02. SURAT MISI
[The Diamond Bar, 23.05 PM]
Dua pemuda berambut quick dengan lambang palu bergerigi berwarna biru santai melenggang masuk ke Diamond Bar, mengabaikan raut penuh curiga dan tidak suka dari pengunjung yang lain, keduanya santai memesan minuman alkohol di tengah cuaca yang semakin dingin. Brandy dan whiski yang menjadi pilihan mereka masing-masing, memesan satu botol kepada bartender. Raf dan Far, kedua penjaga kembar itu iseng menguji nyali masuk ke daerah milik Faksi Azalea.
Raf meneguk brandy dengan satu tegukan kemudian meringis sembari sepasang matanya berkeliling menjelajah, menganggumi aksesori bar yang dominan warna merah dengan pola bunga yang khas. Tiap meja terdapat taplak, kemudian di pojok ruangan bersebalahan dengan meja billiard juga terpasang pola yang serupa. Alunan music beralih dari pop menjadi rock, memancing suka cita bagi pengunjung yang liar di floor dance.
“ Ternyata tidak semenyeramkan kabar burung yang terdengar ya, Raf.”
Far berkata sembari meneguk whiski sampai tandas, wajahnya memerah dengan senyum merekah puas. Tak mengindahkan kecemasan sang kembaran apabila mereka mabuk di kandang musuh seperti ini, harusnya Raf ingat kembarannya itu terlalu lemah dengan minuman beralkohol tinggi.
Cuaca yang dingin tidak bisa sepenuhnya menyalahkan tingkah Far yang mencari kehangatan lewat guyuran minuman laknat itu ke kerongkongannya. Hanya saja, Raf pikir harusnya kembarannya itu bisa menikmatinya pelan-pelan, dan keduanya bisa sober sampai nanti pulang ke rumah.
“ Ah, rasanya menyenangkan bertandang ke rumah lawan ya.” Kata Far mulai meracau tidak jelas.
Beberapa pak tua bertindik di dekat mereka hanya melirik dengan tajam namun tidak melakukan apa-apa. Namun agaknya Raf harus memutuskan membawa kembarannya pulang saja, bisa-bisa jika Far meracau semakin jauh, suasana akan menjadi kacau dan akan berbutut lebih panjang.
“ Kita pulang saja, Far.” Kata Raf sembari mencoba mengangkat lengan kembarannya, agar tubuh Far bisa ia tuntun keluar. Namun belum juga posisinya sempurna, Far berontak sehingga lengan Far terlepas, membuat sang kembaran yang sudah mabuk itu oleng menubruk salah satu pengunjung berambut gundul bersama wanita berbalut baju ketat.
“ S*alan!” si wanita memekik keras kala bajunya terkena asbak rokok.
Si botak di hadapannya naik pitam, menyeret tubuh mabuk Far mendekat, hampir meninjunya.
“ B*JINGAN!”
“ Maaf, kembaran saya sedang mabuk. Kami akan pergi.” Kata Raf sembari menarik alih Far dengan sebelah tangan. Mencegah cepat kepalan tangan si botak mampir ke wajah Far.
Walau mata si botak masih nyalang memandang, namun tak ada pergerakan yang membuat keduanya tidak bisa pergi. Raf menerka barangkali gerakan si botak tadi hanya sebuah gertakan yang menyuruh dua kembar secara tersirat untuk segera pergi. Namun sepertinya hari itu bukan keuntungan si kembar, karena Far dengan tololnya kembali mengoceh tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL ROMANCE | Jaehyun & Rose [SELESAI]
FanfictionDua sejoli yang seharusnya tidak bersatu, memaksakan kehendak untuk menentang peraturan. Mengatasnamakan cinta untuk berjuang mendobrak dendam antar keluarga. Namun ternyata, takdir tak begitu baik hati. Saat Rosellyna mengawali datang ke Blackstone...