08. JARAK AMAN
[Valestrian Village, perbatasan provinsi Arand, 09.05 AM]
Kini gantian dada Jevander yang menjadi sasaran amuk Rosellyn, padahal sudah jelas untuk kali ini Jevander tidak melakukan apapun, hanya diam seraya membalas tatapan lekat wanita itu. Membiarkan Rosellyn turun dengan mulut mengomel, Jevander segera memerintahkan anggota kadet lainnya untuk memulai mendirikan basecamp. Sekilas napasnya terlepas panjang melihat Rosellyn tersandung kala berlari kearah belakang untuk mengambil barang-barang.
Rosellyna Azalea Serafina masih sama persis seperti lima tahun yang lalu, mandiri, tegas namun sayangnya masih ceroboh. Dulu ia yang paling mengenal sosok pirang itu, paham apa yang gadis itu inginkan tanpa perlu banyak percakapan tercipta, namun sekarang semuanya berbeda. Manik hazel Rosellyn kadang bisa sejelas gelas kaca bisa juga buram seperti langit malam.
Mereka dekat karena mendapat hukuman yang sama saat di akademi, Rosellyn yang mengantuk saat penjelasan kelas dan Jevander yang telat masuk kelas. Keduanya kemudian dikeluarkan dari kelas dan mendapatkan hukuman membersihkan ruang adu fisik. Kepribadian yang berbeda, menyatu dalam ruang yang sama, udara yang serupa.
Kecerewetan Rosellyn adalah hal yang paling Jevander benci saat itu, namun ia juga tidak menyadari sejak kapan ketika Rosellyn menyapa murid akademi lain dengan sapaan ceria yang sama, hatinya menjadi tidak terima.
Namun itu semua hanya kenangan, karena semakin bertambah dewasa, Jevander terus dihadapakan dengan kenyataan yang selalu menampar bahwa keduanya tidak mungkin bisa bersatu. Dendam antar faksi tidak bisa hilang hanya dengan sebuah usaha dan cinta. Lebih dari itu, dendam diantara kubu antara mereka terlalu pekat melebihi aliran darah.
“ Ini, kau tidak mau ikut bekerja?” Miguel menaruh sekotak besar berisi makanan.
Dengan gesture mata, pria itu menyuruh Jevander membantu menatanya di meja kecil yang sudah ditata dibagian kanan camp.
Barulah manik jelaga Jevander mengerjap dan basecamp mereka sudah hampir jadi, karena memang sifatnya seperti camp darurat yang dibuat simple namun nyaman ditempati, maka kini tinggal menata semua barang bawaan. Ternyata sesi mengenang masa lalu lumayan lama, sehingga kini Jevander hanya bisa membantu sisanya.
“ Biar saya yang menatanya, Tuan.” Suara lirih itu datang kala pria itu menata makanan dalam rak penyimpanan sementara.
“ Tidak usah, kau bisa mengatur obat, ramuan dan peralatan yang kau bawa saja.” Jawab Jevander.
Tangan Agatha bertaut tidak nyaman, juga maniknya yang sesekali mengerjap seperti akan mengatakan sesuatu namun sungkan.
“ Ada apa?”
Sudah berinteraksi kurang lebih tujuh tahun dengan dayang lugu itu, Jevander paham bahwa Agatha sedang ingin mengungkapkan sesuatu. Tangan Jevander yang sedikit kotor ia lap, kemudian mengalihkan atensi ke dayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL ROMANCE | Jaehyun & Rose [SELESAI]
FanficDua sejoli yang seharusnya tidak bersatu, memaksakan kehendak untuk menentang peraturan. Mengatasnamakan cinta untuk berjuang mendobrak dendam antar keluarga. Namun ternyata, takdir tak begitu baik hati. Saat Rosellyna mengawali datang ke Blackstone...