Jeno POV
Egois. Serakah.
Itulah aku.
Aku akui aku cemburu. Aku cemburu ketika seorang pria bernama Choi Yeonjun mendekati Ryujin. Dia sudah menikah tapi dia menggoda pacarku. Aku juga cemburu ketika Jaemin menenangkan Heejin. Aku ingin berada di posisinya.
Lihat aku dilema?
Heejin sudah menikah, dan bukan hanya dengan siapa, tapi dengan sahabatku Na Jaemin. Ya, aku tahu Renjun melakukan sesuatu untuk membantu mereka saling mengenal tapi apa yang terjadi setelah Renjun mengenalkan mereka adalah keputusan mereka berdua. Dan juga terbukti betapa mereka saling mencintai.
Aku tidak berencana untuk merebut Heejin dari Jaemin hanya karena aku lebih dulu mencintai Heejin, bahkan sebelum Jaemin hadir di kehidupannya. Sekarang harusnya jelas untuk siapa aku harus mendedikasikan waktu aku sekarang.
Shin Ryujin....ya dia cantik, pintar, sedikit dingin seperti ice princess tapi aku tetap menyukainya. Ryujin bisa membuat pria mana pun jatuh cinta padanya. Dan kemungkinan besar rasa sukaku kepadanya akan membuat aku jatuh cinta padanya, mengingat aku cemburu ketika ada pria lain mendekatinya.
Tapi, jika Ryujin mengetahui aku jatuh cinta pada sahabatnya, aku tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan bereaksi. Mungkin dia akan terkejut dan sakit hati, atau mungkin aku bisa melukainya lebih dari saat dia kehilangan Haechan. Aku tidak ingin menyakitinya.
Ryujin sudah pernah mengalami patah hati yang sangat menyakitkan. Aku tidak ingin dia merasakannya lagi, dan aku yakin dia mungkin tidak akan bisa menangani patah hati untuk yang kedua kalinya.
* Ring ring ring *
Eomma memanggil ...
"Hai nak! Jam berapa kau akan kesini?"
"Kita mungkin akan sampai di sana saat jam makan malam."
"Oh, itu masih 3 jam dari sekarang. Tidak bisakah kalian berdua datang ke sini sekarang? Eomma sudah tidak sabar untuk bertemu kalian berdua."
"Eomma, kita berdua masih harus bekerja. Tunggu sebentar, oke?"
"Huh, baiklah eomma akan sabar menunggu kalian berdua datang. Ngomong-ngomong, makanan apa yang Ryujin sukai? Apa ada masakan tertentu yang dia suka? Eomma dengar Ryujin dulu saat kecil pernah tinggal California. Apakah dia lebih suka makanan barat?"
"Ryujin tidak pilih-pilih makanan. Bagaimana dengan aku, eomma? Apa eomma tidak ingin bertanya kepadaku apa yang ingin aku makan? "
"Kau tidak penting, calon menantuku jauh lebih penting."
Aku bisa membayangkan eommaku menyerigai saat mengatakan itu dan aku tidak bisa menahan tawa karena kekanak-kanakannya. Aku bahagia Eomma senang karena tidak akan ada gunanya bagiku jika dia sedih.
Eommaku berjuang melawan kanker. Dia berhasil melewati tahap depresi saat di nyatakan mengidap penyakit itu, dan aku tidak ingin melihat Eomma seperti itu lagi.
Melihat Eomma depresi karena penyakitnya, membuat aku, Appaku dan Noona-noonaku frustrasi. Di tambah saat Appa sebagai dokter yang memeriksa keadaan Eomma mengetahui bahwa istrinya terkena kanker membuat Appa tertekan juga.
Tapi syukurlah kita bisa melewati semua itu dan sekarang kita semua berjuang melawan penyakit Eomma bersama-sama.
"Aduh, itu menyakitkan bagiku, eomma." aku bercanda membuatnya tertawa.
"Oh well, sampai ketemu nanti. Sampai jumpa, aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu, eomma."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny | JenRyu
Fanfiction"Tidak ada lagi kita, Ryui." . "Buang cincin itu!" . "Ryui, pernikahannya batal! Tidak ada lagi kita!! " . "Aku mencintaimu, Shin Ryujin." . "Bohong jika aku mengatakan aku tidak mencintai Ryujin karena perasaanku padanya lebih dari cinta. Karena ji...