before dating
Mata Ayoung memejam ketika sebuah kaleng kosong mengenai kepalanya. Dengan satu tangan Ayoung mengambil dan meremukkan kaleng tersebut lalu membuangnya ke kotak sampah terdekat.
Seorang laki-laki berambut merah tua dengan wajah panik terdiam mematung di depan Ayoung.
"Lo yang lempar?" tanya Ayoung malas.
Belum dijawab, datang lagi laki-laki yang Ayoung kenal.
"Song Ayoung? Kuliah di sini juga?"
"Menurut lo?"
San tersenyum miring, "masih aja judesnya, ayolah temenan kita. Gue jurusan Antropologi Budaya."
"Maaf ya, kak. Tadinya mau lempar ke kotak sampah tapi salah sasaran." Jongho membungkuk berkali-kali.
"Ngapain di sini, ho?" tanya San melihat salah satu anak tongkrongannya berinteraksi dengan Ayoung. Soalnya Jongho anti gebet gebet club.
"Adek-adekan lo?"
"Namanya Choi Jongho, jurusan Sastra Jerman."
Tepat di belakang San dan Jongho terpampang jelas tulisan Fakultas Ilmu Budaya, tanpa sadar ternyata Ayoung sudah sampai. Meskipun satu fakultas, San dan Ayoung tidak pernah bertemu bahkan sudah dua semester menghabiskan waktu di kampus yang sama.
"Lain kali gosah lempar-lempar, kakinya dipake buat jalan ke kotak sampah. Untung bukan dosen yang kena lemparan lo."
"Aduh, maaf banget kak.."
Belum selesai di situ, dari belakang sebuah roda sepeda menyenggol betisnya.
"Woi! Ga liat ada orang apa hah?!"
Orang yang bawa sepeda itu tidak menghiraukan dan sibuk keliling melingkari mereka bertiga. Barulah ketika San memanggilnya, laki-laki itu datang.
Mahasiswa mana yang pake celana pendek di kampus? pikir Ayoung."Nyelonong aja lu, young! Tuh lihat temen gue apes dua kali," tegur San sambil cengengesan.
"Dua kali? Gue yang kedua dong, yang pertama siapa?"
"Apa sih lo pada?!" kesal Ayoung.
"Buruan minta maaf."
"Emang gue ngelakuin apa, anjir?"
"Lo nabrak dia, bangke.." San mengacak rambut Wooyoung.
"Lah iya? Sowri.."
Ayoung yang kepanasan langsung pergi meninggalkan sekawanan orang aneh itu.
"Gue nanya anjir, siapa yang pertama cari gara-gara?"
"Ini si bocah, nimpuk palanya pake kaleng."
"Ga sengaja elah.."
Wooyoung memutar stang sepeda, mengikuti Ayoung dari samping.
"Woi, cewe.. Maafin adek gue ya, btw nama lo siapa, jurusan apa?"
"Arkeologi ya?"
"Gue Jung Wooyoung, jurusan Kebudayaan Korea."
"Kita seangkatan kayaknya, lo kenal San darimana?"
"Eh jawab dong, jangan judes-judes. Lo masih jomblo ga? Gue punya lima temen lagi kalo mau kenalan?"
"Dipilih aja mau yang mana, kak Hongjoong, kak Seonghwa, Yeosang, Yunho, Mingi, San, Jongho, atau mau gue?"
Ayoung berhenti, Wooyoung langsung mengerem sepedanya. Bukan karena tawaran nyeleneh itu, tapi..
"Mingi?"
"Nah itu homoannya Yunho tapi aslinya pada straight kok hehe.."
"Song Mingi, jurusan Sastra Jepang?"
"Iya, itu lo kenal. Mulai tertarik ya?"
"Dia sepupu gue bangsat.."
Wooyoung memundurkan wajahnya, "bangsatnya ke gue apa sepupu lo?"
"Ngapain juga lo nawarin sepupu gue ke gue, setan.."
"Ya kan mana gue tau.."
.
.
.
.
Cukup tersiksa rasanya bayang-bayang Wooyoung masih membekas. Pertemuan pertama mereka yang kacau apalagi Ayoung merasa dia sangat keterlaluan menyebut kata kasar pada orang asing yang belum satu jam dia temui.
Namun siapa sangka, Ayoung yang kepribadiannya kasar bisa melembut saat pacaran dengan Wooyoung. Meskipun tak jarang juga laki-laki itu suka mengumpat tiba-tiba.
"By, artefak itu benda berharga ya? Ada nilai sejarahnya juga?"
"Ada dong."
"Kalo kamu ada nilai sejarahnya juga ga?"
"Hah? Mau gombal?"
"Serius."
"Gada lah, kan aku bukan manusia purba dan sejenisnya."
"Masa sih, bukannya kamu manusia berharga bagi aku ya.."
"Young, tadi bilangnya ga gombal.."
"Maksud aku serius gombalnya."
Ayoung tersenyum tipis, "$#&+*;!@#/)("
he's little dumb.
Dengan cara itulah mereka saling menyayangi. Menertawakan kekurangan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
12.45 | wooyoung ft ATEEZ ✔
Fanfictionwhen you have to hate someone you love for beautiful way of revenge ft OC w/ ateez member joaapark present for ATINY