Jeno POV
"Bagaimana aku melakukannya?"
Ryujin bertanya setelah kita memasuki unit Apartemenku. Aku berbalik dan menyerahkan barang itu padanya. Dia menatapku mungkin dia ingin bertanya dimana toiletnya.
"Toiletnya ada di sana, di sebelah kiri."
Aku memberitahu Ryujin ketika aku berjalan menuju ruang tamu tapi dia menghentikanku, Ryujin menarik ujung kemejaku. Aku memandangnya.
"Apa?" Tanyaku.
“Bagaimana cara menggunakannya?”
Ryujin bertanya dengan malu-malu. Rahangku terjatuh mendengar pertanyaannya.
"Kau tidak tahu caranya?" Tanyaku dengan tak percaya.
"Aku tidak akan bertanya padamu jika aku tahu cara untuk menggunakannya? dan asal kau tahu, ini adalah pertama kalinya aku menggunakan ini. ”
Ryujin menjelaskan kepadaku tanpa melakukan kontak mata denganku.
"Ini yang pertama untukmu?" Tanyaku dan Dia mengangguk.
"Kau tidak pernah menggunakan ini ketika kau masih bersama Haechan?" Tanyaku lagi dan dia menggelengkan kepalanya.
Wow, jadi Haechan cukup berhati-hati untuk tidak menghamili Ryujin?
Aku memberinya instruksi, menjelaskan semuanya supaya Ryujin tidak bertanya lagi kepadaku. Tapi yang aku lihat, dia sepertinya masih terlihat bingung setelah mendengar penjelasanku .
"Kenapa? Apa kau ingin aku masuk ke dalam untuk membantu kau melakukan tes ini? ”
Aku bertanya sambil menggodanya, yang membuatnya langsung menatapku dengan tatapan kesal. Ryujin membuka mulutnya seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi dia berhenti dan berjalan menuju toilet.
Aku pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Ya, aku belum makan malam. Haruskah aku menyiapkan untuk Ryujin juga? Ya, aku masih berhutang sarapan setelah apa yang terjadi pada kita waktu itu.
Sebenarnya aku pagi itu mengajak Ryujin untuk sarapan agar dia bisa menghilangkan rasa pusing karena mabuk yang dia alami malam itu, tapi dia menolaknya. Oh well, aku akan menyiapkan makan malam untuk dua orang.
Ketika aku sedang memasak, aku mendengar langkah kaki mendekatiku. Bahkan langkahnya terdengar seperti berlari ke arahku, sepertinya Ryujin terlalu senang. Aku berbalik dan langsung disambut dengan pelukan darinya. Ryujin benar-benar melompat ke arahku. Lengannya memeluk leherku.
“Hasilnya negatif! Yeaay! ”
Dia masih melompat-lompat sambil memelukku.
Negatif?
Negatif!
Terima kasih Tuhan!
Aku balas memeluk Ryujin dengan senang.
"Shit?! Benarkah?! Terima kasih, tuhan! ” Seruku.
Setelah beberapa saat berada dalam keadaan bahagia saling memeluk, kita berdua tersadar kita berada dalam posisi yang sangat canggung.
Wajah Ryujin bahkan dekat dengan wajahku dan aku bisa mencium napasnya. Kita saling menatap mata satu sama lain.
"Aku ... "
"Uhhmmm..."
Tanpa sadar kita mengatakan sesuatu di waktu yang bersamaaan.
"Kau duluan."
Kita berbicara pada saat yang sama lagi. Pipi Ryujin memerah dan dia menggigit bibirnya.
"Aku menyiapkan makan malam untukmu... Sebagai tanda permintaan maafku ..." kataku sambil menggaruk bagian belakang leherku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny | JenRyu
Fanfiction"Tidak ada lagi kita, Ryui." . "Buang cincin itu!" . "Ryui, pernikahannya batal! Tidak ada lagi kita!! " . "Aku mencintaimu, Shin Ryujin." . "Bohong jika aku mengatakan aku tidak mencintai Ryujin karena perasaanku padanya lebih dari cinta. Karena ji...