Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Song Ayoung tidak pernah sama sekali tertarik dengan drama kolosal yang dikemas dalam bentuk musikal, dirinya pun bukan tipe orang yang suka nonton drama atau film. Dia datang semata-mata diundang oleh Wooyoung dan mengambil job sebagai fancam pacar barunya itu.
Hebatnya Wooyoung selalu mudah menemukan kamera yang menyorotinya. Sesekali ia tersenyum lebar ke arah Ayoung kemudian beralih ke kamera gadis-gadis lainnya. Seketika dia teringat pesan Mingi.
"Lo ga boleh marah, sebelum ketemu lo, Wooyoung sudah terkenal," tenang Ayoung dalam hati.
Berita pacaran mereka pun beredar luas di jurusan masing-masing, bahkan belum satu jam setelah Ayoung mengiyakan ajakan pacaran itu.
Reaksinya beragam, beberapa orang yang mengenal Ayoung sebagai pribadi yang dingin, pendiam, dan cuek jelas bingung dan sedikit tidak suka dan beberapa orang seperti teman tongkrongan Wooyoung yang mendukung sepenuhnya.
Seminggu mereka pacaran, rumor tentang pembatalan tunangan Ayoung pun tersebar. Faktanya memang benar namun rumor tentang akibat batalnya pertunangan karena Ayoung itu jelas salah, Mingi sendiri yang klarifikasi tipis sebab Ayoung terlanjur muak dan Wooyoung bantu menenangkan emosi gadis itu.
Sebulan pacaran, akhirnya Ayoung menggunakan panggilan aku-kamu yang sebelumnya lo-gue karena merasa tidak enak kalau hanya Wooyoung yang memanggil aku-kamu, takut kesannya yang tulus cuma Wooyoung dan Ayoung tidak.
Dua bulan pacaran, Ayoung tidak lagi menolak skinship. Misal, saat Wooyoung ingin bersandar Ayoung langsung menjauh atau tubuh laki-laki itu nyeri karena dipukulin Ayoung.
Ayoung berusaha beradaptasi dan Wooyoung terus suportif. Hubungan mereka semakin sehat sampai sekarang.
"Eh, itukan anting.." Ayoung zoom in foto yang dia jepret. Ternyata Wooyoung memakai antingnya, mana cuma satu lagi.
"Kak, dah lama di sini?" tegur Jongho si mahasiswa Sastra Jerman.
Perihal Jongho, Ayoung masih terus menjahilinya dengan insiden melempar kaleng.
"Lo baru dateng, ho?"
"Ga sih, gue duduk di paling atas bareng kak Yeosang."
"Kok lo sendiri? Yeosang mana?"
"Buru-buru ada kuis katanya."
Jongho menyingkir masuk barisan bangku Ayoung karena satu persatu penonton keluar dari teater.
"Gada kelas kak?"
"Ada sih, dua jam lagi tapi.."
"Yaudah gue duluan ya kak, titip salam sama kak Wooyoung."
Ayoung mengangguk, dia masih duduk santai menunggu ruang teater agak lenggang.
Gadis itu beriringan dengan beberapa gerombolan mahasiswi yang mengenakan jaket angkatan, para gadis Antropologi, tertulis di jaketnya.
