enam belas

506 37 4
                                    

Happy Reading...

Hujan yang deras dan kilat bercampur suara petir, Haerin terbangun pukul 2 pagi karena Vivi  terus menangis tidak ada hentinya. Haerin sudah mencoba memberi asi karena ia mengira jika Vivi menangis karena ia lapar, tapi sudah dicoba anak itu masih saja menangis.

"Cup, cup sayang mommy jangan nangis terus nanti sakit. Mau susu ya?" Monolog Haerin kepada Vivi yang masih menangis, anak itu sudah menangis lebih dari 1 jam.

Haerin membuka 3 kancing bajunya, untuk kali ini Vivi menerima. Anak itu akhirnya berangsur membaik tapi tetap saja nafasnya memburu karena terlalu lama menangis, Haerin mengelus rambut Vivi yang sudah memejamkan matanya.

"Sayang jangan nangis lagi ya, mommy juga sedih kalo liat kamu nangis kaya gini." monolog Haerin sambil melihat wajah polos anaknya, ia masih memikirkan ucapan Mark siang tadi.

Haerin sedang mengganti popok Vivi dan Mark juga masuk kekamar, Haerin mengabaikan Mark karena ia sedang membersihkan Vivi.

"Udah nyuci piring?" Tanya Haerin kepada Mark, pria itu mengangguk.

"Udah, Haerin aku rasa kita pernah ketemu, tapi dimana. Kaya pernah liat tapi ngeblur gitu." seru Mark, Haerin cukup terkejut mendengar penuturan Mark.

"Kita emang suka ketemu, kak Mark selalu sama kak Dery"

"Bukan gitu, kaya kamu itu orang yang hilang dari memori ingatan aku."

"Kak Mark, kita emang suka ketemu tapi pas kak Mark kerumah."

"Haerin."

"Hm.."

"Vivi punya papa kan?"

"Eh, hmm. Punya..." Bohong Haerin.

"Aku boleh izin test DNA Vivi sama aku?"

"Kenapa? Kan Vivi anak aku bukan anak kak Mark, kenapa Vivi harus test DNA sama kak Mark?"

"Bukan apa-apa, kemaren mami kesini dan gak sengaja lihat Poto Vivi Diponsel aku, mami bilang Vivi agak mirip sama aku."

"Kak Mark jangan aneh-aneh, yakali Vivi mirip kak Mark, gak mungkin lah orang Vivi anak aku sama suami aku." Haerin merutuki dirinya karena sudah berani bilang seperti itu.

"Tapi Rin..."

"Kak mark... Aku gak bisa izinin kakak test DNA Vivi." final Haerin.

Kembali kepada Haerin yang sudah sangat mengantuk tapi Vivi belum juga tidur. Haerin bersandar di kepala ranjang, melihat Vivi yang masih setia menghisap payudaranya.

Klik..

Pintu kamar Haerin dibuka dan muncullah Jay yang berdiri didepan pintu dengan bantal dan Boneka beruang ditanganya.

"Tante Jay tidur sama Tante ya, soalnya Jay takut sama kilat." ujar Jay, Haerin mengangguk kemudian menepuk tempat disebelahnya.

"Kenapa gak sama mama papa?" Tanya Haerin, ia membantu Jay yang sedikit kesusahan menaiki ranjang karena badan mungilnya.

"Jay gak mau ganggu mereka soalnya kata papa Jay udah besar jadi harus bisa tidur sendiri."

"Ohh, udah sekarang kamu tidur ya. Sini Tante puk-puk pantatnya supaya bisa tidur."

"Tante dedek nakal ya?"

"Gak dedek gak nakal."

"Dedek nakal, dia nangis sampe kedengaran kekamar Jay."

"Jay tidur, tapi Tante juga ikut tidur disamping Jay, dedek udah tidur Tante juga tidur." lanjut Jay.

Haerin menatap kearah Vivi dan benar anak itu sudah tertidur pulas, Haerin memindahkan Vivi ke baby box kemudian rebahan disamping Jay.

Jay memejamkan matanya menikmati elusan lembut Haerin, tak lama terdengar suara dengkuran halus anak itu sudah tertidur tak lama Haerin juga ikut tidur karena ia sedari tadi sudah sangat mengantuk.

💥💥

"Mama! Tante! Karina! Mina!" Teriakan melengking mingyu membangunkan semua penghuni rumah, semuanya keluar dengan nyawa belum terkumpul.

"Apasih Gyu! Masih pagi udah teriak-teriak." gerutu Yoona, ia masih belum sadar dan rambutnya seperti singa.

"Jay Tan! Jay hilang, dia kemaren sempet ngambek sama aku dan woonzi terus pagi ini dia ngilang!" Frustasi mingyu, bagaimana tidak ia baru bangun dan melihat Jay sudah tidak ada Dikamarnya. Ia sudah mencari keseluruhan rumah namun nihil tidak ada Jay dimanapun.

"HAH? GIMANA!? JAY BISA HILANG?!" Pekik semua orang yang ada disana, mingyu mengangguk lesu.

"GIMANA BISA?! ASTAGA MINGYU ANAK KAMU ITU KENAPA KAMU SURUH TIDUR SENDIRI?!" Kesal Johnny, mereka segera berpencar mencari Jay.

Chita membuka kamar anak bungsunya karena tidak melihat Haerin sejak tadi, ia bernafas lega ternyata Jay sedang tidur bersama Haerin, Jay memeluk Haerin dan Haerin mengelonin Jay.

"Astaga dari tadi dicariin ternyata disini." gumam hendery, Chita membalik badan dan menemukan hendery yang sedang berkacak pinggang.

"Udah biarin, bilang sama semua kalo Jay sama Haerin. Haerin mungkin kecapean karena semalem Vivi terus nangis."

Hendery mengangguk kemudian kembali keruang tengah, semua orang bernafas lega saat tau dimana keberadaan bocah nakal itu. Karena Penasaran dengan apa yang di ucapkan hendery, Mingyu juga memeriksa adik dan anaknya itu. Mingyu tersenyum melihat cara tidur mereka berdua.

💥💥

TBC

Aku lagi gak sibuk jadi up, kalian seneng gak kalo aku up? Ada yang baca gak sih kalo up jam segini? 😘🎉

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii
Kyleen_jinji

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

you and me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang