009

242 16 0
                                    

Baekhyun tampak menggigit jarinya dengan gelisah di depan ruangan gawat darurat rumah sakit Seoul, Chanyeol masih berada di dalam dan belum ada tanda - tanda jika dokter akan keluar dari ruangan itu

"Kenapa lama sekali!? Apa Chanyeol baik - baik saja!?" Tanya Baekhyun pada supir Chanyeol yang masih menemaninya sampai saat ini

"Tuan Park pasti akan baik - baik Tuan Byun."

"Ya kuharap begitu."

Bahkan salep yang supir Chanyeol berikan untuk mengobati luka di sudut bibir Baekhyun pun, pria mungil itu abaikan, kepalanya dipenuhi dengan Chanyeol sekarang

Selang beberapa menit kemudian seorang dokter ke luar dari ruangan pemeriksaan dengan sebuah senyuman yang Baekhyun yakini pertanda baik

Baekhyun dan supir Chanyeol atau kita sebut namanya Pak Han berdiri dari duduknya guna mendekati dokter dan menanyakan keadaan Chanyeol

"Beruntung pasien dibawa tepat waktu dan peluru tersebut tidak mengenai bagian vital sehingga pasien hanya perlu beristirahat sampai lukanya pulih dan sudah bisa beraktifitas kembali." Pak Han berucap terima kasih pada dokter tersebut dan Baekhyun hanya bisa bernafas sangat lega, seolah di dadanya terasa ringan karena beban yang terangkat

Chanyeol pun dipindahkan ke ruangan pribadi dengan segala fasilitas mewah di dalam rumah sakit itu atas saran Baekhyun

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Baekhyun, bokongnya ia dudukan pada kursi yang tersedia di sisi ranjang dimana Chanyeol tengah terduduk dengan bertelanjang dada, ada sebuah perban melingkar di perutnya dan bahu yang juga tertutup oleh perban besar

Ah! Chanyeol hanya melakukan proses pengambilan peluru sehingga pria jangkung itu tidak dibius total, oleh karena itu Chanyeol dalam kondisi sadar saat ini

"Aku tidak apa - apa."

Baekhyun mengelus luka yang berada di perut Chanyeol dengan sangat berhati - hati, pria mungil itu merasa bersalah, karenanya Chanyeol jadi terluka seperti ini

"Maafkan aku Chanyeol."

Baekhyun menatap mata Chanyeol yang juga pria itu kini sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan

"Bibirmu terluka." Chanyeol mengelus luka yang berada di sudut bibir Baekhyun, bahkan pria mungil itu lupa jika ia memiliki sebuah luka di sudut bibirnya yang belum ia obati karena terlalu khawatir pada keadaan Chanyeol

"Ini bukan masalah."

Chanyeol menatap Pak Han yang sedari tadi berada di dekat pintu dengan sikap sopan

"Ambilkan salep untuk luka."

"Sudah saya siapkan Tuan." Pak Han memberikan salep itu pada Chanyeol, yang ternyata Pak Han membawa - bawa obat itu sejak mereka di ruang pemeriksaan jika kalian ingat yang sempat Baekhyun abaikan

"Kemarilah."

Chanyeol menepuk ranjang yang kosong di hadapannya karena posisi pria itu yang duduk, oleh karena itu ranjang menjadi sangat luas

"Kau harus memperdulikan dirimu sendiri juga, jangan hanya aku!"

Baekhyun hanya diam saat lukanya di berikan salep oleh tangan Chanyeol dengan hati - hati, padahal lukanya sama sekali tidak sakit namun Baekhyun sengaja mengaduh entah untuk apa

"Stt."

"Apa sakit?" Tanya Chanyeol seraya menghentikan gerakan tangannya

"Tidak."

"Ah! Kau tahu dari mana jika aku disana?" Chanyeol menghentikan sejenak acara mengobati Baekhyun-nya

"Dooyoung, saat aku mengunjungi kantormu."

"Untuk apa?"

"Jangan banyak bertanya!"

Baekhyun pun diam!

"Sudah selesai, jangan terluka lagi." Ujar Chanyeol dan menyimpan obatnya di nakas yang berada di sampingnya, namun Baekhyun tidak beranjak dari duduknya, pria itu hanya diam memandangi Chanyeol dan mencoba mencerna apa yang sekarang ia rasakan

Chu

Baekhyun mengecup pipi Chanyeol!

"Untuk apa itu?" Tanya Chanyeol

Baekhyun menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal

"Ucapan terima kasih?"

Chanyeol menatap Pak Han yang masih berada di sana dengan posisi menunduk sejak Baekhyun mengecup pipi Chanyeol beberapa menit yang lalu

"Kau bisa pulang sekarang Pak Han, aku akan meminta Taejoon menjemputku." Perintah Chanyeol adalah mutlak

"Baik Tuan, saya permisi."

Chanyeol kembali menatap Baekhyun yang masih menatapnya sesaat setelah Pak Han pergi dari ruangan itu

"Kau bisa berciuman?"

"Eh?" Baekhyun terkejut, tentu saja!

"Bibirmu sedang terluka."

"Ah! Aku tidak apa - apa."

"Benarkah?" Tanya Chanyeol meyakinkan, namun bukan jawaban yang Chanyeol dapatkan melainkan sebuah ciuman, pria mungil itu mencuri start, bahkan Baekhyun menangkup kedua pipi Chanyeol agar dapat menarik wajah itu, ciuman mereka pun semakin dalam

Namun saat Chanyeol akan membalas gerakan Baekhyun, lukanya menjadi sakit karena tidak disarankan terlalu banyak bergerak sehingga Chanyeol mendesis kesakitan

"Diam saja Chanyeol." Ucap Baekhyun di tengah ciuman mereka, pria mungil itu semakin mendekatkan tubuhnya pada Chanyeol sehingga kini ciuman mereka semakin panas dan menggairahkan, tidak memperdulikan jika salep yang berada di sudut bibir Baekhyun bisa saja termakan oleh mereka

Mereka saling bertukar saliva, lidah saling membelit, dan menyesap bibir satu sama lain sehingga bunyi kecipak bibir terdengar jelas di ruangan besar yang hanya terdapat mereka berdua

Chanyeol melepaskan pagutan saat dirasa pasokan nafasnya berkurang namun beberapa detik mereka berhenti, Baekhyun kembali meraup bibir Chanyeol, melanjutkan ciuman mereka

Gerakan tiba - tiba itu tentu membuat Chanyeol terkejut namun pria itu pun menikmati ciuman Baekhyun yang brutal

Sekali lagi Baekhyun memasukkan lidahnya pada mulut Chanyeol, menjelajahi isi dari mulut Chanyeol, bahkan pria itu menarik tengkuk Chanyeol agar semakin memperdalam ciuman

"Hey! Tenang Baekhyun!" Chanyeol dengan paksa melepaskan ciuman mereka setelah dirasa Baekhyun semakin bernafsu menciumnya

"Astaga! Maafkan aku!"

Ingin rasanya Chanyeol tertawa melihat Baekhyun yang panik namun hanya Chanyeol lakukan dalam hatinya karena ia tidak terbiasa tertawa lebar di hadapan Baekhyun dan mungkin itu akan menghancurkan harga dirinya








































To Be Continue...

8) Si Me Amas, Serba Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang