"G-Gus... Ze... in?" tanya Zahra kaku melihat siapa yang keluar menggunakan gamis putih. Zahra terpaku melihat Gus Zein yang keluar, Mara tersenyum senang. Zahra terus terpaku, hingga Buna mendekatinya saja Zahra tidak sadar.
Buna tersenyum, lalu menepuk bahu Zahra pelan. "Ngeliatinnya jangan gitu dong, belum halal Ra. Dosa, zina mata" bisik Mara dari belakang, membuat Zahra tersadar. Mukanya seketika seperti tomat matang.
"Astaghfirullah" gumam Zahra pelan sambil mengelus dadanya. "Masya Allah.. Anak Umma" ujar Umma sambil melihat kearah Gus Zein. "Ganteng ya Ma?" tanya Gus Zein pede. "Nggak, malah kaya Buaya kurang minum" jawab Umma asal, membuat Gus Zein menatapnya datar.
Sedang Zahra berusaha menahan tawanya. "Engga-engga ko, tenang aja. Kamu selalu ganteng dimata Umma" ujar Umma sambil tersenyum geli melihat reaksi anak sulungnya itu.
"Sana, minta pendapat calon istri kamu" bisik Umma pelan sambil melirik kearah Zahra. Gus Zein mengangguk lalu berjalan mendekati Zahra, Gus Zein menyisakan sekitar 1, 5 meter untuk menjadi jarak antara dirinya dengan Zahra.
"Gimana... Menurutmu?" tanya Gus Zein sambil menggaruk tenguknya yang tidak gatal (Ya Allah Gus,Tenguk ngga gatel ko digaruk sii). Zahra tentu saja langsung gugup, dia menatap Gus Zein dari atas sampai bawah, lalu terdiam sebentar.
"Bagus. Cuma, Aku mau minta, nanti waktu akad, Gus pakai kacamata kaya biasa kalo lagi diruangan kepsek ya. Oh iya, jangan lupa Gus pake sepatu kets sama jam tangan" ujar Zahra memberi penilaian atas pakaian Gus Zein.
"Sepatu Kets? Jam tangan?" tanya Gus Zein bingung. "Nanti Gus juga tau kalo udah balik ke Bandung" ujar Zahra sambil berdiri.
"Oh ya. Nak Zahra, mulai sekarang jangan panggil kami Bu nyai sama Pak kyai ya. Panggil aja Umma Aba, kamu harus terbiasa manggil kaya gitu, karena nanti status kamu dengan Aba dan Umma berubah. Bukan santri dan guru, melainkan Menantu dan Mertua" ujar Aba mengingatkan.
"B-baik A-aba..?" jawab Zahra Malu, mukanya mulai memerah. "Wah wah, langkanya melihat seorang Fatimah Az-Zahra Henandra malu sampai mukanya merah. Biasanya, manjat tembok pondok pun ngga malu" ujar Gus Zein dengan nada sarkastik, muka Zahra langsung berubah masam. Zahra menghampiri Gus Zein lalu menginjak kaki Gus Zein dengan keras.
"Arghh" rintih Gus Zein sambil memegang kaki yang diinjak oleh Zahra. "Kita belum mahram Zahra" tegur Gus Zein pelan dengan intonasi nada seperti kesal. Zahra langsung berlalu, "Aku nginjeknya pake sepatu Kets kok. Ngga usah khawatir, kulit kita ngga bersentuhan" ujar Zahra tanpa membalikkan badannya. Buna hanya menggelengkan kepalanya, "maafin Zahra ya Zein. Buna juga ngga tau dia niru siapa" ujar Buna, Gus Zein tersenyum kikuk.
"Ngga papa kok Buna, haha" jawab Gus Zein canggung. Zahra langsung berjalan ke tempat fitting baju tanpa meminta maaf pada Gus Zein. Melihat punggung Zahra dan yang lainnya mulai menghilang, Gus Zein langsung menghempaskan dirinya di sofa sambil mendengus kesal.
"Kenapa Zein?" tanya Aba seraya duduk disebelah Gus Zein. Lagi-lagi, Gus Zein mendengus kesal. "Aba, kenapa harus ada perjodohan ini?" tanya Gus Zein ketus, Aba tersenyum mendengar pertanyaan Gus Zein.
"Karena ini amanah dari Kakek Nenek kamu, juga Zahra. Aba juga tau ini yang terbaik untuk kamu, lagian, kamu suka Zahra kan?" tanya Aba membuat muka Gus Zein merona seketika, Aba terkekeh pelan melihat reaksi anak sulungnya itu.
Gus Zein menunduk sembari mengambil nafas panjang guna menghilangkan rasa berdebarnya. Ruangan itu lengang sejenak, hanya ada suara para karyawan yang sedang mem-packing pesanan-pesanan.
"Menurut kamu Zahra gimana?" tanya Aba pada Gus Zein, Gus Zein menolehkan kepalanya menghadap Aba. "Aba tanya sama Zein?" bukan menjawab, Gus Zein justru bertanya balik.
"Bukan, Aba tanya sama Buaya kurang minum" jawab Aba datar, membuat Gus Zein kesal. "Zahra ya.. Menurut Zein, dia..." ujar Gus Zein sengaja dijeda untuk mengambil nafas panjang. "Saha nu nanya ka anjeun? Aba nanya ka Buaya kurang nginum ogé (Emang siapa yang tanya kamu? Aba tanya sama Buaya kurang minum juga)" tanya Aba jail. Gus Zein hanya melirik sinis dan sedikit bergumam "Aba nanya kuring ogé pencét, salah mulu (Aba nya yang nanya aku juga yang kena, salah terus)" tapi setelah bergumam seperti itu, Gus Zein langsung melanjutkan ucapannya.
"Dia bar-bar, bandel, ngga bisa diurus, pelanggar aturan, jail, ngga kapokan, suka bikin masalah, agak ngga sopan, dan masih banyak yang lain" lanjut Gus Zein cepat.
Gus Zein lalu membetulkan posisinya, melihat keruangan khusus untuk fitting baju."Tapi.. Dibalik itu.. Dia sosok yang baik, peduli, sayang teman, tidak suka menyia-nyiakan sesuatu, ngga matre, imut, cantik, pandai bersyukur.." ujar Gus Zein lagi, Aba nyengir lalu menepuk bahu tegap anak sulungnya itu.
Gus Zein kembali menolehkan kepalanya kearah Aba. "Semangat aja sih kata Aba, Zahra bukan orang yang gampang luluh, kamu harus berusaha" ucap Aba menyemangati sekaligus sedikit bercanda. Gus Zein tersenyum tipis, dia sedikit tak mengerti ucapan Aba, tapi dia tau jika Aba menyuruhnya untuk berjuang mendapatkan hati seorang Fatimah Az-Zahra Henandra. Layaknya Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berjuang mendapatkan seorang Sayyidatina Fatimatuz Zahra bin Muhammad.
"Zein!!" panggil Umma sembari berjalan keluar ruangan, menghampiri Gus Zein. "Kenapa Ma?" tanya Gus Zein bangkit dari duduknya, beranjak menghampiri sang Umma dan meninggakkan Aba yang masih duduk di sofa.
"Sini deh" ajak Umma sambil menarik lengan Gus Zein agar masuk kedalam ruangan. Aba langsung mendengus kesal karena istrinya melupakan dirinya. Aba lalu ikut beranjak menuju ruangan fitting.
Terlihat, Zahra sedang memutar-mutar badannya dengan dress pernikahannya. Gus Zein tersenyum tipis. Sangat tipis hingga tidak ada yang menyadari senyumannya. "Bocil" ejek Gus Zein, membuat Zahra melihatnya dengan muka yang sulit diartikan.
"Apa sih, Gus rese, sok asik banget!" ejek Zahra balik sambil menjulurkan lidahnya kesal. Gus Zein melotot melihat perilaku Zahra.
"Hush! Udah-udah, berantem mulu" lerai Umma sambil mengelus-elus punggung Zahra dan Gus Zein.
Zahra segera membalikkan badannya, membelakangi Gus Zein sambil melipat tangan didepan dada. Rese! Batin Zahra kesal. Gus Zein melihat Zahra dengan tatapan datar. Lalu bergegas duduk di kursi.
"Gus, baju Zahra bagus nggak?" tanya Mara sambil membalikkan badan sahabatnya itu menghadap Gus Zein. Gus Zein melihat Zahra dari atas sampai bawah.
"Bagus, cuma saya mau Zahra mengenakan Cadar ketika Acara berlangsung." jawab Gus Zein singkat. "Memang aku mau-nya gitu!" ujar Zahra ketus, Gus Zein menatapnya datar. "Zahra.." tegur Buna, Zahra hanya cengengesan melihat tatapan Bunanya.
"Saya nggak pulang ke pondok" ujar Gus Zein tiba-tiba, mata Zahra membulat sempurna. "HAH??!!" teriak Zahra tak percaya. "Iya... Pernikahan kamu sama Zein kurang 2 Hari lagi.. Umma sama Aba check-in kamar keluarga buat 1 minggu, jadi nanti Umma Aba sama Zein balik ke hotel bukan ke pondok" jelas Umma.
"1 Minggu..?" tanya Zahra bingung. Umma tersenyum manis. "Iya sayang.. Umma nginep dari hari ini sampai 1 minggu kedepan" jawab Umma. Zahra masih terlihat bingung. "Rencananya, 2 hari ini, biar nggak gugup, Umma putusin buat check-in kamar hotel.." lanjut Umma.
"Terus.. 5 hari nya?" tanya Zahra. "Nah, kalo itu masih rahasia" ujar Aba. Zahra lalu melihat kearah calon suaminya. Menyadari tatapan Zahra, Gus Zein hanya menaikkan bahu, menandakan bahwa Gus Zein juga tidak tahu apa ide yang orangtua nya rencanakan.
Drrrrt..
Ponsel Zahra bergetar dimeja sebelah Gus Zein. Semua langsung menoleh ke arah ponsel tersebut. Zahra langsung mengambil ponselnya tersebut, dan mengecek apa yang membuat ponselnya berbunyi.
PENAMPUNG DOSA ZAHRA
Nisann:
Woiii!!!!! JAHRAAA!! PACAR LU!!Marrrrraaaaa:
Kenawhy?
You:Replay Nisann Chat:Woiii!!!!! JAHRAAA!! PACAAR LU!!:
Apa sih Nis, aku udah bukan pacarnya, dia sama yang baru? Yaudah atuh, biarin aja
Nisann:
Ya-ya tapi..
Marrrrraaaaa:
Iyaa, gapapa, Jahra juga udah dapet yang baru, malah Lusa halal
Nisann:
HAH?! JAHRA?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
You:
Maraaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!! Berisik ih, diem!!!!!!!
Marrrrraaaaa:
Marrrrraaaaa:
Sahabat kite maw nikah 2 hari lagii
You:
Mara!!!!!!!!!!!!!!!!Mara Ege!
Marrrrraaaaa:
😝
Nisann:
Wah! Sama siapatuhh?? 👀👀
Marrrrraaaaa:
Inisialnya Zein Hamid Ardiansyah bin Maulana Ardiansyah
Nisann:
IHHH, GUS ZEINNN????!! WAHHH SAHABAT GUE UDAHH GEDE!!!!!!!!! RAAAAAAA, PJ RA PJ!!!!
You:
Minta Gila arab gih nanti, lusa, tpi kalo berani
Nisann:
Okehhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!
Nisann:
BETEWE, INI KITA KAPAN KE MALL NYA YAH??
Marrrrraaaaa:
Oh iya! ywdh, Gue ma Zahra otw, kalian jg ,ktmu di parkiran ya sayyyyyyyyyyyyy
Nisann:
Ngoke
Zahra segera menaruh kembali ponselnya dan bergegas masuk keruang ganti. Tak butuh waktu lama, hanya butuh waktu 7 menit, Zahra segera kembali keruang Fitting. Menggandeng tangan Mara.
"Buna, Umma, Aba, Zahra sama Mara pamit duluan ya, ada janji sama yang lain!" pamit Zahra buru-buru. Zahra langsung menarik Mara Keluar, tetapi sebelum keluar, Zahra segera berbalik badan melihat kearah Buna.
"Buna, Ra pinjam mobilnya boleh? Nanti Buna dijemput Bang Afnan" izin Zahra sambil cengengesan. Buna menghela nafas pelan, lalu memberikan kunci mobil kepada Zahra. Tapi sebelum Zahra menerimanya, Gus Zein tiba-tiba berkata. "Mau kemana? Biar saya saja yang antar, kasihan Buna."
Zahra menoleh lalu menyeringai jail. "Bener nieee??" tanya Zahra penuh makna. "Iya"
"Yaudah! Tapi kalo aku minta kartu boleh?" tanya Zahra penuh harap. Gus Zein menatap Zahra datar.
"Anggap aja seperdua dari mahar, sampe nanti nikah kalo masih isi aku ga bakal minta kokkk" rayu Zahra. Gus Zein mengheela nafas, mengeluarkan dompet, memberikan kartu berwarna biru. Zahra mau mengambilnya, tapi Gus Zein kembali mengambilnya. "Gunakan untuk yang baik-baik, jangan ngawur dan foya-foya!" kata Gus Zein. Zahra mengangguk antusias, Gus Zein pun akhirnya memberikannya pada Zahra.
Zahra bersorak tanpa suara, menatap kartu kredit di tangannya. Zahra menoleh ke arah Gus Zein. "Ayooo!!" ujar Zahra lalu langsung beranjak keluar. "Assalamualaikumm, Zahra pergi dulu yaaa!!" Zahra tentunya salam sebelum meninggalkan ruangan. Gus Zein dan Buna hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Zahra.
Bersambung..
HAI HAI!!!!!GIMANA KABARNYAA KALIAN???SEHAT?GIMANA????UDAH PADA PANEN THR BELOM?????ALHAMDULILLAH...
AKU CUMA MAW NGABARIN,KALO BAB 9 NANTI LANGSUNG LONCAT KE PERNIKAHAN ZAHRA & ZEINNN!!!!!!!!
DARI KEMAREN MAU UP,TP RASANYA MALAS UNTUK MENGETIK KEYBOARD SELAMA BER-JAM-JAM..PADAHAL UDAAH NULIS DARI 3-4 HARI YG LALU,SEBENERNYA JUGA GARA-GARA EFEK SODARA PADA NGUMPUL SIH..
OH YA,KALIAN LEBARANNYA JUM'AT OR SABTU NIH???OKE,SEKARANG,AKU CUMA MAU KASIH UCAPAN BUAT KALIAN SEMUA!!
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN MINASAN!!!BACA MDUM SEKARANG JUGA,KALO NGGAK,NGGAK BAKAL DIMAAFINNNNNNNNNNNNNNNNNN.NGGA-NGGA KOK,BERCANDA,SEMOGA,LEBARAN TAHUN INI TETEP BAHAGIA YAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA,BABAYYYYYYYYYY
ASSALAMUALAIKUM,Salam brutallllllllllllllllllllllllllllllll
Original :
11 Juni 2023
Revisi :
6 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]
Любовные романы⚠FOLLOW DULU EUY BARU BACA⚠ MINIMAL KALO BACAA VOTE LAH YA! 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 ___________________________________ Follow ig: @zeiinnahh_ @ftmh.zahraaaa_ @zeinhamid_a ****************** Fatimah Az-Zahra Henandra adalah namanya, g...