empat belas

568 36 1
                                    

Happy Reading...

Hari sudah sore dan Mark baru pulang barusan, pikiran negatif Haerin hilang saat melihat wajah bahagia Mark saat melihat Vivi. Haerin sebenarnya cukup terkejut saat tau bagaimana keadaan Reina selama ini, dan Reina masih sama busuknya tidak ada beda sama Reina yang dulu.

Setelah menyusui Vivi Haerin berjalan kekamar mandi untuk membersihkan diri karena dirinya sudah sangat lengket, ia tidak takut Vivi akan bangun karena anak itu jika sore akan tidur lumayan lama. Haerin menghabiskan waktu 20 menit untuk membersihkan diri, ia keluar dengan piyama tidur beruang miliknya, saat keluar dia tidak melihat Vivi diatas kasur. Haerin tentu saja Panik karena dirumah hanya dia sendirian, Haerin berpindah ke sisi kiri kasur karena ia mengira Vivi jatuh.

Tapi nihil Vivi tidak ada, Haerin berlari keluar kamar dan menuju seluruh arah rumah. Tapi Vivi sama sekali tidak ada, hanya ada satu tempat yang belum ia periksa, teras rumah. Ia lantas berlari keluar rumah, dan ternyata Vivi ada disana, digendongan hendery. Haerin bernapas lega dan duduk dikursi teras, hendery sedang mencoba untuk bermain bersama Vivi.

"Kak kalo mau bawa vivi izin dulu, aku cape tadi keliling rumah. Udah panik aku kira vivi Hilang." kesal Haerin kepada hendery, pria itu masih menggunakan pakaian kantornya tanpa berniat mengganti terlebih dahulu.

"Udah diteriakin tapi kamunya tuli, jadi aku ambil aja vivi, lagian kamu mandi lama banget." jawab hendery santai, Haerin menghela nafas berat.

Orang lain merasa dirinya berlebihan tapi tidak untuk Haerin, ia awalnya memang tidak menerima keberadaan Vivi tapi saat merasakan tendangan dan gerakan kecil dari dalam ia semakin ingin mempertahankannya. Lagipula Vivi itu adalah sesuatu yang dititipkan oleh Mark Jung saat mabuk, sejujurnya Haerin sudah tidak lagi memendam rasa sakit hatinya tapi karena traumanya hingga sekarang ia masih takut menjalin hubungan dengan pria.

Dari pada mendengarkan curahan Haerin lebih baik kita kembali kepada hendery dan Vivi. Haerin kesal karena hendery belum berganti pakaian, bagaimanapun tubuh hendery belum sepenuhnya bersih.

"Kak dery, ganti baju dulu kak. Badan kakak banyak kuman, jangan langsung gendong Vivi." ketus Haerin, hendery mengabaikan ucapan Haerin.

"Cerewet banget, kaya cewek pms." balas hendery, Haerin mengambil Vivi dari gendongan hendery kemudian mendorong badan besar kakaknya agar menjauh.

Haerin kembali membawa Vivi masuk karena diluar cuacanya mendung dan berangin, mama dan papanya sebentar lagi pulang jadi ia yang akan memasak untuk makan malam.

"Kak Dery cepetan, aku mau masak! Jagain  vivi." teriak haerin, ia merebahkan Vivi dikasur miliknya dan keluar untuk menyusul hendery yang sedari tadi tidak menunjukkan tanda-tanda akan keluar.

Ia membuka pintu kamar hendery dengan tidak sabaran, dengan muka garang Haerin melihat hendery yang sedang merebahkan diri dikasur. Hendery sudah berganti baju dan sedang bermain ponsel, pria itu hendak tertawa melihat wajah Haerin yang bukannya galak tapi lucu.

"Apasih ra, kamu dari tadi teriak-teriak Mulu. Kakak gak tuli asal kamu tau." gerutu hendery saat Haerin masuk kedalam kamarnya tanpa permisi.

"Jagain Vivi! Aku mau masak makan malam, Bentara lagi mama sama papa pulang aku dimarahin karena belum masak." ketus Haerin.

Ia lantas keluar dari kamar hendery kemudian berjalan kebawah menuju dapur, sedangkan hendery menuju kamar Haerin untuk mengambil Vivi dan membawanya ke kamar miliknya.

Haerin membuka kulkas melihat stok sayur-sayuran dan perdagingan, ia mengambil sayur dan ayam. Ia mulai mencuci, memotong dan meracik bumbu, semua ia lakukan dengan telaten.

Ia terlalu fokus hingga tidak sadar jika kedua orang tuanya sudah pulang, daripada mereka mengganggu anaknya yang sedang memasak mereka lebih memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama untuk memasak akhirnya selesai juga, Haerin menyiapkan makanannya keatas meja makan kemudian menutupnya dengan penutup makanan, belum makan malam jadi ia simpan dulu. Kini Haerin berpindah kepada bahan-bahan yang ada didepanny, setelah memasak untuk makan malam Haerin memilih untuk membuat cookies karena setelah ini ia tidak akan ada kerjaan selain mengasuh Vivi.

Haerin dengan telaten mencampurkan semua bahan-bahan yang diperlukan, ia tersenyum saat melihat sosok mamanya yang baru turun. Chita menghampiri anaknya dan memperhatikan apa yang akan anaknya buat, ia mengambil air karena haus.

"Mama udah lama pulang?" Tanya Haerin kepada Chita, Chita mengangguk dengan senyum diwajahnya yang dia berikan untuk Haerin.

"Udah lama sayang, kamu tadi lagi masak, tadi mama sama papa liat kamu lagi masak jadi kita bersihin diri dulu soalnya kotor." Jawab Chita, ia meneguk hingga tandas air itu.

"Kamu balik kekamar aja, biar mama yang lanjutin. Kamu istirahat aja pasti kamu cape, jangan lupa 2 Minggu lagi kita kumpul keluarga." lanjut Chita, Haerin menuruti apa kata mamanya, ia sejujurnya seharian ini sangat capek jadi ia mengiyakan permintaan mamanya.

Haerin tidak Kekamarnya melainkan ia kekamar kakaknya karena tidak biasanya mereka diam. Saat masuk Haerin tersenyum melihat hendery tidur dengan Vivi disampingnya, tidak lupa ada guling disebelah anak itu. Haerin menggeleng-geleng dan berjalan kearah tempat tidur Hendery, keponakan dan paman itu terlihat seperti anak dan ayah.

Haerin lantas keluar kamar hendery menuju kamarnya sendiri karena ia sudah mengantuk, tidak perlu khawatir Vivi jika sudah bertemu dengan Dery anak itu tidak akan rewel.

💥💥

TBC

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii
Kyleen_jinji

Buat yang gak paham, yang pertama itu akun pribadi aku kalo kedua sama ketiga itu akun aku buat promosi atau bisa juga konten-konten lainnya😀

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

you and me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang