Jam lima sore Chanyeol memutuskan untuk pergi meninggalkan kantor milik Baekhyun, jika saja tidak ada hal yang mendesak Chanyeol pasti sudah berada di ruangan Baekhyun bahkan sampai pria mungil itu pulang
Namun di tengah perjalanannya menuju mobilnya di parkiran, sebuah suara memanggil namanya dengan cukup keras
"Park Chanyeol?"
Chanyeol membalikkan tubuhnya melihat siapa yang memanggil nama lengkapnya seperti itu, terlihat seorang wanita paruh baya berdiri dengan pakaian lusuh dan sebuah tas jinjing yang wanita itu bawa
"Kau Park Chanyeol, benar?"
Chanyeol berjalan mendekati wanita itu sampai tubuh tingginya berada di hadapan wanita itu
"Kau mengenalku?" Tanya Chanyeol dengan kalimat formal
"Ah! Tentu saja aku sangat mengenalmu, bahkan aku sangat kagum pada kesuksesanmu di usia yang terbilang sangat muda."
"Bisakah tidak usah bertele - tele, ada perlu apa? Aku sedang ada urusan."
Wanita itu tampak mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya yang lusuh, dan Chanyeol sangat mengenal siapa orang yang berada di dalam foto itu
"Kau tidak mengenalku?" Tanya wanita itu
Chanyeol menatap wanita itu dengan tatapan menyelidik, siapa sebenarnya wanita ini!?
"Aku Miran, ibu Baekhyun."
Chanyeol ingat! Wanita ini adalah wanita yang meninggalkan Baekhyun di depan panti asuhan, Chanyeol menjadi saksi saat itu, kebetulan rumah Chanyeol dan panti berdekatan, hanya berjarak lima langkah
Saat itu Chanyeol yang berusia sembilan tahun melihat seorang wanita meninggalkan seorang anak laki - laki di depan panti ibunya seorang diri, bahkan saat itu ia dapat dengar tangisan keras dari anak itu dan ibunya lah yang menggendong dan membawa masuk anak itu ke dalam panti dan kini anak itu sudah menjadi orang sukses bernama Byun Baekhyun
"Lalu? Ada perlu apa?"
Chanyeol mencoba tidak peduli jika di hadapannya ini adalah ibu dari Baekhyun, toh, Baekhyun sudah hidup senang dan tidak membutuhkan ibu macam manusia di hadapannya ini lagi
"Mungkin ada kesalah pahaman disini, aku tidak bermaksud membuang Baekhyun saat itu, namun keadaan ekonomi kami yang menurun membuatku harus memilih pilihan yang salah."
Miran terdiam sejenak___
"Beberapa kali aku datang ke panti demi memastikan jika putraku baik - baik saja dan aku pun mengenalmu dan ibumu Dara, dan aku sangat bersyukur karena kau masih berhubungan baik dengan putraku dan sudah menjaganya dengan baik."
Alis Chanyeol menukik! Bagaimana bisa Miran mengenalnya dan ibunya!? Mencurigakan!
"Jadi maksud kedatangan anda ini adalah?"
Miran tampak meremas tangannya sendiri dengan tangannya yang lain
"Bisakah kau membantuku menemui Baekhyun? Aku sangat amat merindukannya, dia susah sekali aku temui, rumah dan perusahannya mempunyai akses khusus, aku sulit menemuinya."
"Kenapa baru sekarang?"
"Ye?"
"Kenapa menemui Baekhyun saat dia sudah menjadi seseorang yang sukses? Jika anda merindukannya, anda tidak perlu menemuinya, aku akan menyampaikan pesan pada Baekhyun jika ibunya sangat merindukannya."
"Tidak bisa! Aku harus menemuinya!"
Chanyeol memijat kepalanya yang pening dan berbisik pada bawahannya agar pertemuan yang ia akan lakukan hari ini harus diundur selama sejam ke depan karena ada sebuah kendala
"Aku tidak yakin Baekhyun ingin menemui anda, jadi jangan bersikeras! Aku memiliki urusan penting jadi aku permisi."
Chanyeol melangkah dari sana meninggalkan wanita bernama Miran yang mengaku sebagai ibunya Baekhyun itu, tanpa Chanyeol sadari jika tangan Miran mengepal sampai memerah
"AKU BUTUH DIA!"
Chanyeol menghentikan kembali langkahnya karena teriakan wanita tua itu, dan menoleh ke belakang, menatap wajah memerah Miran dengan tenang
"Aku butuh uang! Hutang keluarga kami sangatlah besar, dan aku akan dibunuh jika tidak membayarnya segera, aku tidak ada pilihan lain selain memintanya pada Baekhyun!"
Apa rasa malu perempuan tua ini sudah putus!? Bagaimana bisa ia meminta uang pada anak yang sudah ia buang begitu saja!?
"Maaf Nyonya, tapi aku hanya berbicara dengan manusia waras."
"Beraninya kau berbicara begitu pada orang tua!?"
Jika saja orang di hadapannya ini bukanlah orang tua, sudah dipastikan Chanyeol akan mematahkan leher orang itu dengan tangannya sendiri dan membuang mayat perempuan itu ke laut lepas
"Kau tidak bisa melarang seorang ibu untuk bertemu anaknya, lagipula kau siapa sehingga tidak membiarkan dan membantu aku untuk menemui Baekhyun!?"
"Sudah bicaranya? Jika begitu aku pergi dulu."
Kini Chanyeol benar - benar pergi dari sana menaiki mobil mewahnya, meninggalkan Miran dengan emosi yang sudah memuncak, bahkan Miran tampak berteriak kesal pada Chanyeol yang mengabaikan ucapannya
"LIHAT SAJA KAU PARK CHANYEOL!!!"
Chanyeol menyematkan seringaiannya saat suara teriakan Miran sampai terdengar sampai telinganya
Pria jangkung itu pun tak lupakan mengirim sebuah pesan pada Baekhyun agar jangan pergi ke parkiran karena supir milik Chanyeol sendiri yang akan menjemput pria mungil itu di lobi
Sedangkan seorang pria mungil yang mendapat pesan itu tampak kesal karena kini ia tidak akan bisa beristirahat di rumahnya yang nyaman
"Sialan Park Chanyeol!!" Rutuk Baekhyun di ruangannya sehingga membuat Dooyoung bertanya - tanya ada apa dengan atasannya tersebut
.
.
.
"Kenapa tiba - tiba menjemputku? Dan membawaku kesini?" Tanya Baekhyun saat pria mungil itu sudah berada di hadapan Chanyeol di mansion megah pria jangkung itu tentunya
"Tidak ada, hanya ingin."
Ingin sekali Baekhyun memukul kepala Chanyeol dengan tongkat golf yang berada di sebelahnya
"Malam ini kau tidur disini, seseorang sudah menyiapkan pakaian untukmu, mandi dan makan malam bersamaku!"
Yup! Benar sekali!
Baekhyun hanya akan menuruti seluruh perintah Chanyeol dengan hati yang berat, sedangkan kini Chanyeol tampak berpikir keras
"Kepala Jang." Chanyeol memanggil seorang kepercayaannya
"Ya Tuan?"
"Selidiki wanita bernama Miran yang kita temui di parkiran tadi."
"Baik Tuan."
To Be Continue....
Saran kritik dipersilahkan sayangku, votement juga dipersilahkan dengan terbuka..
So Enjoy
Stay tune for the next chapter ❤❤