بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
#SPAM VOTE + KOMEN#
Haloo, yuk bisa yuk di banyakin vote sama komennya, masa 2rb orang yang baca tapi yang vote baru 60+. Ayo di banyakin vote sama komennya, kalo gak banyak vote sama komen mungkin aku ga bisa lanjutin lagi. Jadi ayooo vote nya!!
-----------------
"Dih! Ga ada ya yang jealous jealous! Ngapain!" bantah Zahra ketus lalu melirik sinis Gus Zein. "Apa?!" bentak Zahra galak. "Zahra, suaramu." Gus Zein tak takut, ia justru membuat Zahra takut balik. Namun Zahra tak gentar, ia tetap menatap Gus Zein galak. Gus Zein tak mau kalah, ia menatap balik Zahra dengan tatapan tegas.
Hampir semua orang yang berada dalam ruangan itu terdiam, menahan nafas melihat pertengkaran pengantin baru di depan mereka. Zahra dan Gus Zein sama-sama diam, saling menatap tajam. Tak ada yang mau mengalah.
Ayah pun menghela nafas melihat pertengkaran suami istri baru ini. Ia berjalan dan berhenti di tengah-tengah Zahra dan Gus Zein. Ayah memegang bahu mereka berdua lalu menarik nafas panjang. "Kalian ini udah besar, kalian ini suami istri bukan anak kecil lagi gak pantes bertengkar gara-gara hal sepele kaya gitu harusnya kalian saling memahami bukan yang satu kode yang satu gak peka atau saling kode-kodean tapi ga ada yang peka. Zein istrimu marah karena kamu terkesan membela perempuan lain. Zahra suamimu marah karena kamu berbicara dengan suara keras dan tinggi melebihi suara suamimu, itu tidak sopan nak. Nah sekarang permasalahan kalian sudah selesai dan sudah jelas bukan? Sekarang saling minta maaf aja, seterusnya kalian bakal hidup berdua gak bakal sama Buna, Ayah, Umma atau Aba, belajar lebih dewasa dan perjelas lagi komunikasi dalam hubungan kalian. Hubungan tanpa komunikasi yang jelas itu tidak akan bertahan yang ada kalian hanya akan saling menyalahkan satu sama lain. Mengerti?" kata Ayah panjang lebar. Bahkan Bang Afnan sampai melongo mendengarnya.
Buna, Umma dan orangtua Ayna tersenyum mendengarnya. Aba menghela nafas lega. Mba Hasna dan Ayna terlihat kaget dengan ujaran panjang lebar ayah mertuanya. Sedangkan Bima dan Asya bingung, tak paham apa yang di ucapkan oleh kakeknya. Zahra dan Gus Zein terdiam, masih dengan keangkuhan masing-masing, masih mengeluarkan tatapan tajam untuk satu sama lain tapi kini aura kemarahan satu sama lain sudah mereda. Gus Zein menatap lebih santai tapi tetap tajam. Sedangkan Zahra tetap tajam, justru sepertinya ia menatap Gus Zein makin tajam lalu tanpa pemberitahuan, Zahra langsung berlari kembali ke atas dan masuk ke dalam kamarnya.
Gus Zein reflek berteriak. "Zahra!" semua orang menatap balkon atas. Gus Zein mengusap rambut kasar, bingung dengan sikap istrinya. "Sudah, gak papa, kamu susul gih, dia paling cuma malu." Ayah menenangkan Gus Zein hanya mengangguk. "Santai ae Zein, dah biasa tu bocah." Bang Afnan menyahuti. Gus Zein hanya mengangguk lagi.
"Sudah, susul sana!" Aba menghampiri Gus Zein, menepuk bahu Gus Zein lalu menyuruh untuk pergi menyusul Zahra. Gus Zein sekali lagi mengangguk lalu perlahan berjalan ke atas. "Eh Zein! Ati-ati kamu dapet gigitannya, takut rabies-- aw" Bang Afnan menyahuti lagi lalu bahunya sukses mendapat tabokan keras dari sang istri. Gus Zein terkekeh, beranjak ke kamar.
Meanhwile Zahra
"Aihhhhhhh, bodo banget kamu Raaaaa, hiks. Gus Zein juga sih! Ih tapi kan salah dia sendiri. Ayah kenapa harus tau dan ngasih tau yang lain sihhhh. Ada tante, om, umma, aba lagi. Apalagi ada Ayna, iya! Gara-gara dia juga! Aaaaaaaa, Ayna ngeselinnn!!!" Zahra menggerutu tak jelas pada dirinya sendiri. Ia bersembunyi di balik selimutnya, tak ada anggota badannya yang terlihat dari luar selimut. Zahra terus menggerutu sampai terdengar suara ketukan pintu. "Siapa?!" ia menyahuti dari kamar tapi tak berniat membukanya. "Mas Zein, suami kamu, sayangnya kamu, cintanya kamu, gusnya kamu, menantunya orang tua kamu, adek ipar abang kamu, punya kamu." Gus Zein membalas dari luar kamar.
Muka Zahra memerah, heh?? Itu benar Gus Zein? Gus nya yang galak dan sering memberi hukuman?? "Ngapain kesini?" tanya Zahra dengan intonasi nada yang diturunkan. "Mau ngebujuk istri saya. Kamu tahu tidak dia lagi ngapain dan kenapa dia marah?" tanya Gus Zein mengada-ada. Muka Zahra makin memerah. "Gak tau! Gak usah tanya aku! Aku gak tau istri kamu siapa!" ujar Zahra berusaha ketus. Di luar, Gus Zein terkekeh mendengar jawaban Zahra.
"Inisial istri saya itu Fatimah Az-Zahra Henandra!" Gus Zein menyahut lagi dari luar kamar. Zahra mendengus kesal, keluar dari persembunyian selimutnya lalu beranjak membuka pintu kamar. "Kamu gak tau ya bedanya inisial sama nama lengkap?" tanya Zahra malas ketika melihat muka Gus Zein yang tersenyum. Jujur saja, Zahra bertanya-tanya dalam hati, benarkah laki-laki di depannya ini adalah Gus pondoknya yang sering menghukum dan menceramahinya? Apakah laki-laki ini benar-benar laki-laki yang barusan menatap dirinya dengan tatapan tajam?
"Saya tahu kok. Jadi, kamu tahu tidak istri saya?" Gus Zein mengganti topik. "Gak tau aku bilang!" ujar Zahra. "Memang nama kamu siapa?" tanya Gus Zein lagi. "Kamu mau tau?"
"Iya"
"Memang penting buat kamu? Nanti istri kamu cemburu lagi"
"Halah buaya, penting kok"
"Yang buaya itu kamu, gak jelas, ngacaaa, di kamar aku ada kaca besar tuh! Ngaca kalo perlu"
"Gak sopan kamu"
"Memang kamu siapa sampai aku harus sopan sama kamu?"
"Nama kamu siapa dulu?"
"Zahra, anaknya Ayah Henandra"
"Ohhh, akhirnya istri saya ketemu"
"Mana?"
"Ini di depan saya, lagi berdiri, mukanya cantik banget masya Allah"
"Gombal"
"Jadi, kenapa kamu marah hmm??" tanya Gus Zein sambil mengikuti Zahra yang kembali memasuki kamar. "Memang siapa yang marah?" tanya Zahra datar, memunggungi Gus Zein. Entah dirasuki apa, Gus Zein tiba-tiba berinisiatif memeluk Zahra dari belakang. Tangan Gus Zein melingkar posesif di pinggang Zahra, ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zahra yang ditutup oleh hijab instan.
Zahra tertegun, tapi ia tetap diam membiarkan Gus Zein memeluknya. "Kamu yang marah, saya tanya, kamu kenapa marah?" tanya Gus Zein lagi. "Gak papa, gak ada yang marah" ujar Zahra datar, tanpa ekspresi lalu melepas tangan Gus Zein perlahan lalu berdiri di depan cermin. "Kamu cemburu?" tanya Gus Zin sekali lagi. Zahra hanya diam, ia tak tahu apakah ia benar cemburu. Karena menurutnya ia masih belum memiliki rasa cinta kepada Gus Zein.
"Ana uhibukki fillah ya zawjati. 'ant faqut, dayman 'ant wa'ant alwahid fi hayati. 'ant zawjati al'ulaa wal'akhira" Gus Zein mengatakannya dengan menatap punggung Zahra serius. Zahra dapat melihat pantulan wajah Gus Zein dari cermin, terlihat keseriusan disana. Seketika Zahra murung, bagaimana ini? Baru saja ia memikirkan bahwa ia belum memiliki rasa cinta pada Gus Zein, tahu-tahu saja Gus Zein tiba-tiba menyatakan cintanya, dengan bahasa Arab pula.
"Harus aku balas sekarang.. Gus?" tanya Zahra murung. Gus Zein mengerti bahwa Zahra masih bingung dengan perasaannya, apalagi dengan pernikahan yang tiba-tiba di umurnya yang labil, pernikahan dengan Gus yang ia tak begitu suka. Gus Zein tersenyum, melangkah mendekati Zahra, memegang kedua bahu Zahra lalu mengarahkan tubuh Zahra agar menghadap ke arahnya. Tiba-tiba Gus Zein mencium kening Zahra cukup lama, lalu setelahnya Gus Zein membawa tubuh Zahra dalam dekapannya. "Gak kok, saya hanya ingin kamu tahu bahwa kamu adalah satu-satunya. Saya tahu kamu masih bingung dan saya akan memberi ruang untuk memikirkan perasaanmu sendiri. Cinta itu bukan jatuh, tapi di bangun, paham?" Zahra mengangguk dalam dekapan Gus Zein mendengar penuturan suaminya itu. Perlahan Zahra membalas pelukan Gus Zein.
Bersambung..
Hai! Balik lagi nih mwehehehehehhehe. Semoga suka ya! Maaf kalo misalnya gak begitu nyambung, soalnya aku udah lumayan lupa hehe, terakhir nulis sebelum kelulusan sedangkan ini udah di jenjang baru, semester 2 lagi. Jadi gitu aja, spam vote sama komen ya!
Bukan ancaman tapi untuk perhatian, kalo vote sama komennya ga banyak, mungkin aku bakal bener-bener hiatus walau mau lanjutin. Jadi, biar gak berhento MDGM, yukk di spam vote komennya. Masa 2 rb orang pembaca, ratusan yang liat per chap nya, tapi yang vote gak sampe 20, bahkan kolom komentarnya kosong. Tolong banget ya guys🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]
Romance⚠FOLLOW DULU EUY BARU BACA⚠ MINIMAL KALO BACAA VOTE LAH YA! 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 ___________________________________ Follow ig: @zeiinnahh_ @ftmh.zahraaaa_ @zeinhamid_a ****************** Fatimah Az-Zahra Henandra adalah namanya, g...