AIB 14: BEACH?

164 25 1
                                    

BEACH?
.
.
.
.
.
[GAME START]

"Aku pergi dulu"

Yuki berencana untuk kembali ke sekolah guna mengambil beberapa barangnya yang masih tertinggal. Yuki mengayuh sepeda Tuan Yamashita yang sempat Kimi pinjamkan untuknya.

"Hei!! Bawa ini" Kimi melemparkan sebuah pisau lipat. Hanya untuk berjaga jaga.
"Ini terlalu berlebihan kau tau" Ucap Yuki dan memasukkan pisau lipat itu kedalam kantong jaket yang ia kenakan.

Bukan tanpa alasan, Kimi memberikan pisau itu pada Yuki karena ia tau kalau ada orang yang mengikutinya akhir akhir ini. Dia tidak ingin Yuki terluka hanya karena penguntit sialan itu.

Kimi kembali masuk ke rumah dan langsung berlari kearah kamarnya. Kimi mengambil sebuah teropong dan mengintip melalui jendela. Kimi memantau Yuki yang mulai berjalan jauh hingga tidak terlihat. Lalu Kimi mengalihkan teropongnya dan memantau keadaan sekitar.

Dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui kalau penguntit itu masih berada ditempatnya semenjak kemarin malam. Tentu saja terkejut, pasalnya yang Kimi ketahui penguntit itu tidak menetap. Maksudnya tidak menetap adalah penguntit itu tidak pernah diam terlalu lama di satu titik.

Kimi semakin dibuat terkejut lagi saat penguntit itu langsung berlari kearah rumah Kimi. Karena melihat hal itu, Kimi juga langsung berlari kelantai bawah dan langsung mengunci semua pintu dan jendela. Lalu ia mengambil sebuah kapak yang sudah dia siapkan di dekat pintu.

Tepat setelah itu suara gedoran yang cukup keras langsung memenuhi rumah itu. Kimi mulai ketakutan pasalnya dia baru pertama kali mengalami hal semacam ini.

Orang itu hanya menggedor pintu tanpa mengatakan apapun. Orang itu juga berusaha mendobrak pintu rumah namun Kimi langsung beranti sipasi mendorong kulkas untuk menutup pintunya. Terkadang Kimi merasa bangga karena bisa mengangkat hal hal yang sangat mustahil dia angkat disaat genting seperti saat ini.

Hal itu terus terulang sekitar 10 menit. Kimi masih berdiri ditempatnya dan menyiapkan alat alat yang akan dia butuhkan nanti. Namun tiba tiba saja suara gedoran itu berhenti.

Kimi yang masih keheranan pun mencoba untuk melihat dari jendela kamar orang tuanya. Orang itu sudah tidak ada disana. Kimi merasa lega dan sedikit menghembuskan nafas beratnya.

"Sialan, baru kali ini aku merasa terancam" Kimi mengusap wajahnya dan kembali menuju kamarnya. Dia takut karena tidak mengetahui ada berapa jumlah mereka diluar sana. Jika satu atau dua orang dia masih bisa menanganinya.

Kimi kembali memantau keadaan sekitar dan syukur lah kalau orang yang mengikutinya itu sudah tidak ada. Kimi merebahkan badannya ke kasur dan mulai menutup matanya.

"Untung saja Yuki sudah pergi"

Seketika Kimi langsung terbangun saat teringat dengan sahabatnya itu. Bodoh, kenapa dia sampai lupa? Apa sahabatnya itu baik baik saja sekarang? Apa yg harus ia lakukan? Apa Kimi harus menyusulnya?

"Hah biarlah. jika dia tidak kembali saat matahari terbenam, aku akan benar benar membunuh siapa saja yang mengganggunya" Ucap Kimi yang kembali merebahkan badannya. Dia yakin kalau Yuki yang ada di dunia Alice In Borderland ini sangat berbeda dengan Yuki yang ia kenal.

Kimi mencoba untuk menutup matanya dan berusaha untuk tidak memikirkan apapun. Beri dia istirahat walau hanya sebentar saja.

☘☘☘

"Ayo kita pergi"

"MAMA!!"

"Hidup lah demi mama"

Alice In Borderland X Kimi(You) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang