[Follow dulu sebelum baca]
❌ DILARANG PLAGIAT ❌
Khanza Nazilla Almaira, gadis cantik nan dingin pada lawan jenis, si penyuka jambu air, salah satu santriwati dari pesantren Al-Fatah.
Suatu hari, ia tidak sengaja menabrak seorang pemuda yang ternyat...
"Semua orang akan mati kecuali karyanya. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. " -Ali Bin Abi Thalib.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini semua santri di pesantren Al-Fatah memulai aktivitas mereka seperti biasanya, yaitu bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sudah menjadi kebiasaan bagi santri-santri bahwa setiap pagi pergi ke sekolah yang di mana jarak sekolah dari asrama cukup jauh. Sehingga, memerlukan waktu yang lumayan lama.
"Udah siap, belum?" Tanya seorang gadis kepada sahabat-sahabatnya. Ia dikenal cuek dan dingin bagaikan es di kutub, tetapi berbeda saat bersama para sahabatnya. Dia adalah Khanza, Khanza Nazilla Almaira.
"Udah, ayo berangkat!" Ujar serentak para sahabatnya yang diketahui bernama Nayla, Shanum, dan Aisyah.
Saat di jalan Khanza baru sadar ternyata kitab yang ia bawa salah, "Eh, kalian berangkat aja dulu nanti aku nyusul," Ujar Khanza pada sahabat-sahabatnya.
"Itu, kitab yang aku bawa salah. Aku mau balik dulu," Jawab Khanza yang melihat sahabat-sahabatnya kebingungan.
"Gapapa kalau kita duluan?" Tanya Shanum, ia adalah anak kedua dari kyai Ahmad dan nyai Sarah, pemilik pesantren Al-Fatah.
"Iya, gapapa kok. Aku juga cuma sebentar ngambilnya."
"Ya udah. Kita duluan ya, Za, jangan sampai telat kamu, lagian bisa-bisa nya salah ngambil kitab," Ucap Nayla.
Khanza yang mendengar ucapan sahabatnya itu, meringis dan memerlihatkan deretan giginya, "Hehe, ya aku nggak tau. Ya udah gih, berangkat sana!" Usir Khanza pada para sahabatnya.
"Dih, ngusir!" Ujar Nayla sambil bergidik.
"Ya, kalau nggak berangkat-berangkat begini nanti telat, lah. Aku juga mau langsung ambil kitab."
"Ya sudah. Kita duluan ya, Za" Pamit Aisyah yang diangguki oleh Khanza.
"Assalamualaikum," Ucap mereka bertiga serentak, dan langsung pergi meninggalkan Khanza.
"Waalaikumsalam."
Melihat kepergian ketiga sahabatnya, Khanza langsung kembali ke asrama dan mencari keberadaan kitab nya. Saat sudah menemukan apa yang dicarinya, ia pun langsung menyusul sahabatnya ke sekolah. Ia berlari karena takut kalau nantinya telat.
