Pintu kamar Baekhyun terbuka menampilkan sesosok pria menawan bernama Park Chanyeol, namun ada yang berbeda dari pria jangkung tersebut
Wajahnya tampak muram, terasa hawa imaginer di sekeliling Chanyeol berwarna hitam seolah mewakili perasaan pria itu yang sepertinya tidak sedang dalam kondisi baik - baik saja
Waktu sudah menunjukkan waktu sebelas malam, hampir tengah malam, beruntung Baekhyun belum tertidur, pria mungil itu tengah menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda
"Kau baik - baik saja? Ada apa?"
Sebelum Baekhyun beranjak dari tempat tidurnya dan menghampiri Chanyeol, Chanyeol sudah lebih dulu menghampiri sang kekasih, pria jangkung itu mendudukan dirinya di pinggir ranjang, berdekatan dengan Baekhyun yang kini tengah menyimpan laptopnya di nakas, memberikan seluruh perhatiannya pada Chanyeol
Pluk
Baekhyun terdiam saat Chanyeol menumpukan kepalanya pada bahu Baekhyun, pria itu sepertinya memang sedang ada masalah dan Baekhyun akan bertanya nanti saat kondisi Chanyeol membaik
"Kenapa kesini jika kau lelah, seharusnya kau menghubungiku."
"Kau tahu apa hal yang sangat menyebalkan?" Tanya Chanyeol masih di posisi yang sama
"Hm?"
"Pergi bekerja ke luar negeri."
"Apa?" Baekhyun menangkup wajah Chanyeol agar menatapnya
"Aku harus ke canada selama empat hari."
"Kapan kau pergi?"
"Besok malam."
Bukankah itu hal yang bagus, biasanya jika mereka memiliki bisnis di luar negeri pasti penghasilan yang akan mereka dapatkan akan sangat besar dan menguntungkan sekali, kenapa Chanyeol tampak tidak bergairah seperti ini?
"Lalu? Kenapa bersikap seperti ini? Bukankah itu kesempatan bagus?" Baekhyun bertanya
"Apa kau bisa ikut?"
Ah! Baekhyun mulai mengerti sekarang, dengan tawa di hatinya Baekhyun merasa jika Chanyeol bersikap murung itu karena tidak mau berjauhan dengan Baekhyun? Bukankah begitu? Apa Baekhyun terlalu percaya diri?
"Kau tidak mau jauh dariku ya?" Senyum Baekhyun merekah setelah menanyakan hal tersebut pada Chanyeol
"Kenapa menjawabku dengan pertanyaan? Kau bisa ikut atau tidak?"
Pria seperti Chanyeol ini terkadang bersikap layaknya Tsundere dan itu sangat menyebalkan menurut Baekhyun, mereka sudah menjadi pasangan kekasih tapi kenapa Chanyeol tidak juga menjadi dirinya sendiri atau apa memang itu sifat Chanyeol yang tidak bisa dihilangkan? Entahlah
"Aku tidak tahu, besok sepertinya banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan segera."
Bahu Baekhyun kembali menjadi topangan bagi kepala Chanyeol, dan Baekhyun pun mengelus lembut kepala kekasihnya
"Aku tidak akan memaksamu, aku mencoba mengerti meski aku sangat kesal." Ujar Chanyeol
Ada kalanya Baekhyun merasa jika Chanyeol itu seperti anak kecil yang sedang merajuk seperti sekarang ini, nadanya terdengar lucu bagi Baekhyun
.
.
.
Entah sejak kapan namun kedua belah bibir itu sudah saling memagut satu sama lain, dengan kepala ranjang sebagai penopang tubuh Baekhyun yang di kukung oleh tubuh besar Chanyeol
Kedua tangan Baekhyun memegang kedua pundak Chanyeol, sedangkan tangan kanan Chanyeol berada di pipi kiri Baekhyun, dan satu tangannya lagi mulai menggerayangi tubuh si pria mungil
Lenguhan keluar dari mulut Baekhyun saat pasokan nafasnya hampir habis, lelehan saliva sudah membasahi sudut bibir keduanya
Ciuman Chanyeol pun berpindah pada leher Baekhyun saat si mata sabit sibuk meraup oksigen
Keduanya tampak sangat menikmati, apalagi Baekhyun yang merasa di manja oleh Chanyeol, bahkan tangan Baekhyun berpindah pada tengkuk Chanyeol, memperdalam ciuman pria jangkung itu pada lehernya sehingga menimbulkan tanda disana
"Jangan salahkan aku jika kau tidak bisa berjalan besok, aku akan menghabisimu sebelum pergi ke canada." Bisik Chanyeol dengan deep voice miliknya dan Baekhyun hanya bisa tersenyum mendengar apa yang dikatakan sang kekasih
Chanyeol tidak mungkin menyakitinya jadi Baekhyun merasa tenang meskipun Chanyeol berkata demikian
"Eum, kau boleh melakukan apapun padaku malam ini."
Dan kalimat itulah menjadi kalimat terakhir Baekhyun di malam itu sebelum berubah menjadi lenguhan, desahan dan geraman yang menjadi satu, kamar itu pun mulai menjadi saksi bagaimana kedua insan itu bergumul di atas ranjang hangat milik Baekhyun
Beruntung tidak ada orang yang berjaga di dekat kamar Baekhyun, sehingga tidak ada orang yang merasa terganggu dengan suara - suara erotis, terlebih dari mulut Baekhyun
Hal yang paling Chanyeol sukai adalah saat Baekhyun melenguhkan namanya dengan nada yang membuat libido Chanyeol semakin naik jika mendengarnya
"Jangan digigit!" Baekhyun melarang apa yang akan Chanyeol lakukan, yaitu menggigit nipple miliknya
Jika boleh jujur Baekhyun sudah mulai mengakui dari dalam hatinya jika ia sangat mencintai Chanyeol, bahkan pria itu adalah alasan kenapa Baekhyun rela menyukai seorang pria, karena sebesar itu cinta Baekhyun untuk Chanyeol
Entah apa yang merasukinya sehingga rasa itu timbul begitu besar
Meski salah, namun Baekhyun tidak bisa menghentikan perasaannya yang menggebu - gebu pada Chanyeol, bagaimana Baekhyun begitu memuja paras sempurna kekasihnya dan itu membuatnya gila
Begitu pula Chanyeol!
Untuk Chanyeol titik tertinggi bahagianya adalah berada di samping dan memiliki Baekhyun seutuhnya, bahkan Chanyeol berharap jika Baekhyun menjadi orang terakhir untuknya
"Aku mencintaimu, Baekhyun, aku sungguh - sungguh."
Baekhyun tersenyum dengan nafas yang memburu paska pelepasannya, tangan rampingnya memeluk balik tubuh besar Chanyeol yang mendekapnya erat seolah mereka tidak mau kehilangan satu sama lain
"Aku juga sangat mencintaimu."
Balasan Baekhyun pun dihadiahi sebuah ciuman panas dari Chanyeol yang Baekhyun sukai
"Aku suka bibirmu." Ujar Baekhyun dengan mengelus bibir bawah Chanyeol setelah mereka selesai berciuman
"Hanya bibirku?"
"Tidak, aku suka semuanya."
Dan mereka pun tidak lama dari itu mulai tertidur seraya berpelukan sampai pagi menjelang
To Be Continue....