Assalamualaikum wr wb
Hai-hai ketemu lagi dengan akuuu
Gimana kabarnya?Mohon maaf apabila ada typo soal nya ini cerita pertama yang aku buat.
Semoga suka!!!
Seperti biasa jangan lupa vote, follow bagi yang belum follow dan komen sebanyak - banyaknya guys
Happy Reading!!!
Walaupun aku telah melangitkan namamu disepertiga malamku,
jika di lauhul mahfudz mu
Bukanlah namaku, dan kamu
tidak ditakdirkan untukku, aku hanya bisa ikhlas dan menerimanya. Bukankah puncak dari mencintai adalah mengikhlaskan dia bahagia bersama orang lain?~Khanza Nazilla Almaira
•••
Kini semua santri sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan pesantren. Kerja bakti dilakukan setiap hari jum'at karena pada hari itu adalah hari dimana seluruh kegiatan di pesantren libur. Jika pada biasanya hari libur adalah hari ahad (minggu), tetapi tidak di pesantren Al-Fatah.
Tanpa diketahui siapa pun ada sepasang mata bak elang yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Khanza yang sedang menyapu dengan perasaan yang gelisah. Pikirannya terus saja berputar pada Khanza.
"Astagfirullah," ucap gus Haidar saat ia tersadar telah sengaja memperhatikan seseorang yang bukan mahramnya.
Setelah tersadar Gus Haidar yang sudah selesai ikut kerja bakti kini langsung masuk ke ndalem dan mencari keberadaan uminya. Gus Haidar melihat sang umi yang sedang duduk menonton TV di ruang keluarga itu pun langsung tidur dipangkuan sang ummi dan paha ummi Sarah sebagai bantal.
Ummi Sarah yang mengerti, langsung mengelus kepala sang putra."Ummi, tasbih putus yang mas kasih ke ummi udah di benerin belum?" tanya Gus Haidar. Ya, tasbih tersebut milik Gus Haidar.
"Ummi gatau mas, kemarin ummi minta tolong nak Khanza buat benerin tasbihmu mas," jawab ummi Sarah.
"Khanza, ummi?" tanya Gus Haidar.
"Iya, mas tanya sendiri sama nak Khanza, tasbih nya udah jadi apa belum," ucap ummi Sarah yang dibalas anggukan sang putra.
"Terus gimana keputusan mas soal yang kemaren?" Ummi Sarah bertanya.
Gus Haidar yang mengerti langsung mengubah raut wajahnya menjadi sendu.
Ummi Sarah menyadari perubahan wajah dari sang putra, ia lantas bertanya,"Kenapa?"
"Mas nggak mau dijodohin umi, mas udah punya pilihan sendiri," ucap Gus Haidar.
Umi Sarah yang mendengar kaget, siapa perempuan yang sudah mengisi hati sang putra, "Kalau mas memang menolak perjodohan itu bilang baik-baik sama abah, pasti abah mengerti," ucap ummi Sarah
Gus Haidar menghela napas dan mengangguk pelan.
"Kalau ummi boleh tau, siapa perempuan itu mas?" Sejak tadi ummi Sarah penasaran, siapa perempuan yang sudah mengisi hati putranya itu.
"Tanpa saya sebut, pasti ummi sudah tau," Tebak gus Haidar karena dari tadi ummi Sarah tersenyum.
Seorang ibu pasti mempunyai ikatan batin dengan anaknya, itulah sebabnya seorang ibu juga bisa merasakan dan peka terhadap apa yang dirasakan oleh anaknya, sehingga bisa menebak dan mengetahui sebelum diberi tahu. Begitupun dengan ummi Sarah, walaupun belum diberi tahu oleh gus Haidar tetapi ia sudah mengetahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Cinta Haiza (On Going)
Fiksi Remaja[Follow dulu sebelum baca] ❌ DILARANG PLAGIAT ❌ Khanza Nazilla Almaira, gadis cantik nan dingin pada lawan jenis, si penyuka jambu air, salah satu santriwati dari pesantren Al-Fatah. Suatu hari, ia tidak sengaja menabrak seorang pemuda yang ternyat...