dua

1K 68 1
                                    

Happy Reading...

Sudah 3 Minggu setelah kejadian itu. Haerin sudah menjalani terapi ke psikolog dan dia tidak dibolehkan keluar rumah kecuali bersama kakaknya atau orang tuanya. Haerin sudah lumayan membaik tapi dia masih suka berteriak dan bergumam kata tidak jelas, ia juga suka mengelus perutnya dan berteriak soal tidak ingin hamil.

Seluruh anggota keluarganya sakit hati setiap mendengar teriakan Haerin, termasuk Johnny– papa haerin– ia sangat terpukul saat tau jika Haerin terkena pemerkosaan dan yang lebih membuatnya terkejut adalah orang yang memperkosa anaknya. Setelah mendengar cerita hendery Johnny terus menyalahkan dirinya karena tidak menjaga Haerin.

Hari ini Haerin terlihat tidak ingin keluar kamar, Chita pergi ke kamarnya untuk mengantar makan siang tapi ditolak oleh Haerin karena ia tidak nafsu makan. Selama seminggu ini Haerin suka muntah-muntah dan pusing, kata Chita anaknya cuma masuk angin ataupun asam Lambungnya naik soalnya Haerin punya penyakit asam lambung.

Haerin masih saja nyaman dibalik selimut tebalnya. Ia rasanya jika bergerak sedikit mualnya akan balik lagi, ia sekarang sedang ketakutan. Ketakutan yang selama ini ia pendam.

Klik..

Pintu dibuka dan muncullah sosok mama, Haerin menyenderkan kepalanya di kepala ranjang. Ia mual dan pusing tapi tidak sanggup untuk bangkit, wajahnya pucat sudah seminggu ini.

"Mama, kak Dery dimana?" Tanya Haerin lirih.

"Hendery dibawah sayang, kamu kenapa?"

"Panggilin dong ma, aku mau ke sungai Han minta ditemenin kak Dery." jawab Haerin, Chita duduk disamping Haerin ia mengelus rambut panjang Putrinya.

"Kamu masih sakit sayang, dirumah aja ya."

"Aku mau jalan-jalan sama kak Dery ma, sekali ini aja."

"Yaudah kamu siap-siap dulu biar mama panggil Dery dulu." ujar Chita pasrah, Haerin mengangguk pelan. Kemudian Chita keluar dari kamar untuk menjenguk Hendery di ruang keluarga.

Setelah Chita keluar dari kamar Haerin Langsung berganti baju, tenang ia sudah mandi kok. Ia hanya memakai dress selutut berwarna kuning dan bermotif bunga matahari.

Ia juga memoleskan make up di wajah cantiknya, hanya make up tipis. Selesai berdandan ia turun untuk menjenguk Hendery. Walau Haerin masih pusing tapi saat ingin jalan-jalan ia tiba-tiba sehat.

"Kamu udah sehat?" tanya hendery, Haerin menerima uluran tangan kakaknya lalu mengangguk kecil.

"Kalian mau kemana?" celetuk Johnny yang baru muncul dari arah dapur.

"Haerin minta jalan ke sungai Han." jawab hendery, Johnny mengangguk.

"Jangan lama-lama ini udah sore"

"Siap pa, kita pergi ya, papa mama. Bye~"

"Bye papa~" pamit Haerin manja, Chita dan Johnny terkekeh mendengar nada manja itu setelah sekian lama tidak mendengar nada itu.

Setelah Haerin dan hendery pergi Chita duduk disamping Johnny. Chita menyalakan televisi agar tidak terlalu sunyi.

"Haerin hamil." ujar Chita, Johnny tersedak minuman ketika mendengar 2 Kalimat yang dilontarkan oleh istrinya.

"Hamil?!"

"Iya kata dokter kemarin, Haerin belum tau soal ini. Hendery juga belum tau."ucap Chita dengan nada sedikit tenang tapi bergetar.

Chita menatap Johnny yang disampingnya pria itu juga menatap kearahnya, Chita memeluk pria itu sambil menumpahkan air matanya di dada bidang sang suami.
Johnny juga shock saat tau jika Haerin hamil, Johnny mengelus rambut panjang Chita.

"Udah berapa?" tanya Johnny,Chita melonggarkan pelukannya lalu mendongak menatap mata sendu suaminya.

"Udah 2 minggu karna saat itu Haeri lagi masa suburnya, aku takut John... Hiks aku takut Haerin... Ga bisa Nerima anak itu..hiks." jawab Chita sesegukan, kemudian kembali memeluk Johnny.

Johnny mengelus punggung istrinya berusaha untuk menenangkan istrinya. Ia mencium puncak kepala Chita, mereka takut Haerin tidak bisa menerima anak itu karena selama ini Haerin selalu menolak hal itu.

💥💥

Haerin dan hendery hanya mengelilingi sungai Han sambil melihat matahari terbenam, hendery sedari tadi menatap Haerin dengan pandangan iba karena wanita itu sedari tadi hanya menatap lurus kedepan tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.

"Kita duduk disana kamu pasti capek, kita duduk di bangku itu aja sambil liatnya dari sana." seru hendery, Haerin mengangguk kemudian mengikuti langkah hendery.

Mereka duduk sambil Haerin tetep fokus pada kearah matahari yang terbenam tapi pandangan itu kosong. Hendery menatap Haerin tanpa berkedip, hari ini tidak terlalu ramai.

"Kak Dery kita pulang aja yuk, aku bosen tapi dijalan pulang mampir ke apotik dulu aku mau beli obat." ujar Haerin, hendery mengangguk lalu membantu Haerin berdiri.

Sesuai permintaan Haerin tadi hendery berhenti di apotik Deket komplek rumah mereka. Awalnya hendery yang ingin turun untuk membelinya tapi Haerin merengek ingin dia sendiri yang membeli, jika Haerin sudah merengek mana bisa hendery melawan yang ada ia mengalah.

Selesai membeli obat mereka segera pulang. Haerin masih nampak lemas tapi memaksakan diri untuk mengajak kakaknya jalan-jalan.

Sesampainya dirumah Haerin izin masuk lebih dulu. Haerin langsung berlari kedalam kamar tanpa memperdulikan orangtuanya diruang keluarga, Haerin Langsung menaiki tangga.

Sesampainya didalam kamar ia langsung masuk kamar mandi tanpa memperdulikan ia belum berganti pakaian. Sekitar 15 menit ia didalam kamar mandi, akhirnya ia menemukan hal yang paling menyeramkan didalam hidupnya.

Haerin terduduk di samping wastafel karena kakinya lemas. Ia menatap 4 alat tes kehamilan itu menunjukkan hasil positif, Haerin Perlahan menangis karena ia tidak sanggup menjalani kehidupannya yang sebentar lagi ada kehidupan baru. Dada Haerin rasanya sesak karena baru mengetahui keadaan janin didalam perutnya, tapi sayang ayah anak ini sudah menikah setelah aksi memperkosanya.

Lelaki itu terlalu santai tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Mereka sudah bahagia dan menjadi keluarga yang romantis, Haerin masih ingat jelas wajah lelaki Jung  itu. Tangan lentiknya mengelus perut ratanya yang sekarang berisi janin titipan Mark Jung si bajingan, Haerin kembali menangis sambil memeluk lututnya sendiri.

"Sayang, buka mama mau masuk." teriakan dari pintu kamar menyadarkan Haerin dari lamunannya, ia menghapus air matanya lalu membasuh wajahnya. Tidak lupa ia juga ngambil semua alat tes itu kemudian memasukkannya kedalam laci, setelah itu ia membuka kamarnya.

💥💥

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii
Kyleen_jinji

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

you and me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang