dua sebelas

550 39 1
                                    

Happy Reading...

Hari masih pagi tapi Haerin sudah dibuat pusing oleh kelakuan hendery yang terus menganggu Vivi sejak pagi tadi. Bayi itu baru selesai mandi dan langsung diambil oleh hendery dibawah keteras untuk berjemur, tapi hendery terus menjaili Vivi dan membuat bayi itu menangis.

"Kak hendery berhenti jailin Vivi, capek loh kak ngurus dia seharian." seru Haerin, hendery terkekeh melihat adiknya frustasi.

Mereka sekarang hanya duduk bersantai di ruang keluarga sambil menonton film, Haerin sedang memberi susu kepada Vivi karena sudah memasuki jam nya memberi susu.

"Bentar lagi Lucas sama Mark dan sahabat kamu mau kesini." ujar hendery, Haerin mengernyit tidak mengerti. Bukannya kakaknya tidak baik dengan Mark?, Pikir Haerin.

"Kakak udah baikan sama Mark?" tanya Haerin, hendery diam sejenak sebelum menjawab.

"Kakak udah baikan sama Mark pas dia nikah sama Reina." jawab hendery lirih disertai dengan senyuman masam.

"Lupain Reina kak, dia udah bahagia disana." Lirih haerin, walau ia juga terpukul atas meninggalnya Reina tapi ia mencoba menyemangati kakaknya.

Vivi sudah selesai menyusu, Haerin memberikan Vivi kepada hendery kemudian kembali mengancing 3 kancing yang terbuka. Hendery merebahkan Vivi di kasur khusus bayi, bayi itu sudah tertidur pulas.

"Kak Dery mulai sekarang harus ikhlasin Reina, kak Dery harus fokus sama kehidupan kakak kedepannya aja ya." ucap haerin, hendery memang selalu mengeluh ingin menikah saat melihat Vivi yang begitu lucu.

"Inget gak boleh jadi lelaki brengsek." lanjut Haerin, hendery mengangguk tanpa niat untuk membuka suara.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu dengan tidak sabar, hendery sudah menebak bahwa itu adalah temannya. Karena ada suara Lucas.

tok...tok...tok...

"HENDERY... KITA UDAH SAMPE." teriak Lucas, teman-teman Haerin dan hendery sudah sampai semua.

Mendengar itu, Haerin menggengam tangan hendery dan merematnya karena takut soalnya ini ada Mark.

"Tenang, gak bakal terjadi apa-apa." ucap hendery kemudian berjalan untuk membuka pintu utama, sedangkan Haerin tetap duduk diruang keluarga dengan tatapan kosong.

"HAERIN!" Teriak Meera, dan langsung memeluk Haerin.

Meera melepaskan pelukannya saat melihat ada bayi mungil disamping haerin, pandangan semua orang kini beralih kepada Vivi yang sedang tertidur. Hendery dan teman-temannya baru datang keruang keluarga setelah rombongan Meera.

"Ini bayi siapa? Dery udah nikah?" Tanya Lucas heboh, karena Lucas Vivi sempat terkejut Meera mencubit perut tunangannya karena telah menganggu.

"Bayi Haerin, belum dapet jodoh, kalo udah dapet langsung aja ajak nikah." sombong hendery, ia duduk disamping Haerin.

Mendengar ucapan hendery yang kelewat santai semuanya menatap Haerin termasuk Mark yang juga berada disana, Meera menurunkan kasur Vivi kebawah dikarpet jadi mereka  bisa melihat dengan leluasa. Mereka semua sadar sadar jika bayi kecil itu memiliki wajah perpaduan Haerin dan Mark, Mark duduk disamping Vivi dan mengamati setiap inci wajah bayi itu.

"Boleh gendong?" Tanya mark kepada hendery, hendery menatap Haerin dan wanita itu mengangguk.

"Gapapa digendong? Masih tidur loh itu bayinya." celetuk raina, semuanya mengangguk bukan karena Vivi tidur melainkan mereka juga ingin menggendong Vivi.

"Dia emang bentar lagi bangun, gendong aja." ujar Haerin, Mark mengangguk.

Tapi yang lain bingung kenapa Mark belum ada niat untuk menggendong Vivi. Meera ingin menggendong Vivi tapi ditahan oleh Mark, Meera ingin protes tapi saat melihat tatapan Mark seketika ia sadar.

"Haerin bantuin Mark gendongnya dia gak ngerti, hahaha." tawa Meera yang nyaring membuat Vivi terkejut dan menangis, Haerin langsung turun dari sofa dan menggendong bayi itu karena suaranya terdengar berisik.

"Kak meera suaranya dipelanin aja." ujar Raina, Haerin merasa lega karena tangis Vivi semakin mereda dan sudah nyaman dalam dekapannya.

"Mau gendong kak?" tanya Haerin kepada Mark yang sedang melamun, Mark mengangguk dan Haerin langsung membantu memposisikan Vivi digendongan Mark.

"Cantik." gumam Mark saat melihat wajah Vivi yang mulus dan putih ditambah hidungnya yang kecil seperti milik Haerin.
Tidak terlalu lama ia menggendong pasalnya Vivi belum genap 1 bulan jadi ia masih takut.

Mereka terus berbincang hingga hari hampir sore, teman-teman Haerin dan hendery sudah pamit pulang karena hampir sore. Haerin masih memikirkan soal tatapan Mark kepada Vivi yang sedikit terharu seperti melihat anaknya, mungkin Mark merindukan anaknya yang telah hilang, walaupun Mark Adalah ayah biologis Vivi tapi Haerin tidak akan memberi tau anaknya kepada Mark.

Selama Vivi tidak menanyakan keberadaan ayahnya Haerin tidak akan memberitahu, kata-kata itu terus ia tanam di dalam pikiran dan hatinya.

💥💥

TBC

Aku gak tau harus kasih karma apa ke Mark😭🤟

Disarankan untuk tidak berekspektasi tinggi men-temen😀❤️

Kalau ada typo Tandain ya soalnya gak enak dipandang kalau typo, hehehe.

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
D00_iii
Kyleen_jinji

Buat yang gak paham, yang pertama itu akun pribadi aku kalo kedua sama ketiga itu akun aku buat promosi atau bisa juga konten-konten lainnya😀

Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗

See you next chapter ❤️❤️

Mau aku kasih lihat Vivi anaknya mommy Haerin? Kiw kiw kiw😘💋

you and me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang