11. SUKU ASING DAN KELOMPOK ELVIAR

354 65 6
                                    

11. Suku Asing dan Kelompok Elviar

[ Ebony Woods, 10.15 AM]

Jangankan sebuah kiriman logistik, sebuah surat yang ditunggu-tunggu akan dibalas oleh pihak pusat tidak jua mereka dapatkan setelah lima hari berselang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangankan sebuah kiriman logistik, sebuah surat yang ditunggu-tunggu akan dibalas oleh pihak pusat tidak jua mereka dapatkan setelah lima hari berselang. Mereka memang masih sangat cukup dengan masalah logistic, namun yang Rosellyn tidak habis pikir, apakah mereka terlalu sibuk sampai tidak bisa menyempatkan waktu untuk sekedar membalas mengenai informasi dari kelompok Eldran atau kelompok yang lain.

Rosellyn yakin tidak hanya kelompoknya yang kini sedang bingung untuk melanjutkan langkah, kelompok kadet lain pasti juga merasakan hal yang serupa.
Mau sekuat apapun mereka, seorang kadet tetaplah manusia biasa yang bisa saja mati tiba-tiba apabila dihadapkan pada sesuatu yang belum pernah dihadapi –salah satunya berhadapan dengan virus asing yang belum diidentifikasi. Maka dibanding terus menerus melindungi mayat yang lama kelamaan membusuk, Rosellyn kini memilih mengajak Rafka untuk menelusur hutan lebih dalam.

Tentu saja hal ini awalnya ditentang oleh semua anggota Eldran –khususnya Jevander, tapi karena memang lama kelamaan tugas mereka kebanyakan duduk sampai mengantuk, Jevander akhirnya setuju dengan ide Rosellyn, asal dengan catatan setiap kelompok kecil yang berisi tiga orang itu harus tetap bersama dan tidak boleh berpisah sedetikpun. Itu demi keselamatan dan keamanan bersama kata si pak ketua.

Dan kini Rosellyn harus kembali berpasrah karena untuk kedua kalinya dan pasti akan ada kali lainnya lagi, Jevander harus ikut bersama dengannya untuk menelusur rerimbunan hutan. Walaupun Rosellyn sudah jelas menunjukkan gelagat antipati dengan sang mantan kekasih, Jevander masih cuek bebek seperti tidak terpengaruh dengan kehadiran Rosellyn yang berada disekitar pria itu. Cih.

“ Tetap waspada.” Kata Jevander yang berjalan paling depan, Rosellyn yang tepat dibelakangnya hanya mampu memutar bola mata. Masalahnya bukan pertama kalinya Jevander mengatakan kata-kata itu, terhitung sudah lima kali si bungsu Ankara itu mengatakan kata yang sama setiap satu menit sekali. Sampai bosan telinga Rosellyn mendengarnya.

Padahal Rosellyn masih punya mata yang bisa awas dengan sekitar. Jadi tak perlu seberlebihan itu memperingati.

“ Apa si__” Rosellyn hampir protes saat Jevander menarik cepat tubuh Rosellyn untuk berjongkok.

“ Ssst!” Kini Rafka yang gantian bersuara, telunjuknya cepat memberi tanda diam sembari matanya menunjuk satu titik yang kini menjadi fokus Jevander juga.

Di seberang batang pohon besar yang melintang dan dipenuhi lumut, ada sebuah gapura sederhana dari kayu yang berukir, di tengahnya terdapat symbol lingkaran dengan warna merah dan hitam. Ornamen yang berada disana terasa asing untuk Rosellyn, sama seperti kumpulan penyintas yang berada di desa Valedestrian yang ditemui mereka waktu itu, keduanya sama-sama aneh.

“ Tetap dekat denganku.” Jevander berbisik, menarik lengan Rosellyn sehingga sekian detik tubuh mereka menempel satu sama lain.

Berbanding terbalik dengan degup jantung Rosellyn yang tiba-tiba bertalu, raut Jevander terlihat amat serius. Apalagi saat mereka akhirnya bisa mengendap untuk lebih dekat ke area tersembunyi di balik belukar.

CRUEL ROMANCE | Jaehyun & Rose [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang