Bab 6

611 13 0
                                    

سْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

#SPAM VOTE + KOMEN#

------------------

Tak terasa, sudah 5 hari berlalu tentang peristiwa Perjodohan Zahra, kini, keluarga Zahra sedang disibukkan dengan pernikahan Zahra yang akan dilaksanakan besok lusa.

"Ciee, Adek gua udah mau nikah niih" goda Bang Afnan sambil menyandarkan tangannya dibahu Zahra yang sedang membereskan baju-baju nya.

"Apasih, sok asik, kita nggak kenal ya!" jawab Zahra kesal, sedangkan Mba Hasna hanya terkekeh melihat kelakuan Suami dan Adik iparnya itu.

"Ra!! Nanti ikut Buna sama mba Hasna ke butik ya!!" teriak buna dari bawah, Zahra mendengus kesal, karena tinggal 2 hari lagi Zahra menikah, tetapi keluarganya tidak ingin memberi tahu dirinya,mau tidak mau, Zahra harus menunggu hingga hari pernikahannya tiba.

"Minimal kalo mau nikahin orang, kasih tau identitasnya kek!" gumam Zahra kesal, tapi masih bisa didengar oleh Bang Afnan, Bang Afnan langsung tersenyum dan mengelus kepala Zahra.

"Sabar ya deck, 2 hari lagi kokk" ujar Bang Afnan dengan nada + muka mengejek,m embuat Zahra tambah bad mood.

"Hush! Kalian kayak anak kecil aja! Zahra kebawah bantu Buna aja, biar Mba sama Bang Afnan yang kemasin barang-barang kamu!" perintah Mba Hasna, Zahra langsung berdiri dan berjalan keluar kamar, sebelum melangkahkan kakinya keluar kamar, Zahra berbalik terlebih dahulu menatap si kakak.

Bang Afnan yang merasa diperhatikan lantas mendongak melihat kearah Zahra yang berdiri sambil melihatnya, tanpa basa-basi, Zahra langsung to the point, yak, Zahra langsung menjulurkan lidahnya, untuk mengejek Kakak Tunggalnya itu.

Bang Afnan yang kesal hendak mengejar Zahra yang berlari kebawah, tetapi ditahan oleh istrinya yang tak lain adalah Mba Hasna.

Sedangkan Disisi Zahra, Ia mendapati dua keponakannya sedang bermain didepan Tangga persis, tanpa pikir panjang, Zahra langsung mengangkat gadis kecil kedalam gendongannya itu, lalu menurunkannya di lantai yang tidak dialasi karpet, Zahra lalu kembali dan melakukan hal yang sama kepada keponakannya yang satu lagi, lalu Zahra pun kembali lagi dan menyeret Karpet serta mainan-mainan yang berada diatasnya menyingkir dari depan tangga.

Lalu Zahra kembali menggendong kedua keponakannya untuk duduk diatas karpet yang tadi diseretnya. Setelah melakukan itu, Zahra lantas menghampiri Buna-nya yang sedang fokus menatap layar ponsel, seperti sedang galau Akan sesuatu.

"Kenapa Buna?" tanya Zahra penasaran sambil duduk disebelah Bunanya itu, mengintip apa yang sedang Bunanya lihat.

"Ini, Buna galau sama warna tenda, sama undangan nikahan kamu.. Warnanya bagus-bagus banget.." jawab Buna tanpa menoleh kearah anak bungsunya, netra Zahra langsung tertuju pada satu foto yang ada dilayar ponsel Bunanya itu.

"Buna! Ra mau yang warna ini!" ujar Zahra sambil menunjuk Kearah foto undangan berwarna Hijau Tua.

kira-kira kaya giniBuna tersenyum Melihat pilihan anaknya, "oke,itu bagus, kamu mau gaun kaya gimana?" tanya Buna sambil mengganti kehalaman yang penuh dengan foto-foto gaun, dengan cepat Zahra langsung terpukau dengan salah satu foto diponsel Bun...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kira-kira kaya gini


Buna tersenyum Melihat pilihan anaknya, "oke,itu bagus, kamu mau gaun kaya gimana?" tanya Buna sambil mengganti kehalaman yang penuh dengan foto-foto gaun, dengan cepat Zahra langsung terpukau dengan salah satu foto diponsel Bunanya. "Ra mau yang ini Buna!" seru Zahra semangat sambil menunjuk foto yang membuatnya terpukau.

Gini lah kira-kira,Btw Gambar yg aku Ambil itu dari Google yeeeeKali ini Buna mengerutkan keningnya, "apa nggak terlalu sederhana sama polos Ra?" tanya Buna melihat pilihan anaknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gini lah kira-kira,Btw Gambar yg aku Ambil itu dari Google yeeee

Kali ini Buna mengerutkan keningnya, "apa nggak terlalu sederhana sama polos Ra?" tanya Buna melihat pilihan anaknya itu. Zahra tersenyum sambil menggeleng pelan. "Nggak kok Bun.. Malah Bagus ngga menor, ngga ribet juga" jawab Zahra membuat Buna mengembangkan senyuman.

"Pintarnya Anak Buna" puji Buna sambi mengelus kepala Zahra. Zahra hanya tersenyum senang karena dipuji Buna.

"Oh iya, Bun.. Calonnya Ra siapa sih??? Kasi clue kek" keluh Zahra sambil cemberut.

"Clue? Cluenya, inisialnya Z, anak pemilik pondok, suka hukum kamu, orang yang kamu kenal jelas dari dia pulang dari Kairo" jawab Buna sambil beranjak pergi menuju kamar, Zahra hanya terdiam sambil melihat punggung Bunanya yang lama-lama menghilang dari pandangannya. Zahra kebingungan namun ia tak terlalu mempedulikannya toh lusa ia akan tahu siapa calonnya. Zahra lalu memangku Toples biskuit didepannya sambil bermain ponselnya.

(Tau ngga siapa?)

Bersambung...

Original :
24 April 2023

Revisi :
5 Januari 2024

Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang