Bab 9

629 18 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

#SPAM VOTE + KOMEN!#

--------------

Selasa 18 April 2023, 06.23 AM

Zahra sedang terduduk manis dipinggir ranjangnya sembari memainkan ponselnya, sebentar lagi, akad nikahnya akan dimulai, tepat jam 7 pagi nanti, akadnya dimulai.

Zahra sendirian didalam kamar, karena Buna melarang teman-teman Zahra bertemu dengan Zahra, karena takutnya make up Zahra luntur karena menangis melihat teman-temannya.

Rasa sedih sedikit terasa di hati Zahra. Sedih karena sebentar lagi, dia akan berpisah dengan keluarga nya, jika perpulangan, dia pastinya tidak pulang kerumahnya lagi.

"Ra.. Siap-siap ya.. Gus Zein udah datang, sebentar lagi ijab kabul dimulai, jangan nangis ya?" ujar Buna dari luar kamar.

"Ah, iya Bun.." jawab Zahra lirih, berusaha menutupi kesedihannya.

06.58 AM

Ayah dan Gus Zein sudah duduk berhadap-hadapan sekarang, tangan mereka sudah saling terjabat. Suasana menegangkan dimulai.(btw ini udah ada acara pembukaan ya gezz)

"Kamu siap?" tanya Ayah memastikan Gus Zein menghela nafas panjang lalu mengangguk. "Insya Allah Yah.."

"Yaa Zein Hamid Ardiansyah bin Maulana Ardiansyah, Ankahtuka wa zawwajtuka mahktubataka binti Fatimah Az-Zahra Henandra bil mahri tis'uuna milyuna rubiyyatin wa alatisholah hallan!"

Bismillah Ya Allah..

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur hallan" Gus Zein menyahut kalimat ijab yang dilontarkan Ayah dengan kalimat kabul dengan suara yang lantang dan sekali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi? Apakah Sah?" tanya penghulu pada para tamu yang hadir.

"Sahhh!!" jawab tamu-tamu yang hadir

"Alhamdulillah.." ucap Gus Zein lirih.

"Zein, jemput istrimu diatas, di kamarnya" perintah Aba pada Gus Zein, Gus Zein mengangguk lalu berlalu menaiki tangga menuju atas.

Disisi Zahra

Tak terasa air mata Zahra mengalir, ada rasa bahagia, sedih terharu yang terselip dan tercampur di hatinya.

Cklek..

Pintu kamar terbuka, Zahra buru-buru menghapus air matanya, sebelum air mata itu menghancurkan riasannya.

"Assalamualaikum Dek.."

Zahra masih menunduk, berusaha menyembunyikan air mata yang masih mengalir.

"Wa-waalaikumussalam.." jawab Zahra, Gus Zein yang heran mengapa Zahra terus menunduk, lantas berjalan lalu berjongkok di hadapan Zahra.

Tangan Gus Zein terulur memegang wajah Zahra. "Kamu nangis?" tanya Gus Zein dengan suara rendahnya, bola mata Zahra membulat sempurna.

"Kamu tidak suka dengan pernikahan ini?" tanya Gus Zein lagi, Zahra buru-buru menggeleng, dia mengangkat kepalanya dan memegang tangan Gus Zein yang ada di wajahnya lalu menurunkannya.

"Ngga.. Zahra cuma sedih harus pisah sama Buna sama Ayah.." jawab Zahra dengan senyuman manisnya dihiasi dengan mata sendunya.

Gus Zein terdiam, dia lantas berdiri, mendekati Zahra. Tangan Gus Zein terulur memegang Ubun-ubun Zahra, membuat Zahra mendongakkan kepalanya ,belum sempurna melihat wajah suaminya,tiba-tiba Gus Zein mengangkat tangan satunya yang tidak memegang ubun-ubun Zahra dan berdo'a. Zahra terdiam membiarkan Gus sekaligus suami sah nya yang sah beberapa menit lalu berdo'a.

Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang