Pembukaan:
Namaku Fatimah Az-Zahra Henandra, kini umurku tepat 18 tahun, kini aku bersekolah di salah satu pondok, yaitu pondok Darussalam, pondok milik sahabat karib ayah. Aku memiliki 5 sahabat di sini yang sudah bersahabat dengan ku sejak SD dan SMP, namanya, Mara, Reyna, Nisa, Fera dan Vina.
Mara, Reyna dan Nisa sudah bersahabat denganku sejak SD, sedangkan Fera dan Vina sejak SMP. Novel ini akan mencangkup berbagai masalah dan kegiatan yang kualami di dunia [fiksi] ini
------------------------
"Zahra!!!!" panggil seseorang, suara ini sudah tidak asing lagi ditelinga seorang Fatimah Az-Zahra Henandra, Zahra segera menoleh kearah suara. "Kenapa sih Mar?" tanya Zahra perlahan sembari mengunyah makanan didalam mulutnya itu."Kamu bikin ulah apa lagi sih Zah??? Dipanggil lagi tuh sama Gus Zein!!" omel Mara ngos-ngos an."Hm?? Aku? Dipanggil lagi sama si gila arab itu??" tanya Zahra, santai, dia tidak takut dengan Gus tampan yang menjabat sebagai kepsek sekaligus anak pemilik pondok tersebut.
"Astaghfirullah, Zah, manggilnya yang sopan dikit kek! Iya, kamu yang dipanggil!" omel Mara lagi, Zahra mau tidak mau harus pergi keruangan Gusnya itu, Zahra berjalan dengan santai, seperti tidak memiliki dosa.
Sampai didepan ruangan Gus Zein Zahra langsung mengetuk pintu yang menjadi pembatas antara ruangan Gus Zein dan lorong Madrasah. "Assalamualaikum" salam Zahra setelah disuruh masuk oleh ustadnya itu.
"Waalaikumsalam" jawab Gus Zein.
"Kamu tau Alasan kamu dipanggil kesini?" lanjut Gus Zein kembali.
"Tau"
"Apa?"
"Menurut Gus aku melakukan kesalahan bukan?"
"Bukan menurut saya saja, tapi menurut hampir setengah warga pondok ini" jawab Gus Zein.
"Hanya setengah bukan??" tanya Zahra tanpa Dosa.
Huft, terdengar suara helaan nafas Gus Zein mendengarkan ucapan Zahra. "Kamu harusnya bersyukur, karena sebagian besar warga pondok Darussalam tidak menganggapmu salah, jadi kamu tidak dikeluarkan" balas Gus Zein.
Zahra hanya acuh tak acuh, dia mendengarkan omelan Gus Zein sambil memainkan kuku jarinya. Tidak peduli dengan omelan Gus Zein, karena mendengar omelan Gus Zein setiap seminggu sekali adalah rutinitasnya setelah melakukan ulah.
"Gus, kenapa cuma aku saja yang dipanggil kesini? Bukankah Nisa dan Reyna juga ikut melakukan ulah sama aku? Bahkan, kali ini mereka yang merencanakan, bukan aku" protes Zahra setelah omelan Gus Zein selesai.
"iya, saya tau, bukan hanya kamu yang melakukan ulah tadi, saya sebagai guru juga sudah menentukan hukuman untuk mereka. Sekarang, mereka sedang diinterogasi ustadzah Aira. Beruntung hanya kamu yang diurusi sama saya" ujar Gus Zein sambil memijat pelipisnya, pusing.Glek..
Zahra susah payah menelan salivanya ketika nama ustadzah Aira disebut, dulu ia pernah dihukum ustadzah Aira sekali waktu Gus Zein sedang sakit, karena dirinya menjaili Mara, dan akhirnya tidak sengaja menumpahkan bubur untuk Gus Zein yang dibawa mba Salwa, santriwati yang sedang menjalani tahap pengabdian setelah lulus.
Karena hal itu diketahui ustadzah Aira, Zahra terkena hukuman untuk memasakkan makanan untuk Gus Zein selama Gus Zein sakit, dan itu termasuk pengalaman terburuk Zahra karena jarak antara dapur pesantren dan rumah ndalem lumayan jauh apalagi ke madrasah. Sedangkan setiap paginya Zahra harus memasakkan bubur dan mengantarnya ke rumah ndalem, dan Zahra tidak boleh terlambat ke madrasah.
Alhamdulillah, ga di introgasi ustadzah Aira, lagian Guru BK kok lebih galak dibanding kepsek, aneh!.Batin Zahra bersyukur, tak menunggu lama Gus Zein pun lantas memberitahu hukuman yang akan dijalani Zahra dan 2 kawannya.
Zahra dihukum duduk ditengah lapangan dengan papan kayu menggantung di lehernya bertuliskan, 'Saya salah. Saya berjanji tidak akan mengulanginya kembali.'. Sedangkan Nisa dan Reyna dihukum sama dengan Zahra bedanya, mereka disuruh untuk berdiri.
Beruntung, saat itu cuaca sedikit berawan, jadi tidak membuat ke-3 sahabat itu pingsan kepanasan. Nisa terus-terusan mengeluh tetapi Zahra dan Reyna Acuh karena mereka lelah mendengarkan keluhan Nisa, sedangkan Gus Zein menatap mereka dari lorong madrasah sembari menggelengkan kepalanya heran. Lalu lanjut berjalan kearah masjid untuk melatih santri yang Akan mengikuti lomba Mapsi.
Satu setengah jam berlalu dengan lambat bagi Nisa, Zahra dan Reyna, akhirnya, ustadzah Aira pun melepaskan mereka dari hukuman. Dengan cepat Zahra berlari ke lorong madrasah dan meloncati tembok lorong yang menjadi pembatas antara lorong dan halaman madrasah, tembok itu tidak tinggi, hanya selutut Zahra saja.
Zahra lalu berlari dan menarik tangan Mara diikuti oleh Nisa dan Reyna yang berlari disebelah Mara. Mereka berlari menuju kantin untuk menghabiskan uang jajan mereka.
----------"Zah, Rey, Nis, kalian nggak kapok apa dihukum terus?" tanya Mara memecah keheningan.
"Aku nggak, justru ini bikin aku ngerasa seru" jawab Zahra senang.
"Ngelanggar kok seru" protes Reyna.
"Yeee, ngaca mbak" kini Nisa buka suara.
"Ya kan biasanya aku dipaksa kalian" protes Reyna lagi.
"Tapi kok mau? Padahal dah tau itu pelanggaran" sindir Mara, Reyna hanya nyengir mendengar sindiran Mara.
"Zah, kamu suka sama Gus Zein?" tanya Nisa penasaran--walau sebenarnya Nisa ingin menjadikan Zahra sebagai bahan olok-olokan.
Zahra lalu menoleh ke arah Nisa dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu, "Mana mungkin? Aku? Suka sama si Gila Arab? Mending sih,Aku suka sama Zale!" jawab Zahra remeh.
Ekhem!
Suara ini.. Nggak asing!, batin Zahra ragu menolehkan Kepalanya menghadap ke belakang tubuhnya,walau akhirnya Zahra menolehkan kepalanya, ternyata sudah ada sesosok laki-laki yang berdiri tepat 1 langkah dibelakang kursi tempat dirinya duduk.
"A-ah... Ha-hai Gu--Gus?" sapa Zahra gagap pada sosok dibelakangnya itu, sosok laki-laki itu hanya melihat datar kearah Zahra yang sedang tersenyum kikuk.
"Siapa itu si gila Arab??" tanya Laki-laki itu sambil menaikan alis kanan nya menandakan pertanyaan
"Gus Zein!!" jawab Zahra Reflek,Zahra lalu buru-buru menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Gus Zein lalu mengerutkan keningnya tanda bingung.
"A-ah, b-bukan.. Gu..s, a-aku izin ke kamar mandi ya!" izin Zahra langsung melesat pergi sebelum Gus Zein menjawab izin Zahra.Ke-3 teman Zahra buru-buru menyusul Zahra, meninggalkan Gus Zein yang masih berdiri di tempatnya dan tidak bergerak sedikit pun.
Bersambung...Assalamualaikum! Hai! Tolong ramaikan novel pertama ku ini ya!!
Original :
24 April 2023
Revisi:
4 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]
Romance⚠FOLLOW DULU EUY BARU BACA⚠ MINIMAL KALO BACAA VOTE LAH YA! 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 ___________________________________ Follow ig: @zeiinnahh_ @ftmh.zahraaaa_ @zeinhamid_a ****************** Fatimah Az-Zahra Henandra adalah namanya, g...