tersenyum manis dan tetap melanjutkan perjalanannya.
Jaehyun dan Johnny berjalan di belakang Taeyong serta Ten, Johnny tersenyum melihat punggung keduanya. "Aku tidak menyangka mereka berdua bisa terikat dengan kita, terlebih kau yang akan memiliki anak Jae. Aku sungguh tidak percaya namun juga terharu."
"Aku juga tidak percaya kak awalnya tapi saat aku tahu sendiri aku mempercayainya, aku hanya menganggap kehadiran Taeyong serta anak dalam kandungannya adalah berkah dari moon goddess aku sama sekali tidak menyesalinya." ucap Jaehyun dengan tersenyum tipis.
"Maka jaga dia dengan baik mulai sekarang. Mungkin saja Taeyong itu mate mu, hanya saja dia omega resesif jadi pheromonenya tidak bisa kau hirup dan kau kenali, dilihat kau tidak pernah berhasil menemukan matemu." celetuk Johnny tiba-tiba dan cukup terasa mengganggu hati Jaehyun.
"Johnny bau rogue, di sekitar sini." mindlik Jacob yang tiba-tiba masuk.
"Jaehyun aromanya roguenya sangat kuat, kurasa kekuatannya cukup tinggi." Jayden langsung menghubungi Jaehyun.
"Ten, jarak sepuluh meter dari kita ada seorang rogue yang mengawasi kita." Tama juga memindlink Ten.
Langkah Ten terhenti seketika dan membuat Taeyong kebingungan. "Kenapa berhenti Ten?"
Jaehyun maju ke depan dengan cepat dia menggendong Taeyong dengan ala bridal style, tangan yang diselipkan di kaki dan tangan yang merangkul bahu Taeyong, membawa tubuh lemah itu dalam dekapan hangatnya.
Taeyong sendiri jangan ditanya dia terkejut bukan main melihat Jaehyun yang tiba-tiba menggendongnya, wajahnya berubah memerah dia sangat malu. "Turunkan aku tuan Jaehyun, lihat semua orang sedang melihat kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Luna Is Omega Resesif
FanfictionTaeyong hanyalah omega resesif yang sama sekali dalam hidupnya tidak pernah menginginkan untuk memiliki mate ataupun pasangan. Dia lemah, tidak memiliki perofome ataupun wolf, semuanya terasa sangat hambar. Tapi naas malam itu dirinya ditarik oleh...