Bab 28 (Meninggalkan, Sendiri)

680 59 8
                                    

Hatinya sedang bergejolak, rasanya begitu tak nyaman. Lebih memilih meninggalkan Yoongi agar namja pucat itu dapat menyadari kesalahannya. Ia tidak ingin memukul Yoongi, ia sedang tidak ingin bermain dengan tangannya. Tujuannya saat ini adalah kantin. Ia butuh air dingin untuk mendinginkan hati juga pikirannya. Rahangnya semakin tegas, langkah kakinya terburu, maniknya yang menatap lurus ke depan.

Sampai di pintu kantin, ia mendapati sesosok namja cantik yang sedang melahap mie ke dalam mulutnya. Wajah yang sejak tadi datar, kini menampilkan senyuman kecil di bilah bibirnya. Hatinya seketika menghangat, tanpa ragu melangkahkan kaki jenjangnya menuju sosok tersebut.

Langsung saja mendudukan bokongnya tepat di samping namja cantik itu dan merebut lemon tea yang tengah diseruput empunya. Membuat sepasang mata bulat hitam itu membulat lebar, menatap kesal ke arah samping kanannya. Mendapati sosok Taehyung yang tengah meminum lemon tea miliknya dengan begitu rakus. Segitu hausnya kah? Pikirnya.

Tangan berisinya dengan cepat mengambil gelas lemon tea tersebut, membuat Taehyung tersedak akibat ulahnya.

"Uhuk ... Uhuk ... Ju-jungkookie uhuk ..." Tenggorokannya begitu perih saat tersedak minuman asam itu, wajahnya memerah.

Masih dengan wajah kesal, Jungkook mendelik tajam padanya.

"Bisa tidak kau bersikap sopan?! Huh?!" Jungkook yang sekarang tidak pernah melemah-lembutkan Taehyung. Sikap manis saat dulu pendekatan pun hilang begitu saja. Menurutnya, tidak perlu menjadi orang lain agar disukai banyak orang, cukup menjadi dirinya sendiri. Jika saat itu Taehyung menolak dirinya karena sikap kasarnya pun ia tidak peduli. Ia lebih baik menjadi diri sendiri.

Taehyung menelan ludahnya dengan terpaksa, Jungkook yang mode kesal begini lebih baik ia diam. Tidak ingin menerima amukan lebih kejam, walaupun dirinya sudah mulai terbiasa dengan sikap Jungkook.

"Maaf," cicitnya. Kedua tangannya saling terpaut, kepalanya menunduk. Seperti anak anjing yang tengah dimarahi.

Jungkook menghela nafasnya, tidak tega juga melihat Taehyung seperti itu. Tapi namja tampan itu memang kelewat bebal, jadi sangat sulit untuk sekedar diberi pemahaman.

Baekhyun menyikut lengan Jungkook, membuat namja cantik itu menoleh padanya, kedua alisnya terangkat seolah bertanya ada apa.

"Apa kau tidak keterlaluan, membentak Taehyung seperti itu?" Benar, ia sedikit merasa bersalah sekarang. Seharusnya ia bicara baik-baik saja, tidak perlu membentak seperti itu.

Menegakkan kemudian membalik tubuhnya untuk menghadap Taehyung. Tersenyum manis ia tampilkan pada wajah cantiknya. Tangannya terangkat mengusap surai hitam Taehyung. Tidak ada pergerakan dari namja tampan itu, masih bergeming pada posisinya.

"Maafkan aku," suara yang melembut membuat Taehyung sedikit mendongak. Ia juga sedikit menyesali perbuatannya pada Jungkook. Seharusnya ia tak merebut paksa minuman milik Jungkook.

"Aku tidak bermaksud membentakmu." Jungkook itu bisa lembut pada seseorang jika benar-benar merasa bersalah. Saat ini ia memang merasa bersalah, tidak seharusnya ia sekasar itu pada Taehyung.

Namja tampan itu tersenyum, menampilkan senyum kotaknya, kepalanya menggeleng. "Tidak, kau tidak salah. Justru aku yang salah karena merebut minuman milikmu saat kau tengah meminumnya. Maafkan aku, Jungkookie." Nadanya terdengar begitu lembut dan manja. Taehyung mode manja adalah hal yang ia lakukan pada seseorang yang ia anggap spesial.

Jungkook ikut menggeleng, "tidak, aku yang salah, Taehyung." Baiklah, kita biarkan saja mereka berdua dengan perasaan bersalahnya.

Hoseok dan Baekhyun yang sejak tadi menyimak percakapan keduanya memutar maniknya jengah. Rasanya begitu muak saat dua sejoli ini saling menjadi budak cinta. Tunggu dan lihat saja saat mereka memiliki pasangan juga.

Because, I Love You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang