Di ruangan yang cukup luas, terdapat banyak sekali jenis bunga dengan aroma yang begitu harum. Dari mulai mawar, lily, baby breath, tulip dan lainnya. Semua nampak indah dan begitu segar. Berbagai warna bunga yang indah nampak menyatu dengan dinding ruangan yang berwarna putih. Ada meja yang cukup besar di tengah ruangan, beberapa pajangan yang terbuat dari bunga yang dikeringkan menjadi penghias dinding putih itu.
Jam dinding menunjukkan pukul tiga sore hari. Ketiga namja manis tengah duduk melingkar di sebuah meja bundar yang terletak di sudut ruangan, sebagai tempat pengunjung yang menunggu Jimin dalam merangkai bunga.
Tiga minuman kaleng soda juga dua kotak ayam goreng yang isinya tinggal setengah. Disebelahnya, ada kentang goreng dengan saus sambal menjadi camilan nikmat ketiganya. Namja manis bernama Jungkook sibuk mengunyah kentang goreng dan sebelah tangannya menumpu dagu menatap Jimin yang tengah salah tingkah.
Baekhyun yang sejak tadi menatap Jimin dengan tajam, seolah tatapan itu dapat merobek kulit mulus Jimin. Merasa jengah dengan keadaan yang hening ini, Baekhyun menghela nafas kasar, menegakkan duduknya yang semua bersandar pada bangku.
Sejak satu jam yang lalu, mereka memutuskan untuk mengisi perut yang kosong terlebih dahulu baru menuntut Jimin untuk dengan sukarela menceritakan hubungan tertutup nya bersama Yoongi. Urusan perut lebih penting dibandingkan hal lain, bukan? Jika perut kenyang, maka semua aman terkendali.
"Jadi, bagaimana bisa kau kenal Yoongi seonbae?" Tanya Baekhyun yang langsung pada awal perkenalan Jimin.
Berdehem sebentar menetralkan detak jantungnya, tatapan Baekhyun padanya sungguh membuatnya merinding. Baekhyun tidak main-main jika menyangkut dirinya.
Menatap manik Baekhyun agar namja itu melembutkan pandangannya.
"Saat aku membaca novel di taman belakang, Yoongi hyeong mengajakku berkenalan."
Dan Jimin mulai menceritakan bagaimana dirinya yang bertemu Yoongi tiga minggu yang lalu. Menceritakan bagaimana Yoongi yang pertama kali mengajaknya berkenalan di belakang gedung sekolah, kemudian pulang bersama, juga saat dirinya yang terciduk menatap Yoongi dengan tatapan memuja nya.
"Lalu bagaimana Yoongi seonbae mengajakmu berkencan?" Itu Jungkook yang bertanya sembari memasukan kentang goreng yang sudah dicocol saus.
Jimin ragu sebenarnya menceritakan hal ini, tapi mau bagaimana lagi. Ia tidak ingin membuat kedua sahabatnya kecewa lebih banyak padanya.
"Dia mengajakku bertemu di taman belakang, lalu tiba-tiba saja memintaku menjadi kekasihnya." Jelas Jimin yang membuat kerutan di dahi Jungkook.
"Semudah itu? Detail-nya bagaimana?" Tanyanya sambil membulatkan manik bambinya, penasaran sekali bagaimana namja pucat itu meminta Jimin menjadi kekasihnya. Ayolah, siapa yang tidak kenal Yoongi. Apa yang Yoongi lihat dari Jimin, Jungkook begitu penasaran. Jungkook juga tahu bagaimana Jimin yang tidak mudah jatuh cinta, mengapa bisa jatuh semudah itu pada Yoongi.
"Itu rahasia, Jungkook. Aku tidak bisa menceritakan sedetail itu," ucap Jimin sedikit lesu. Entahlah, ia hanya bingung bagaimana menceritakannya.
Baekhyun yang mendengar itu memicing curiga. Tubuhnya dibawa mendekat pada Jimin, tatapannya semakin tajam menelisik manik Jimin. Mencari sesuatu yang mungkin disembunyikan oleh sahabatnya itu.
Jimin yang paham gelagat sahabatnyanya menggeleng ribut. Tidak, ia tidak menyembunyikan apapun. Tangannya menghadap Baekhyun, memberi gestur bahwa dirinya tidak menyembunyikan apapun.
Jungkook memutar bola matanya jengah, "jika tidak ada yang kau sembunyikan maka jujurlah pada kami, Jimin!" Ujar Jungkook sedikit kesal. Bagaimana tidak kesal jika terus-terusan Jimin seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Kau menganggap kami sahabatmu 'kan?" Baekhyun bertanya dengan penekanan.
Jimin mengangguk, jika sudah begini maka mau tidak mau dirinya harus jujur 'kan. Menceritakan semua yang Yoongi katakan padanya saat memintanya menjadi kekasih.
Lima menit Jimin menceritakan tentang bagaimana Yoongi yang romantis itu. Membuat binar bahagia di manik kedua sahabatnya. Mereka yang juga tidak pernah merasakan hal manis dalam hidup pun merasa iri dengan hal yang dialami Jimin. Berharap suatu hari mereka menemukan pasangan yang menerima mereka apa adanya.
Jungkook begitu percaya dengan namja pucat yang sudah sah menjadi kekasih Jimin. Berbeda dengan Baekhyun yang masih curiga. Bagaimana bisa seseorang jatuh cinta dalam waktu sesingkat itu? Kalaupun menyatakan perasaannya setidaknya butuh waktu satu bulan. Ini bahkan hanya dengan waktu dua minggu. Apa mungkin bisa dipercaya?
Jimin yang masih tersenyum karena reaksi Jungkook pun tersentak kala Baekhyun yang tiba-tiba menyentuh tangannya.
"Tapi, Jim, apa kau tidak curiga padanya?" Tanyanya yang membuat Jimin memiringkan kepalanya lucu. Curiga bagaimana, pikirnya. Selama ini Yoongi baik padanya. Memperlakukan Jimin layaknya ratu. Memberikan Jimin sekotak susu saat jam pertama belum dimulai, membuka tutup botol saat Jimin sedikit kesulitan, bahkan Yoongi membawakan buku Jimin yang tebal karena tak rela jika Jimin merasa lelah.
"Di baru mengenalmu selama dua minggu, lalu mengajakmu menjadi kekasih padahal kalian belum berkencan. Apa itu masuk akal? Setidaknya, jika memang ingin mendekatimu butuh waktu satu bulan lebih untuk mengenalmu." Ucap Baekhyun. "Aku takut dia hanya mengincar sesuatu darimu, Jimin," lanjutnya.
Ucapan Baekhyun membuatnya kembali berpikir, apa benar yang dikatakan Baekhyun. Jika benar Yoongi mengincar sesuatu darinya, apa itu? Tidak ada hal yang menarik darinya untuk diincar. Atau dirinya dijadikan barang taruhan oleh Yoongi dan teman-temannya.
Jimin semakin risau kala memikirkan hal itu. Wajahnya tertunduk lesu mendengar ucapan sahabatnya itu. Jungkook yang melihat Jimin sedih pun menepuk bahu Jimin pelan, kemudian mendelik kepada Baekhyun. Kesal sekali dengan namja yang suaranya cempreng itu. Merusak kebahagiaan Jimin saja.
"Tidak usah dipikirkan ucapan si jelek ini, Jim. Kau tahu sendiri bagaimana watak sahabat kita yang satu itu." Jungkook berkata sambil melihat Baekhyun dengan tatapan mengejeknya.
Belum sempat Baekhyun membantah, Jungkook lebih dulu berujar, "diam kau, jelek! Tidak usah berkomentar. Jimin-ku jadi sedih karenamu!" Telak membuat Baekhyun terdiam, sedikit menyesal dengan ucapannya yang membuat Jimin sedih. Merutuki pikirannya yang selalu berpikir curiga pada orang lain.
Jimin mengangkat wajahnya, menampilkan senyum terbaiknya pada kedua sahabatnya. Ia yakin, semua akan baik-baik saja. Ia juga percaya pada Yoongi, jika namja pucat itu tidak mungkin berbuat seperti itu padanya. Ia sudah banyak menaruh kepercayaan pada namja itu, sudah banyak memberi harapan pada namja pucat yang sialnya selalu ada dalam pikirannya.
Saat sibuk meyakinkan diri dengan hal positif, notifikasi pada ponselnya mengambil alih atensi ketiganya. Menatap pada benda pipih itu saat layarnya menyala. Tertera nama 'Yoongiku' membuat Baekhyun dan Jungkook tertawa menggoda Jimin hingga wajah namja manis itu total memerah.
"Aku lihat sebentar, ya?" Izinnya pada kedua sahabatnya. Sopan sekali, bukan?
Jimin tersenyum senang menerima pesan yang masuk dari kekasihnya, isinya meminta Jimin untuk kencan saat malam nanti karena besok adalah hari Minggu. Ah, malam Minggu ternyata. Muda mudi yang memiliki kekasih pasti akan berkencan bukan? Begitupun dengan Jimin.
Setelah Jimin memberitahukan pesan itu pada sahabatnya, keduanya sontak berteriak heboh, melompat-lompat di tempat dengan tangan yang saling menggenggam. Senang sekali Jimin nya diajak berkencan dengan sang kekasih. Langsung saja Baekhyun dan Jungkook menarik lengan Jimin untuk pulang ke rumah, menyiapkan Jimin dengan sebaik mungkin, katanya. Ini kencan pertamanya, omong-omong.
***
Tbc
Selamat menikmati yeorobun
See you><
_sugarmochi_
KAMU SEDANG MEMBACA
Because, I Love You [End]
RomanceCinta yang seharusnya berbahagia, justru menyedihkan bagi Jimin. Namun, ia adalah namja manis yang kuat. Ia tidak boleh lemah hanya karena orang yang begitu ia cintai menyakitinya. Yuk, langsung aja dibaca kalo penasaran ???? semoga sukaa~~ #M-preg...