بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
-------------------
"Siapa sih? Inisial Z, orang yang aku kenal dari dia pulang dari Kairo.. Anak pemilik pondok??" gerutu Zahra tak jelas sambil memainkan ponselnya. Tak bisa dipungkiri, ia memang penasaran. (Hadeh Zahra..)
Ponsel Zahra bergetar, bukan karena ada panggilan, tapi ada chat dari kawan-kawannya.
PENAMPUNG DOSA ZAHRA
Nisann:
Halohaa!!!!!!!!!
Marrrrraaaaa:
Apa ya deck?
You:
Tumben ngga pake caps lock
Nisann:Replay your chat:Tumben ngga pake caps lock
OH IYA!!!!!LUPAAAAAAAAAAAAAAAAA
Vinn:
Napa lu ingetin
You:Replay Nisann chat:OH IYA!!!!!LUPAAAAAAAAAAAAAAAAA
.
Vinn:
Dih
Nisann:
Oh iya, ntar siang mau jalan ngga?
You:
Ke?Nisann:Replay your chat:Ke?:
YA KEMANA KEKK!!
Marrrrraaaaa:
Ke Mall yuk
Vinn:
1in
FeRRRi:
2in
Nisann:
OMG!FERI!!AKHIRNYA LU ON JUGAAAAAAA
Rerererr:
3in?
You:Replay Marrrrraaaaa chat:Ke Mall yuk:
Ikuttt
Nisann:
YWDH, KE MALL YA!!! NANTI SIANG HABIS DHUHUR MAW NGGA?????????
You:
Bentar, tanya Buna dulu ada acara ngga, soalnya tadi Buna ngajak ke Butik
Marrrrraaaaa:
Tumben ke Butik, ikut boleh?
You:
Ayoo, kamu kerumah aja, kalo aku ngga ada kamu kedapur
Marrrrraaaaa:
Okeh
Setelah selesai bertukar pesan, Zahra pun pergi kekamar Bunanya.
Cklek
Zahra langsung membuka kamar Bunanya, dia tau kalau Buna-nya sedang rebahan sambil memainkan ponselnya. Dan benar saja, Buna sedang sibuk meluhat ponsel, hingga tak sadar jika anaknya Masuk.
"Buna" panggil Zahra pelan
"Astaghfirullah!"
"Kenapa sih Bun?"
"Oh, kamu toh, kenapa?"
"Nanti ke Butik jam berapa Bun?"
"Bentar lagi, sekarang jam berapa?"
"7.45"
"Yaudah, sana siap-siap, panggil Mba Hasna"
"Mara ikut boleh kan Bun?"
"Iya, boleh kok, tapi nanti dia tau kamu nikah"
Zahra menggeleng pelan,"ngga papa kok Bun, soalnya Ra juga ga punya rencana nyembunyiin pernikahan dari sahabat-sahabat Ra"
"Yaudah, sana cepet. Oh iya! Kamu tadi penasaran sama siapa kamu nikah kan? Nanti dia kebutik juga bareng ortunya. Nanti kamu tau, tapi kalo kamu tau, jangan gegabah mutusin perjodohan ya? Perjodohan ini, kalau kamu sudah terima, maka, jika salah satu dari kalian berubah pikiran.. Sudah tak bisa" jelas Buna panjang Lebar.
Zahra tersenyum lalu mengecup pipi Buna. Dengan cepat, Zahra berlari keluar kamar lalu menutup pintunya.
Buna menggelengkan kepalanya pelan.
Didepan Rumah
"Assalamualaikum!" salam seseorang dari luar rumah, bell rumah Zahra terus-menerus berbunyi.
"Iya!!!!! Waalaikumusalam ukhti ku tersayang" jawab Zahra sambil membuka pintu. Zahra langsung terkekeh melihat wajah sahabatnya yang sudah ditekuk.
"Ya Allah Mar.. Itu muka belum disektrika ya? Kusut bener"
"Brisiiiiiiiiik"
"Hahahahahaha, sensi bener ukhti.. Lagi PMS ya?" goda Zahra membuat muka Mara makin ditekuk.
"ZAHRAAAAAAAAA!" rengek Mara kesal, mendengar teriakan Mara, Bima dan Asya pun langsung mengahampiri Zahra dan Mara.
"ONTY MALAAAAAAA!!!!!!!" teriak Asya melihat sosok yang sangat disukainya karena selalu membelikannya Es krim ketika Zahra sedang tidak mau membelikan Es krim.
Sedang Bima diam menatap Mara sambil Menyeret boneka beruangnya, tepatnya boneka beruang Asya.
Mara langsung menggendong Asya, seketika kesalnya pada Zahra menghilang. "Hai Nona kecil! Gimana kabarmu?" sapa Mara pada Asya.
Asya menggeleng pelan, membuat Mara dan Zahra kebingungan, "Asa nda baik-baik aja, onty mala dipesantlen, Asa jadi ngga ada yang beliin es klim" keluh Asya dengan tampang sedihnya, membuat Zahra dan Mara tertawa geli mendengar keluhan ponakan Zahra itu.
"Iiih, Asa boong! Asa kan kemalen beli es klim baleng Bima!" ujar Bima, Asya hanya cengengesan.
"Nanti kalo boong masuk nelaka loh!" ancam Bima membuat Asya bergidik ngeri lalu memeluk Mara erat.
"Onty, Onty, Asa tadi boong, maafin Asa ya Onty, Onty jangan malah, Ya Allah, Asa minta maaf ya, udah boong sama Onty Mala, Allah jangan malah ya??" ucap Asya menyesal, lagi-lagi, gelak tawa Zahra dan Mara meledak. Mereka lagi-lagi tertawa karena Asya.
Zahra pun mengangkat Bima kedalam gendongannya, lalu mengajak Mara masuk. Bertepatan ketika Zahra dan Mara masuk ,Bang Afnan turun untuk menyuruh Zahra bersiap.
"Keatas sana. Siap-siap, mau kebutik Kan?" perintah Bang Afnan sambil berjalan kearah Zahra lalu mengambil Bima dari gendongannya, Melihat kakaknya digendong, Asya langsung meminta diturunkan lalu meminta Ayahnya menggendong dirinya juga.
Zahra dan Mara langsung beranjak pergi setelah berpamitan dengan Bang Afnan. Sesampainya diatas, mereka mendapati Mba Hasna yang sedang bercermin di kamar Zahra sambil memakai setelan Tunik-Rok berwarna Hitam dengan pasmina senada, sungguh tak terlihat seperti Ibu 2 anak. Mara saja sampai dibuat pangling oleh penampilan istri dari kakak Sahabatnya itu.
"Oh? Mara? Assalamualaikum, lama nggak ketemu ya.." sapa Mba Hasna sambil membalikkan badannya menghadap Zahra dan Mara.
Mara tersenyum, "Waalaikumussalam Mba, Mba makin cantik deh! Masya Allah.." puji Mara, membuat senyuman Mba Hasna makin mengembang.
"Udah, Zahra, sana siap-siap dulu, baju sama kerudung kamu udah Mba siapin" perintah Mba Hasna pada Zahra, Zahra langsung mengangguk dan masuk kedalam Kamar Mandi. Ia tidak sabar bertemu calonnya, karena, jika dia bertemu dengan calonnya, pertanyaannya selama ini terjawab sudah.
Skipppppp
Ngga ada ide :)
Kini, Zahra, Mara, Buna dan Mba Zahra sudah sampai di Butik milik Buna. Zahra terkejut melihat keberadaan pemilik pondok Darussalam bersama dengan istrinya di Butik Buna yang sengaja ditutup oleh Buna, khusus untuk Zahra agar bisa leluasa memilih kain dan warna yang diinginkan Zahra.
"Bu Nyai? Pak Kyai??" muka Zahra sudah menampakkan muka terejut sekaligus bertanya-tanya. Umma dan Aba hanya tersenyum melihat reaksi Zahra. Oh, ayolah, tidak mungkin bukan kalau Si Gila Arab itu yang dijodohkan denganku? Pasti tidak mungkin, ada Gus Zidan kan? Pasti bukan Gila Arab Kan? Batin Zahra cemas.
"Jangan-jangan laki-laki yang dijodohkan denganmu itu Gus Zein Ra.." bisik Mara, Mara sudah diceritakan masalah perjodohan Zahra beserta clue-nya dimobil tadi.
Zahra menggeleng,"enggak, nggak mungkin ah!" elak Zahra. Membuat Mara tersenyum Jahil. "Nih ya, bukannya Tante Ais bilang, kalo inisial nya Itu Z, Gus Zein juga inisialnya Z, terus kata Tante juga anak pemilik pondok, Gus Zein juga anak pemilik pondok, terus terakhir, dia orang yang kamu kenal sejak dia pulang dari Kairo, Mesir plus kamu lumayan akrab sama dia. Sedangkan, kamu sama Gus Zein udah akrab sejak Gus Zein baru 2 hari sampe di Indo" ujar Mara membuat Zahra terdiam, Mara tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi, Gus Zidan juga inisial Z tuh" ujar Zahra menyeringai, membuat senyum Mara Pudar. Bergaanti sebal. "Ya benar sih, tapi itu ngga bisa dicocokin sama ciri- ciri yang disebutin Tante Ais Zahraaaa. Memang, Gus Zidan itu anak pemilik pondok, Inisalnya juga Z, tapi, kamu aja akrab sama dia aja engga. Dia juga belum pulang dari Kairo sejak 3 tahun lalu kan?? Itu ngga memenuhi ciri-ciri orang yang dijodohin kamu" Zahra pun terdiam lalu membelakangi Mara dan menyusul Buna dan Kakak iparnya.
"Kita liat aja, nanti siapa yang keluar dari kamar ganti. Kalo yang keluar bukan Gila Arab, berarti kamu harus turutin kemauanku selama 1 Bulan mulai hari ini" ujar Zahra sebelum beranjak pergi.
"Ini bukan Taruhan, tapi.. Ini perlombaan siapa yang benar menebak" lanjut Zahra lalu beranjak pergi dari hadapan Mara. Mara menghela Nafas. "Oke, Aku terima, kalo kamu kalah. Dan yang keluar itu Gus Zein, kamu harus kasi aku ponakan imut dalam rentang waktu 1 tahun dari pernikahan kamu" jawab Mara, Zahra hanya berlalu pergi dan menyapa Umma dan Aba.
Mara hanya menggelengkan kepalanya pelan, lalu berangsur masuk kedalam ruangan tempat kain-kain untuk baju diletakkan. Mara memang suka masuk kedalam ruangan itu, karena Ditempat itu dia bisa mencoba membuat baju layaknya Designer,Apalagi,Para karyawan-karyawan Butik milik Buna sudah bersahabat dengan Zahra dan Mara sejak Zahra masih bebas. Belum masuk ke Pondok Darussalam alias Jeruji Suci bagi orang-orang liar seperti Berandal liar, dan orang-orang yang tidak mementingkan larangan agama (orng-orng yg sk mabok,Dugem,Ngeramal dll.)
"Assalamualaikum" salam Mara pelan, para karyawan yang sedang sibuk langsung menoleh kearah Mara. Lalu senyuman pun mucul menghiasi wajah lelah mereka.
Mara duduk disofa panjang berwarna Navy. Ia duduk sambil mengajak bicara salah satu karyawan disana yang sedang mem-packing Baju-baju pesanan. Tak berselang lama setelah Mara masuk, Zahra, Buna, Mba Hasna, Umma dan Aba menyusul masuk keruangan luas itu.
Zahra duduk disamping Mara, menjauh dari Buna dan yang lainnya yang sedang mengajak roomtour Umma dan Aba. Mara menoleh ke arah Sahabatnya itu. "Kenapa?" tanya Mara sambil membenarkan posisi duduknya.
Zahra menggeleng pelan. "Ngga papa" jawab Zahra pelan. Pandangan Zahra langsung tertuju pada 2 kamar ganti yang terkunci, di salah satu kamar itu, calon suaminya sedang mencoba baju pernikahan.
Cklek..
Glek.. Zahra menelan saliva dengan susah payah. Betapa terkejutnya Zahra melihat siapa yang keluar dari dalam kamar ganti itu. "Mang ujang.......?" tanya Zahra Heran, Mang Ujang adalah Satpam khusus di rumah Zahra, ia adalah suami dari Bi Inah, Art Zahra.
"Hehe, maaf Mba, tadi aku suruh Bapak pake design baru yang aku buat khusus" jelas Rea, anak bungsu Mang Ujang, salah satu karyawan Butik milik Buna. Zahra mengangguk kaku. Berarti, laki-laki itu ada di kamar satunya.. Batin Zahra gugup. Tak berselang lama, pintu kamar itu pun terbuka. Mata Zahra membulat sempurna, dia sangat terkejut, ah bukan. Dia sangat sangat terkejut melihat siapa yang keluar.
(Kaget gak tuhh?? Kira-kira siapa hayooo🤭)
Bersambung..
Original :
24 April 2023Revisi:
5 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Gus Muda [ON GOING + REVISI]
Romance⚠FOLLOW DULU EUY BARU BACA⚠ MINIMAL KALO BACAA VOTE LAH YA! 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹 ___________________________________ Follow ig: @zeiinnahh_ @ftmh.zahraaaa_ @zeinhamid_a ****************** Fatimah Az-Zahra Henandra adalah namanya, g...