Bab 16

518 19 0
                                    


 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


"𝚃𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚑𝚊𝚝𝚒, 𝚍𝚒𝚕𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗, 𝚍𝚒𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗. 𝙱𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚕𝚊𝚑𝚒𝚛 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚊𝚔𝚒𝚝 𝚑𝚊𝚝𝚒." -- 🆃🅴🆁🅴 🅻🅸🆈🅴


#SPAM VOTE + KOMEN GUYS!!#


"Raa, jangan marah dong.." Gus Zein terus membujuk istrinya yang marah karena dipanggil 'Dek'. Namun percuma, karena Zahra sudah terlanjur marah, ia mengurung diri di kamar dan bahkan mem-blokir nomor Gus Zein. Gus Zein sendiri heran, istrinya ini sejak tadi pagi selalu marah-marah dan mengurung diri, apakah ia sedang PMS? Entahlah. Gus Zein sendiri tak paham.

"Om.. Aca mau bonekaa" rengek Asya sambil menarik-narik sudut baju koko Gus Zein dari bawah sambil menunjukkan video review boneka kelinci. Gus Zein hanya bisa menghela nafas kasar, ia sedang bingung-bingungnya dengan kelakuan sang istri, ponakannya justru meminta dibelikan boneka. "Om izin sama Onty Zahra dulu ya?" tanya Gus Zein berusaha tak emosi pada Asya karena mengingat bahwa Asya hanyalah seorang anak kecil. 

Gus Zein yang semula sedang duduk di sofa ruang tamu (VVIP gtu lah, bayangin aja, author bingung) pun akhirnya beranjak kembali ke depan pintu kamar. Sedangkan Asya duduk manis sambil bersenandung ria di sofa dengan IPad milik Bima. "Sayang.. Zahra.. Saya mau ke mall, kamu ga mau ikut? Asya minta dibelikan boneka.." Gus Zein setengah berbisik tepat di depan pintu. Karena ruangan itu bukanlah kedap suara, maka Zahra tetap bisa mendengarnya walau sedikit tidak jelas. "Pergi aja sana! Zahra males keluar! Males ketemu Gus!!" teriak Zahra kesal. Gus Zein hanya menghela nafas, istrinya ini benar-benar marah rupanya.

"Bener nih?" tanya Gus Zein meyakinkan. "Iyaaa!!!" teriak Zahra dari dalam lagi. Jujur saja, Gus Zein memang tak kesal jika Zahra berani marah, berteriak bahkan memarahinya karena sesuatu yang tak sesuai dengan hati Zahra. Karena Gus Zein mengerti, Zahra masih seorang remaja labil berusia 18 tahun.

Gus Zein pun akhirnya menyerah, kembali ke tempat Asya dan menyuruhnya untuk bersiap-siap. "Saya tinggal sebentar ya.. Assalamualaikum" pamit Gus Zein sebelum menutup pintu dari luar. "Waalaikumussalam" jawab Zahra lirih dan yang pasti Gus Zein tidak mendengarnya.

Cukup lama Zahra berdiam diri di dalam kamar, hingga rasa lapar membuatnya tergerak untuk mencari makanan di minimarket sebelah hotel. Kamarnya yang berada di lantai 7 membuatnya harus turun lewat lift, lagian siapa yang mau turun dari lantai 7 lewat tangga? Ogah banget.

"Harusnya tadi gue nurunin gengsi ya, tau gini mah gue tadi cus ikut ke mall, lumayan bisa beli baju juga buat di pondok" Zahra bergumam mengeluh pada dirinya sendiri ketika ia sudah berada di dalam lift. Ting! Lift pun terbuka, menampilkan pemandangan lobi dan cuaca di luar yang berawan. "Alhamdulillah tidak panas-panas ya ges ya!" ujar Zahra ntah pada siapa. 

Saat ingin beranjak dari lift, seorang laki-laki memasuki pintu lobi, itu menarik perhatian Zahra. Bukan karena penampilannya, tapi karena cara jalan dan gaya rambutnya seperti orang yang Zahra kenal. Namun Zahra tak ingat. Hingga akhirnya ia sadar jika laki-laki itu adalah orang yang selama ini ia hindari. Cerobohnya, Zahra justru mematung ketika melihatnya dan tidak langsung beranjak dari situ yang membuat laki-laki itu mengenali Zahra dan melihatnya.

"S-sam..?" Zahra kembali bergumam tak jelas, terkejut dengan pertemuan tak disengaja itu. Zahra langsung berbalik dan buru-buru memencet tombol lift berkali-kali lalu saat lift terbuka Zahra terburu-buru untuk masuk dan memaksa lift untuk segera menutup pintu.

Laki-laki itu mencoba mengejar Zahra, namun karena ia tak sengaja menabrak salah satu staff ia jadi terhambat. Lagi pula pintu lift pun sudah tertutup, tak ada celah baginya untuk masuk lagi. Cara satu-satunya untuk bertemu Zahra lagi ialah dengan bertanya kepada resepsionis atas nama Zahra. 

Bersambung..

Ayo dong vote nyaa, gak susah kokkk, kalian mau lanjut tdk? 

Kalo mau ayo dong jangan pelit-pelit vote sama komennya, sya harus ngapain lagi sih biar kalian mau bagi vote? 😔😔😔

Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang