TASBIH CINTA HAIZA 2

325 36 4
                                    

Assalamualaikum wr wb

Ini kenapa jumlah yang baca sama yang vote beda jauh benget yah? Apa memang susah banget ya buat pencet tanda bintangnya? Padahal kalau kalian tau ya, 1 vote itu sangat berharga bangett buat akuu!!
Komennya juga, kalian kalau mau komen tentang ceritaku, komen aja gapapa, aku malah seneng kok!! Kalian bilang ceritaku ini gimana menurut kalian? Membosankan ya? Kasih saran dan kritikan buat aku, insyaa Allah aku akan sangat menerima dan akan memperbaiki ceritaku ini!!

Happy Reading!!!

Happy Reading!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg!!

"Dia kan orang yang aku tabrak tadi pagi, duh semoga aja nggak ngenalin aku" Ucap Khanza dalam hati.

"Za, kamu kenapa?" Tanya Shanum khawatir karena melihat Khanza yang melamun.

Merasa tidak ada respon sedikit pun dari Khanza, Shanum memegang pundak Khanza supaya gadis itu kembali sadar. Dan benar saja yang dilakukan Shanum berhasil mengagetkan Khanza.

"Iyaa, ada apa?" Tanya Khanza kaget dan sedikit teriak hingga orang-orang yang ada disana menoleh ke arahnya.

"Maaf," Ucap Khanza menunduk.

"Ada apa?" Tanya Khanza lagi pada ning Shanum, kali ini ia bertanya dengan berbisik yang dibalas dengan gelengan "Gapapa, aku hanya khawatir aja sama kamu, kamu kenapa ngelamun, Za? " Tanya ning Shanum.

Khanza menatap cengo Shanum,"Kirain ada apa. Aku gapapa kok, tenang aja" Ujarnya.


"Benar?" Tanya Shanum memastikan, dan dibalas anggukan oleh Khanza.

"Sepertinya dia memang nggak ngenalin aku. Alhamdulillah kalau gitu" Monolog Khanza.

Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dipesantren. Kini Khanza dan para sahabatnya baru saja kembali dari masjid dan sedang bersiap-siap untuk tidur karena sudah jam sepuluh malam, yang dimana sudah waktunya seluruh santri yang ada di pesantren tidur.

•••

"Udah siap apa belum, Za?" Tanya Nayla pada Khanza karena pagi ini adalah jadwal mereka melaksanakan piket di ndalem.

"Udah, ayo pasti umi sudah menunggu," Ucap Khanza.

Mereka pun berjalan ke ndalem setelah berpamitan dengan kedua sahabatnya.
Sesampainya di ndalem mereka mengetuk pintu dan tidak lupa mengucap salam.

"Assalamualaikum," Ucap Khanza dan Nayla.

Pintu dibuka oleh seorang laki-laki yang mengunakan kaos lengan panjang digulung sampai lengan, dan rambut laki-laki tersebut yang masih basah di bagian depan yang membuat ketampanan nya bertambah membuat siapapun yang melihatnya terpesona siapa lagi kalau bukan gus haidar.

Tasbih Cinta Haiza (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang