Jeno POV
Aku dengan cepat pergi ke Rumah Sakit untuk menangani seseorang yang baru saja mengalami kecelakaan di dekat Apartemenku.
Selama perjalanan ke Rumah Sakit, aku berdoa dan berharap orang yang terlibat dalam kecelakaan itu bukanlah seseorang yang aku kenal-terutama, Shin Ryujin. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika sesuatu terjadi padanya.
"Aku sangat kacau pagi ini." - pikirku
Sesampainya di Rumah Sakit aku segera berlari ke ruang gawat darurat bahkan aku sampai lupa mengenakan jas Dokterku.
"Siapa ?!"
Aku bertanya pada salah satu suster yang baru saja keluar dari UGD. Dia sepertinya tidak mengerti dengan pertanyaanku jadi aku mengulangi pertanyaanku lagi.
"Siapa nama gadis yang mengalami kecelakaan?"
"A-a-ahm, pasien itu bernama Shin Ryu ..."
Jantungku semakin berdebar ketika suster itu berhenti sejenak saat dia mencoba untuk membaca data pasien yang dia bawa.
‘Shit! Shin Ryu apa ?! '
Aku panik sambil mengepalkan tanganku, mengatupkan rahangku dan menghembuskan napas tak menentu.
"Na ... Shin Ryu Na" suster itu akhirnya menambahkan nama belakangnya.
Aku menghembuskan nafas, mengusap wajahku dengan telapak tangan dan menyenderkan tubuhku ke dinding samping pintu UGD. Aku menghela nafas lega.
Aku tahu sebagai Dokter aku seharusnya tidak boleh merasa lega karena aku tahu masih ada nyawa seseorang di dalam yang harus aku selamatkan.
Mungkin karena rasa bersalah yang mungkin akan menghantuiku selamanya jadi aku merasa seperti ini. Aku belum benar-benar meminta maaf pada Ryujin saat aku lost kontrol semalam dan mengucapkan kata-kata kasar pada Ryujin tadi pagi.
Dan karena bagaimana jika aku benar-benar membuat Ryujin hamil?
"Apakah ada yang salah Dokter Lee?"
Aku menggelengkan kepala. "Tidak ada ... Beritahu saja nanti detailnya, aku akan berganti baju dulu" aku melangkah menuju ruang ganti.
Aku buru-buru berganti pakaian dan bergegas menuju ruang operasi karena pasien membutuhkan operasa kecil. Tiga jam berlalu dan operasi itu sukses.
Setelah operasi aku berencana untuk makan siang. Ketika tiba-tiba ponsel aku bergetar dari sakuku,
Huang Renjun memanggil ...
"Jun?"
"Aku ada di cafe di seberang Rumah Sakit"
"Oke, aku akan ke sana dalam beberapa menit"
*klik*
Aku berjalan ke cafe yang di datangi oleh Renjun setelah menempatkan jas putihku di ruanganku. Saat memasuki cafe, aku melihat sekeliling dan melihat Renjun duduk di sudut ruangan sambil menyeruput teh dan tangan satunya sibuk dengan ponselnya. Aku membuat pesanan di konter dan kemudian pergi untuk bergabung dengan Renjun.
"Oitt.."
Renjun melirikku dan memberi isyarat kepadaku untuk duduk. Dia kemudian menghentikan apa yang dia lakukan dan menyimpan ponselnya di dalam mantelnya.
"Apa kau sudah menemukannya?" aku bertanya ketika aku duduk di kursi.
Renjun hanya 'hmm?' Padaku. Aku tahu dia tidak mengerti dengan yang aku maksud.
"Shin.." jawabku
“Ah, dia? Kita sudah menemukannya. Shuhua dan Heejin bersamanya sekarang. Jadi, bagaimana kau tahu Ryujin hilang? "Tanya Renjun pura-pura tidak tahu apa-apa. Aku memutar mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny | JenRyu
Fanfiction"Tidak ada lagi kita, Ryui." . "Buang cincin itu!" . "Ryui, pernikahannya batal! Tidak ada lagi kita!! " . "Aku mencintaimu, Shin Ryujin." . "Bohong jika aku mengatakan aku tidak mencintai Ryujin karena perasaanku padanya lebih dari cinta. Karena ji...