delapan

606 36 0
                                    

Happy Reading...

Akhirnya setelah seharian mengurus Jay dan Jinny, Haerin bisa mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Woonzi dan Mingyu ternyata pulang malam jadi selama itu pula Haerin mengurus dua bocah itu, Haerin memejamkan matanya mengistirahatkan pinggangnya yang sangat pegal karena perutnya semakin besar.

Tok...tok...tok..

Haerin rasanya ingin sekali mengumpati orang yang menggangu waktu istirahatnya, Haerin awalnya mengabaikan ketukan pintu itu tapi lama kelamaan pintunya diketuk dengan tidak sabaran. Ia bangkit dengan malas lalu membuka pintu itu, orang itu...

"Hallo Rin." sapa dua wanita itu, Haerin membengku ditempat karena tidak tau harus berekspresi seperti apa.

"Kabar kamu baik kan?" lanjut wanita yang berambut pendek.

"Jesica na, Jung Raina." ujar Haerin lirih, dua gadis itu mengangguk dan kemudian mereka bertiga berpelukan melepas rindu.

Setelah berpelukan awalnya Haerin mengajak raina dan Jesica untuk mengobrol dikamarnya saja, tapi dua wanita itu menggeleng. Jadi mereka mengobrol diruang keluarga, Haerin rasa rumahnya sepi karena orangtuanya pergi ke Canada sedangkan woonzi dan Mingyu sedang menyiapkan persiapan mereka karena besok mereka akan kembali ke Taiwan– tempat lahir woonzi karena mingyu dan woonzi sudah menetap disana sejak tahun ke 2 pernikahan.

"Mark Jung kaparat emang, rasanya pengen aku tonjok aja muka sok ganteng tu orang!" Maki Jesica saat mendengar cerita dari Haerin, Raina mengelus bahu Jesica untuk meredakan emosi.

"Jangan lupa marga aku juga Jung, dan Mark itu kakak aku." jelas Raina, memang Raina dan jeno adalah anak bungsu keluarga Jung, jangan lupakan jika Raina dan jeno kembaran non identik. Mereka sahabatan berempat, tapi karena Meera sedang pergi jadi mereka hanya bertiga.

"Kalian jadi ribut, oh iya Jes hubungan kamu sama Jeno baik-baik aja kan?" Lerai Haerin dia juga mengganti topik karena ia sudah muak mendengar nama manusia itu.

"Jeno posesif banget, urusin juga na kembaran kamu yang prik itu." jawab Jesica, Raina tidak terima dibilang kembaran jeno, meskipun mereka kembaran tapi sifat mereka berbalik belakang.

"Kita memang kembar tapi kalo masalah itu aku gak tau, soalnya aku sama Jeno beda gender." ketus Raina.

"Ohh iya Rin, Jesica udah dilamar tau sama Jeno." goda Raina, pipi Jesica langsung memerah karena salting.

"Beneran Jes?!" tanya Haerin antusias, Jesica mengangguk pelan ia menunduk karena malu.

"Wah kurang ajar si jenong bisa-bisanya gak kasih tau aku kalo udah ngelamar anak orang." kesal Haerin, tapi setelahnya mereka tertawa padahal tidak ada yang lucu.

Mereka terus berbincang hingga lupa waktu, Jesica dan Raina pulang saat setelah selesai makan malam. Hari sudah malam dan kedua wanita itu juga sudah ditelpon oleh orangtua masing-masing.

💥💥

Haerin selesai mandi dan siap tidur, tapi sebelum tidur ia berdiri didepan kaca kamarnya. Ia tidak percaya jika dirinya sekarang sedang mengandung anak diluar nikah dan ayah anak ini tidak tau jika dia ada.

Haerin menatap dirinya yang semakin hari semakin membesar walau hanya dibagian perut dan pipi, Haerin terkekeh saat merasakan tendangan kecil dari dalam. Setelah puas berkaca Haerin beralih ke meja rias yang sudah 5 bulan tidak ia duduki ia duduk dan berniat merawat diri, jujur saja selama hamil kulitnya semakin cerah dan mukanya semakin terpancar cerah dan mulus.

Klik...

Pintu kamarnya dibuka dan muncullah sosok hendery yang seperti biasa masuk tanpa mengetuk pintu, kalo kata Dery, percuma ketuk pintu kalo ujung-ujungnya diabaikan. Jangan heran karena Haerin dan hendery adalah Tom and Jerry, tapi mereka saling melengkapi dan saling menyemangati.

"Ketuk dulu kalo mau masuk." ketus Haerin, hendery mengabaikan ucapan Haerin dia malah merebahkan tubuhnya diatas ranjang empuk Haerin.

"Besok temenin jalan-jalan dong." ucap hendery dengan nada memohon, Haerin tampak berpikir sejenak sejenak kemudian dia mengangguk.

Hendery bangkit dan duduk di pinggiran ranjang dan tidak sengaja melihat hasil usg Haerin, tanpa sadar sudut bibirnya melengkung keatas membuat senyum saat  melihat semua gambar itu.

"Ini semua hasil usg kamu?"

"Iya, kalo bukan yang aku yang siapa?"

"Siapa tau itu kamu ngambil dari pinterest atau google."

"Dih, sembarangan. Kasihan banget kamu flower di fitnah om Dery." monolog Haerin dengan perut buncitnya.

"Cewek or cowok?"

"Cewek"

"Waw, serius?"

"Serius beb, kalo gak percaya tanya dokter kandungannya."

"Eh, btw flower siapa?"

"Flower itu panggilannya baby, flower karena  Jeno suka kasih bibit mawar dan aku dapet ide buat nama panggilan dia flower."

"Dari semua bibit mawar yang dikasih Jeno cuma 2 yang berhasil tumbuh, dan itu pas sebelum kejadian malem itu." ucap hendery.

"Flower memang beruntung." lanjut hendery, Haerin berpikir bahwa baby tidak dapet dikatakan beruntung ataupun kesialan.

"Yaudah balik ke topik utama, besok mau ngapain?" Ujar Haerin yang sekarang sudah berpindah duduk disamping hendery.

"Besok aku mau belanja bulanan disuruh mama, aku takut aku salah jadi Aku mau ngajak kamu" jawab hendery, mereka memang sudah biasa begini karena sejujurnya mereka tidak bisa dipisahkan.

"Oke, kak boleh minta tolong gak?"

"Boleh, apa?"

"Pijitin kaki aku soalnya pegel."

Hendery mengangguk lalu menaikkan kaki Haerin ke pangkuannya. Merasakan hendery memijat kakinya ia sedikit lega karena kakinya sudah mendingan, hendery bisa melihat wajah kelelahan Haerin.

Sambil hendery memijit Haerin sambil mengajak Haerin berbicara, jika ditanya Haerin lebih akrab sama siapa diantara dua kakaknya? Haerin akrab sama kedua kakaknya tapi yang paling akrab sama hendery karena mereka serumah dan setiap waktu bertemu.

Disaat sedang asik berbincang, Haerin merasakan tendangan kecil dan putaran di dalam perutnya. Hendery nampak heran dengan tingkah adiknya yang senyum sendiri, tapi sejurusnya Haerin membawa tangan besar hendery untuk merasakan tendangan itu juga. Seperti Haerin ia juga ikut tersenyum, sepertinya flower mengajaknya bermain, pikir hendery.

"Yaudah ini udah malam, kakak mau istirahat. Kamu juga istirahat jangan tidur kemaleman, dan besok Jangan lupa." ucap hendery, pria itu bisa cerewet di waktu tertentu.

"Iya bawel."

Haerin terkekeh melihat tingkah kakaknya yang sangat cerewet jika menyangkut kesehatan dirinya. Ia mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur, setelahnya ia merebahkan tubuhnya dan siap untuk masuk alam mimpi.

💥💥

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii
Kyleen_jinji

Buat yang gak paham, yang pertama itu akun pribadi aku kalo kedua sama ketiga itu akun aku buat promosi atau bisa juga konten-konten lainnya😀

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

you and me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang